setelah suatu insiden tragis yang menewaskan keluarganya, seorang pemuda bernama arka tiba - tiba di hadiahi sebuah "Sistem" oleh makhluk misterius. sistem ini memberikan arka misi-misi untuk mengeliminasi makhluk supranatural dari berbagai dimensi.
setiap kali ia berhasil menyelesaikan misi, ia mendapatkan poin untuk membeli kemampuan baru atau memperkuat dirinya. Namun, setiap misi beresiko, dan jika ia gagal, ia harus membayar "hukuman", yaitu kehilangan bagian tubuh atau ingatan tertentu. Akankah arka bertahan hidup dan membalas dendam, atau malah terjerat kekuatan sistem yang lebih besar dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby samuel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebangkitan pengembara
Arka merasakan dorongan kuat dari pesan misterius itu, sebuah isyarat yang seolah memberinya harapan sekaligus tantangan baru. Kata-kata terakhir pada kertas tersebut bergaung di pikirannya—*“carilah kunci di dalam kegelapan.”* Pesan ini membuat hatinya berdebar, memunculkan serangkaian pertanyaan yang memaksanya untuk tetap waspada.
Arka berdiri dengan perlahan, meski rasa sakit masih menjalari otot-ototnya. Ia menatap sekeliling ruangan, mencoba memahami apa yang mungkin tersirat dalam kalimat tersebut. Jika ia sudah melalui ujian pertama, maka pastilah masih ada tantangan-tantangan lainnya yang menantinya. Ia menyadari bahwa perjalanan ini baru saja dimulai, dan kehadiran Pencipta hanyalah permulaan dari sesuatu yang jauh lebih besar.
“Kunci di dalam kegelapan…” gumamnya pelan, mencoba mengolah arti dari kata-kata itu.
Ruangan kecil dan gelap yang kini ditempatinya tampak seperti penjara. Cahaya samar yang masuk dari retakan kecil di dinding tidak cukup menerangi sekelilingnya, namun ini memberi Arka kesempatan untuk sedikit menyusun strategi. Jika memang ada kunci yang harus ia cari, maka ia harus memahami medan di sekitarnya dan mencari petunjuk di luar ruangan ini.
Arka mendekati pintu kayu tebal yang tampaknya terkunci rapat. Di permukaan pintu tersebut terdapat tanda-tanda aneh yang tampak seperti ukiran kuno. Tangannya meraba simbol-simbol itu, dan tiba-tiba terasa sebuah getaran halus yang menjalar di sepanjang jarinya.
> **[Sistem Pembalasan: Analisis dimulai… Analisis selesai. Temukan mekanisme tersembunyi di balik simbol untuk membuka jalan.]**
Perintah dari Sistem Pembalasan muncul, memberi petunjuk yang lebih spesifik mengenai ukiran tersebut. Tanpa pikir panjang, Arka mencoba menekan salah satu simbol yang tampak menonjol di bagian tengah. Ia mendengar suara kecil seperti mekanisme yang bergerak di dalam pintu tersebut. Dengan hati-hati, ia menekan beberapa simbol lainnya mengikuti pola yang ia rasakan secara naluriah, berharap pintu itu akan terbuka.
Namun, begitu ia menyelesaikan urutan terakhir, sebuah cahaya merah tiba-tiba muncul dari simbol-simbol itu, menyinari seluruh ruangan. Detik berikutnya, sebuah suara bergaung dari balik pintu, suara berat dan dalam yang seolah berasal dari kegelapan yang tak terhingga.
"Sang Pengembara telah tiba… Namun jalan belum terbuka bagimu."
Arka terdiam. Suara itu terasa seperti suara Pencipta, namun berbeda, lebih tua dan lebih dalam. Rasa dingin merambat ke tulang-tulangnya, mengisyaratkan bahwa di balik pintu ini ada sesuatu yang jauh lebih berbahaya daripada yang ia bayangkan.
“Apa ini ujian lain?” Arka berbicara kepada dirinya sendiri, merasa semakin waspada.
Tiba-tiba, simbol-simbol itu berubah warna menjadi hitam pekat, menghilang seolah menyatu dengan permukaan pintu. Dalam kebingungan, Arka mundur beberapa langkah, namun belum sempat ia berpikir lebih jauh, Sistem Pembalasan kembali berbicara:
> [Sistem Pembalasan: Penghalang telah muncul. Waktu tersisa untuk menemukan solusi: 5 menit.]
“Lima menit?” Arka semakin tertekan. Ia menyadari bahwa tidak ada banyak waktu untuk meneliti setiap detail simbol itu lagi. Dalam kepanikannya, ia mencoba meraba kembali setiap ukiran, berharap menemukan bagian yang mungkin terlewatkan.
Ketika ia menyentuh simbol di pojok kanan atas, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Cahaya hitam dari pintu itu menjalar ke tangannya, menghisap energinya dengan cepat. Arka merasakan tubuhnya semakin lemah, seolah energi hidupnya tersedot keluar secara paksa.
"Tidak… apa yang terjadi…" Arka berusaha melepaskan tangannya, namun simbol itu seakan memiliki daya tarik yang kuat, menahannya dalam cengkeraman tak kasat mata.
> [Sistem Pembalasan: Penghisapan energi terdeteksi. Energi tersisa 30%.]
Arka berjuang melawan, menggertakkan gigi sambil berusaha keras menarik tangannya. Jika energi hidupnya habis, maka semua akan berakhir di sini. Seluruh pengorbanan dan perjuangannya akan menjadi sia-sia. Dalam keputusasaan, ia mencoba membayangkan keluarganya yang sudah tiada, teringat wajah mereka yang memberinya kekuatan untuk melanjutkan perjuangan ini.
“Tidak… Aku… harus bertahan…” ucapnya penuh kepastian.
Dalam sekejap, Arka merasakan energi lain bangkit dari dalam dirinya, sebuah kekuatan yang muncul dari dorongan batin terdalam. Energi itu mendorong balik daya tarik dari simbol, mengusir kegelapan yang melingkupinya. Arka melepaskan tangannya dari pintu, dan seketika itu juga, cahaya hitam di sekitar simbol menghilang.
Dengan napas tersengal, ia menatap simbol itu dengan waspada. Namun, sebelum ia sempat memikirkan langkah berikutnya, pintu tersebut bergetar perlahan, membuka sedikit celah yang memperlihatkan jalan gelap di baliknya. Arka menyadari ini adalah satu-satunya kesempatan untuk melanjutkan perjalanannya. Tanpa ragu, ia melangkah masuk ke dalam kegelapan, menyiapkan diri untuk apapun yang menantinya di dalam.
---
Di dalam lorong gelap itu, Arka hanya bisa mendengar suara langkah kakinya yang bergema di sepanjang dinding batu. Bau lembap dan aroma tanah memenuhi hidungnya, seolah lorong ini sudah lama tidak pernah tersentuh cahaya. Ia tidak tahu kemana jalan ini akan membawanya, namun tekadnya tetap kuat. Ia harus menemukan kunci tersebut, apapun yang terjadi.
Lorong itu terus berkelok-kelok, membuatnya semakin dalam tersesat dalam kegelapan. Tiba-tiba, suara langkah kaki lain terdengar di kejauhan, suara yang semakin mendekat dengan ritme lambat namun pasti. Arka merasa waspada, segera mempersiapkan diri untuk kemungkinan adanya ancaman di depan.
Dari balik kegelapan, sosok bayangan besar muncul, berjalan perlahan ke arahnya. Sosok itu mengenakan jubah hitam dengan tudung yang menutupi wajahnya. Meskipun tidak terlihat jelas, Arka merasakan aura yang mengerikan dari makhluk itu.
“Siapa kau?” tanya Arka dengan nada tegas, meski di dalam hatinya ada perasaan takut yang tak terelakkan.
Makhluk itu tidak menjawab. Ia hanya berdiri diam, menatap Arka dengan tatapan kosong yang dingin dan penuh misteri. Detik berikutnya, tangan makhluk itu terulur, memperlihatkan sebuah benda kecil yang bercahaya dalam genggamannya. Itu adalah sebuah kunci, kecil dan tampak kuno, namun memancarkan sinar aneh yang menarik perhatian Arka.
“Kunci ini… untukmu,” bisik sosok itu dengan suara rendah.
Arka mendekat, merasa ada yang aneh namun juga tertarik oleh benda tersebut. Ketika ia mengulurkan tangan untuk menerima kunci, tiba-tiba makhluk itu menggenggam tangannya erat, menariknya mendekat. Arka merasakan dingin yang menusuk tulang, seolah energinya kembali diserap oleh makhluk tersebut.
“Apa yang kau inginkan dariku?” Arka berusaha melepaskan diri, namun cengkeraman makhluk itu terlalu kuat.
“Kau akan menjadi pengembara abadi… Sebuah jiwa yang tak akan pernah bebas,” bisik makhluk itu dengan suara penuh kebencian.
Saat itu juga, Arka menyadari sesuatu. Kunci tersebut bukanlah sekadar benda biasa. Itu adalah perangkap, sebuah simbol dari siklus penderitaan yang akan terus mengurungnya dalam permainan ini. Ia tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk melepaskan diri.
Dengan sisa tenaganya, Arka menendang makhluk itu, berhasil melepaskan cengkeraman tangannya. Ia mundur beberapa langkah, merasakan darah berdesir dalam tubuhnya. Sosok berjubah itu tidak mengejarnya, hanya berdiri sambil menatapnya dengan tatapan penuh misteri.
“Kau tidak akan pernah keluar dari tempat ini. Takdir telah ditentukan untukmu, Arka,” suara makhluk itu terdengar semakin samar, seperti gaung dari kejauhan.
Namun sebelum ia sempat meresapi kata-kata tersebut, suara Sistem Pembalasan kembali muncul dalam benaknya.
> **[Sistem Pembalasan: Energi kritis. Deteksi ancaman tingkat tinggi di sekitar. Persiapan transfer energi darurat.]**
“Apa maksudnya transfer energi darurat?” Arka bertanya dalam hati, namun tidak ada jawaban.
Pada saat yang sama, lorong itu mulai bergetar hebat. Batu-batu mulai runtuh, menciptakan suara keras yang menggema di sepanjang lorong. Arka menyadari bahwa tempat ini akan runtuh