TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Keiina tengah menonton televisi bersama Adelia, rumah mereka memang tidak besar, namun terlihat cukup luas dan cukup untuk mereka berdua, gaya furniture yang dibeli oleh Adelia adalah minimalis, membuat rumahnya terkesan luas dan slalu bersih.
"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Adelia lembut sambil mengusap kepala Keiina yang kini berada di pangkuannya.
"Baik, Ma. Aku juga bertemu dengan banyak orang baik disana." Jawab Keiina.
"Atasanmu juga sepertinya orang baik." Kata Adelia yang ingin mengetahui sejauh mana hubungan putrinya dengan Ryu.
"Hem..." Jawab Keiina hanya dengan berdehem.
"Sepertinya dia menyukaimu." Kata Adelia lagi terus memancing keterbukaan Keiina.
"Tapi aku tidak menyukainya, Ma." Balas Keiina singkat.
"Why?" Tanya Adelia lebih ingin tau.
Keiina hanya mengerdikan bahunya dan terasa oleh Adelia.
"Jangan karena Papamu, kamu menilai semua pria adalah orang yang kejam, Keii." Ucap Adelia yang masih setia mengusap kepala Keiina.
"Tapi aku tidak menyukainya, Ma." Kata Kata Keiina keras kepala.
"Kamu bukan tidak menyukainya, tapi kamu memang membatasi dirimu, membentengi hatimu sendiri." Adelia menjeda kalimatnya sebentar. "Itu tidak baik, Keii.
"Ma, aku hanya takut... Takut terluka seperti Mama. Aku hanya ingin menemani Mama seterusnya." Kata Keiina dengan sendu.
"Lalu bagaimana denganmu, jika suatu saat Mama meninggal, siapa yang akan menemanimu, Keii? Mama sungguh ingin melihatmu bersanding dengan pria yang baik. Mama yakin pasti akan ada pria yang baik untuk mu. Jangan bentengi hatimu, Keii." Adelia terlihat bersedih.
Keiina duduk dan mengahadap Adelia. "Mama akan slalu bersama Keii, Keii tidak akan meninggalkan Mama." Keiina memeluk Adelia.
Hening..
"Ma, ijinkan Keii mencari Kak Kai." Ucap Keiina kemudian.
Adelia melepaskan pelukannya dan menatap mata Keiina.
"Kak Kai pasti mencari kita, Ma. Kak Kai pasti menderita juga." Ucap Keiina meyakinkan.
Adelia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Matanya menerawang segala yang terjadi di masa lalu.
"Kai.." Lirih Adelia. "Kaisar Wiguna adalah nama Kakakmu yang slama ini kamu panggil Kak Kai." Katanya lagi.
Adelia menghela nafas, "Papamu menahan Kai hanya karena Kai pewaris tunggal keluarga Wiguna." Adelia menahan sesak didadanya, hingga buliran bening terjatuh membasahi pipinya.
"Kak Kai orang yang seperti apa, Ma?" Tanya Keiina.
"Semasa kecil, Kai adalah anak yang ceria, Kai bukan anak yang gampang menyerah dan dia selalu peka terhadap sekitarnya." Kata Adelia mencoba mengenang.
"Kamu tau, Keii? Kenapa Mama tidak mencari Kai meski Mama tau dia ada dimana." Tanya Adelia dan Keiina menggelengkan kepalanya.
"Mama hanya takut Kai melupakan Mama dan menganggap wanita yang dinikahi Papamu adalah ibunya. Rasanya hanya dengan membayangkannya saja membuat hati Mama sakit." Adelia menutup wajahnya dan menangis.
Keiina segera memeluk sang ibu. "Jangan menangis, Ma.." Kata Keiina ikut bersedih. "Kak Kai pasti tidak akan melupakan Mama, Kak Kai juga pasti merindukan Mama. Biarkan Keii mencarinya Ma, Keii akan pastikan jika Kak Kai juga mencari Mama." Keiina ikut menangis bersama Adelia.
Malam itu, Adelia menceritakan detail tentang Kaisar, Kaisar yang kini berusia 26 tahun, Kaisar yang kini mungkin sudah menjadi pemimpin di WG Group. Keiina bertekad akan mencari Kaisar sebisa mungkin dan membawanya untuk menemui sang Mama.
**
Ryu mendatangi toko kue milik Adelia untuk mengambil pesanannya, yaitu 3 kue lemon cake yang akan ia bawa untuk menjadi oleh oleh. Tetapi tujuan utama Ryu adalah menjemput dan mengajak Keiina untuk kembali bersama ke kota.
"Aku sudah bilang, aku akan pulang sendiri, Mas." Kata Keiina dengan wajah cemberut.
"Jangan menjaga jarak denganku, Keii. Tujuan kita pergi sama, yakni sama sama ke kota." Balas Ryu tidak ingin di bantah.
"Cepat mandi, sudah jam 9 tapi kamu masih belum mandi." Kata Ryu lagi, pasalnya kini Keiina tengah memakai piyama hello kitty dengan rambut yang di gulung asal dan hal itu membuat Ryu semakin gemas. "Tuh bekas iler kering kamu aja masih menempel di sudut bibirmu." Katanya lagi dengan niat menggoda Keiina.
Keiina seketika mengelap sudut bibirnya menggunakan kerah piyama miliknya, "Aku gak pernah ileran tau!!" Kata Keiina dengan cemberut.
Ryu tertawa, "Lagian mau aja di bohongin."
Keiina memukul lengan Ryu, "Ishh nyebelin." Ucapnya kesal.
"Nyebelin juga nanti bisa bikin kamu cinta." Goda Ryu lagi.
"Jangan mimpii, dokter neyebelin." Keiina langsung meninggalkan Ryu untuk membersihkan diri dan bersiap untuk kembali ke kota.
Ryu tersenyum, "Semoga kamu jodohku." Batin Ryu penuh harap.
Diam diam Adelia memperhatikan sikap Ryu pada Keiina, "Semoga kamu benar mencintai putriku dan akan menjadikannya ratu di hidupmu." Doa Adelia dalam hatinya.
Adelia membantu Ryu menyimpan 3 hampers berisikan lemon cake.
"Maaf jika putriku menyusahkanmu." Ucap Adelia pada Ryu saat Keiina kembali menghampirinya.
"Tidak apa, Tante. Malah aku mempunyai seorang teman yang lebih merepotkan." Jawab Ryu yang mengingat Kaisar.
"Oh ya? Merepotkan bagaimana?" Tanya Adelia berbasa basi.
Ryu tampak berpikir, "Seperti ini." Ryu melihat hampers lemon cake yang tertata di jok belakang kemudinya. "Setiap aku pergi dan menemukan toko kue, dia slalu nitip dibelikan lemon cake." Ryu tertawa.
"Sepertinya dia penggemar lemon cake." Tebak Adelia.
"Tante benar." Ryu mengangguk. "Mungkin sudah ratusan lemon cake ia cicipi namun belum menemukan yang Pas." Kata Ryu.
"Semoga lemon cake buatanku bisa cocok dengan temanmu itu." Ucap Adelia.
"Aku akan membawanya kesini jika lemon cake buatan Tante cocok untuknya."
Setelah berbicara ringan dengan Adelia, Ryu berpamitan untuk kembali ke kota dan membawa Keiina agar mereka tidak terlalu sore sampai di kota.
Tentu saja Adelia kembali bersedih saat melepas Keiina. Adelia menangis mengingat pembicaraan mereka kemarin malam, soal Keiina yang akan mencari keberadaan sang Kakak.
"Beri kabar pada Mama." Kata Adelia terdengar lirih dan begitu banyak kesedihan juga harapan di setiap kata katanya.
"Jangan khawatir, Ma. Keii tidak akan mengecewakan Mama." Balas Keii.
Di perjalanan, terasa sunyi. Ryu tidak berani bertanya pada Keiina karna Ryu melihat tangan Keiina yang sesekali mengusap pipinya yang basah.
"Kenapa Ibumu tidak ikut denganmu ke kota? Aku bisa memberikan ijin untukmu agar bisa membawa ibumu tinggal di mess." Kata Ryu yang menganggap jika Keiina bersedih karena berpisah dengan sang Ibu.
Keiina menggelengkan kepalanya, "Mama suka tinggal disana, suasana pantai membuat Mama bisa menenangkan diri. Itu yang slalu Mama bilang padaku." Kata Keiina.
"Smoga trainingmu cepat selesai agar kamu bisa kembali tinggal bersama Mamamu dan bekerja di rumah sakit sebagai administrasi." Ucap Ryu dan Keiina hanya tersenyum tipis.
"Aku dengar kamu kerja paruh waktu di sebuah restoran?" Tanya Ryu yang langsung membuat Keiina menoleh ke arahnya.
"Apa temanmu yang menyebalkan itu yang menceritakannya?" Tanya Keiina menebak.
"Temanku? Maksudmu Key? Apa dia tau kamu kerja paruh waktu juga?" Tanya Ryu balik.
Keiina diam dan menggigit bibir bawahnya.
"Aku tau dari penjaga mess, katanya beberapa karyawan training ada yang kerja paruh waktu juga." Ucap Ryu.
"Apa Key juga tau?" Tanya Ryu lagi.
Keiina menghela nafas dan menatap jalanan di depannya. "Aku bertemu dengannya saat aku menjadi pelayan di restoran steak. Dia berkata akan bilang padamu dan aku tidak suka karena dia terlalu ikut campur dengan kehidupanku." Ucap Keiina.
...****************...