entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. panik
"Bunda tidak apa-apa sayang. hanya saja sepertinya dedek bayi sudah ingin keluar dan bermain bersama abang Iyan."ucap Anastasia menghibur putranya itu.
tak lama Alexander datang bersama kedua lansia itu. mereka segera masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa mengikuti ketergesa-gesaan Alexander.
sesampainya mereka di dalam, Mereka melihat Anastasia terus menahan rasa sakitnya itu. Iya terus saja mengelus-elus perutnya sambil terus berjalan ke sana ke mari walaupun sebenarnya ia tidak memiliki tenaga.
Anastasia kepikiran dengan nasehat dokter kandungan kala itu, bahwa seorang ibu hamil harus banyak bergerak agar bisa membuka jalan lahir nanti.
"sayang...."panggil Alexander sambil berjalan dengan tergesa-gesa menghampiri sang istri. Begitu juga dengan ibu Rosma dan Pak dirgan.
"Bagaimana nak apa yang kamu rasakan?"tanya ibu Rosma. Ibu Rosma pun mulai memperhatikan Anastasia sepertinya memang benar ia akan melahirkan malam ini.
"sebaiknya kita segera ke rumah sakit. kamu sudah mau melahirkan."ucap Ibu Rosma dengan sedikit kepanikan.
Alexander yang melihat wajah Ibu Rosma memasang ekspresi panik itu, membuat Alexander semakin panik. Iya terus bolak-balik tanpa tahu apa yang harus ia lakukan. melihat Alexander seperti itu Anastasia sedikit tersenyum melihat tingkah Alexander seperti itu.
Ibu Rosma pun paham mengenai kepanikan Alexander. ya segera memerintahkan kepadanya untuk menyiapkan beberapa keperluan Anastasia nanti.
"nak Alex. dari pada bolak-balik seperti itu. sebaiknya nak Alex segera menyiapkan beberapa baju dan beberapa barang keperluan Anastasia nanti. kita akan segera berangkat ke rumah sakit." ucap Ibu Rosma.
Alexander yang mendengar perintah tersebut pun langsung bergerak cepat. dia benar-benar panik, karena ini adalah awal baginya, dulu saat Anastasia melahirkan ariano dan alzio, Iya sama sekali tidak peduli.
namun beginilah rasanya, kepanikan ini seolah-olah akan membunuhnya. tak lama Iya kembali dengan satu tas berisi perlengkapan Anastasia di dalamnya.
"ayo Pak, Bu kita berangkat sekarang. ayo sayang, Iyan sama zio ayo..."ajak Alexander dengan tergesa-gesa.
"pelan sedikit nak. kalian sebaiknya berangkat terlebih dahulu. biar nanti bapak akan nyusul bersama Iyan dan zio saja."Ucap pak dirgan memberi pengertian.
melihat Alexander seperti itu, lagi-lagi hati Anastasia menjadi luluh dan menghangat. Apakah benar, Alexander benar-benar sudah mau menerima mereka dan berubah. namun ia tidak lagi memikirkan hal itu, Iya fokus untuk mengurangi dan menahan rasa sakitnya.
"Baiklah kalau begitu Pak. kami berangkat dulu ya. dan Maaf Pak harus merepotkan bapak, saya titip kedua anak saya."ucap Alexander sambil membantu Anastasia dan ibu Rosma masuk ke dalam mobil. Pak dirgan pun menganggukkan kepalanya.
"tidak apa-apa nak, ingat berhati-hatilah. jangan karena panik kamu membawa mobil tidak fokus dan ugal-ugalan. "Ucap pak dirgan memperingati Alexander.
"baik Pak saya mengerti."ucap Alexander. Mereka pun langsung meninggalkan pekarangan rumah itu, dan meninggalkan Pak dirgan dengan Ian dan alzio.
"Kakek apakah kita akan ikut pergi ke rumah sakit..?"tanya ariano kepada Pak dirgan. Pak dirgan pun menatap ariano yang sudah ia anggap seperti cucu sendiri.
"tentu saja nak. kita akan ke sana sebentar, setelah itu Ian dan zio ikut nenek dan kakek pulang ya. karena anak kecil tidak baik lama-lama di rumah sakit."Ucap pak dirgan memberi pengertian kepada ariano.
sementara alzio berada dalam gendongan Pak dirgan.
dengan berhati-hati Alexander mengangkat sang istri dan meletakkannya di atas brankar. kemudian mendorong brankar itu masuk ke dalam ruangan.
Di bantu oleh beberapa tenaga medis.
"sebaiknya bapak dan Ibu tunggu di luar terlebih dahulu."ucap salah satu suster yang menangani Anastasia. Alexander dan ibu Rosma pun mengikut.
"tolong selamatkan istri saya sus.."ucap Alexander. Ibu Rosma yang mendengar itu pun mengerutkan keningnya, ia ingin tertawa melihat kepanikan Alexander namun ia kasihan.
"tenanglah. Anastasia sedang tidak melakukan operasi. Iya hanya diperiksa terlebih dahulu.. tenangkan dirimu jangan terlalu panik."ucap Ibu Rosma menasehati Alexander.
Alexander yang mendengar wejangan Ibu Rosma pun menarik nafasnya pelan, kemudian membuangnya. Ia pun segera mendudukkan tubuhnya di salah satu bangku yang ada di depan ruangan tersebut. Alexander mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Iya benar-benar merasa gusar hari ini.
( Ya Tuhan, apa ini rasanya mencemaskan seseorang yang kita cintai. Aku ingin mengurangi rasa sakitnya, namun aku tidak bisa. Apakah seperti ini rasa sakit yang akan dialami seorang wanita ketika melahirkan anaknya. sungguh aku sangat berdosa kepada ibuku dan juga kepada istriku serta kedua anakku. di saat ia sedang berjuang melahirkan hasil perbuatanku Aku malah tidak berada di sampingnya.) batin Alexander sambil menangis dalam hatinya. melihat kegelisahan itu lagi-lagi Ibu Rosma memberikan pengertian.
"sudahlah nak, jangan terlalu dipikirkan. ingat kamu itu harus fokus kepada istrimu. saat ini kamulah yang ia butuhkan sebagai penguat untuknya melahirkan buah hati kalian. walaupun ibu sudah tahu jalan rumah tangga kalian, tapi jika seandainya masih bisa diperbaiki, maka kalian harus berusaha untuk memperbaikinya. apalagi kalian memiliki tiga orang anak."ucap Ibu Rosma sambil mengelus punggung Alexander ituitu.
"terima kasih Bu. Saya pasti akan berusaha untuk menghargai istri saya, dan merubah sikap saya selama ini kepada mereka. menyaksikan ini semua membuatku benar-benar bersalah dan berdosa kepada mereka Bu. dan aku ingin segera menebus semua kesalahanku."ucap Alexander lagi.
"yah.. itulah yang harus kamu lakukan." timpal Ibu Rosma. saat mereka sedang gelisah menunggu di depan ruangan tersebut, tiba-tiba ariano berlari menghampiri ayah dan ibu Rosma.
"Ayah di mana keadaan bunda? dan di mana bunda sekarang apakah bunda tidak apa-apa?"tanya ariano kepada Alexander. Alexander menatap sang anak kemudian tersenyum masam. Alexander mengangkat tubuh kecil itu dan memeluknya erat.
"maafkan ayah. doakan bunda agar bunda baik-baik saja ya."ucap Alexander sambil memeluk dan menghirup aroma tubuh sang anak yang sukses membuatnya tenang. aryano yang merasakan kepanikan sang ayah pun berusaha untuk menenangkan ayahnya itu. walaupun sebenarnya ia tidak tahu cara menghibur ayahnya.
"Ayah, Iyan selalu berdoa kepada Tuhan agar ian dan bunda serta Ayah selalu bahagia bersama dengan adik-adik ian. jadi ayah tidak perlu takut dan khawatir, bunda itu orang hebat dan kuat. hanya perlu Ayah untuk mendampinginya."ucap ariano lagi-lagi berkata dengan bijaksana.
Alexander benar-benar tidak habis pikir anak sekecil Aryono mampu berpikiran dewasa seperti itu.
Apakah tekanan yang terjadi di dalam rumah tangganya yang membuat aryano kecil menjadi memiliki pemikiran bijaksana dan dewasa seperti itu. seharusnya anak seusia ariano itu bermain dengan riang gembira dan tidak memikirkan masalah orang dewasa.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚