Muda, cantik dan seksi, tidak melulu membuat hidup seseorang baik. Buktinya Berta harus melakukan banyak hal gila agar bertahan hidup, mulai dari pura pura kesurupan, jadi wanita murahan sampai wanita tidak punya adab.
Tapi takdir mempertemukan dirinya dengan Wildan, Pengacara muda, tampan dan sukses tapi terjerat dengan kehidupan tiga keponakannya yang harus dia besarkan.
Simak kegilaan mereka bersama yok!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khorik istiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Malam harinya, ketika samuel hendak pergi dengan mobil, banyak di Pepet oleh pemotor jalanan. Firasatnya mengatakan bahwa ini pasti ulah Theon, segera setelah itu dia melajukan mobilnya dengan sangat kencang. Tapi para pemotor itu juga tidak kalah kencang. Hormon adrenalin Samuel berpacu. dalam kondisi mendesak seperti ini dia harus berpikir. Kalau dia menyerah sama saja dengan cari mati. Mobil pintarnya itu terhubung bluetooth ponselnya. sambil menyetir dia menghubungi rekannya.
Panik melanda. Tapi dia tidak boleh gegabah.
Di sisi lain, Dalam kaca helm gelapnya, Theon yang di bonceng selalu mengarahkan kawannya untuk tidak kehilangan jejak Samuel. Theon tahu kalau Samuel licik. Dia pasti akan mencari bala bantuan.
Benar saja, mobil Samuel pergi ke arah kota pinggiran yang sepi.
Samuel merasa senang karena dia bisa lolos dengan kejaran pemotor meski harus banyak melanggar peraturan lalulintas. Habis ini mungkin orang tuanya akan marah lagi. Terlebih mobilnya banyak goresan yang lumayan akan menghabiskan uang. Tapi Samuel merasa bodoamat. Orang tuanya kaya dan dia anak tunggal. Makanya mereka tidak pernah berlaku keras terhadap dirinya.
Samuel tertawa terbahak bahak. Kali ini dia tidak akan sendiri!
Theon memang bodohhhh!!
Tepat saat Sam berada di tempat yang dia rasa aman, dia turun dengan percaya diri.
Geng motor vs Geng mobil.
Mereka semua berhadapan, sudah siap dengan segala konsekuensi.
Anak motor turun dari motornya. Namun sebelum mereka memulai pertikaian, salah seorang teman Samuel mengeluarkan pistol dan menembak asal. Salah seorang anak motor ada yang tertembak dan dari sana mereka sadar bahwa, Samuel dan teman temannya memang licik dan tidak patut di kasihani.
Curang dan licik!
Setelah seseorang tertembak, mereka menolong dan berpencar, ada yang menaiki motornya dan melarikan diri. Dalam artian mencari bala bantuan.
Beruntung di dekat distrik tersebut ada pos polisi. Dia segera melapor ada kasus penembakan asal.
Tak apa kalau mereka juga akan ditanya tanya polisi. Itu lebih baik dari pada kehilangan nyawa seorang teman seperjuangan.
Setelah mobil patroli polisi datang. Mereka semua bubar.
Teman yang tertembak itu segera di larikan ke klinik terdekat. Peluru itu untungnya tidak mengenai titik vital sehingga cederanya tidak serius. Tapi tetap saja, penghinaan ini tidak akan mereka biarkan saja.
Salah seorang anggota geng ada anak mafia ternyata. Jadi mereka bisa aman dan lolos dari polisi.
Rodero namanya.
"Kenapa tak bilang kalau Daddy mu itu seorang tuan minyak!"
Rodero hanya kesal menanggapi pertanyaan tersebut. Selama ini banyak orang berteman dengan dirinya karena asal latar belakang keluarganya. Maknya sebisa mungkin dia menutupinya. Dia mencari teman bermain di luar tanpa memandang siapa dirinya dan dari mana dia berasal.
"Yah, banyak orang yang suka memanfaatkan diriku kan... Jadi .."
"Kalau aku tau mungkin juga aku tiap hari akan minta dibelikan makanan..." Canda salah seorang anggota lagi.
Kalau saja cuma makanan setiap hari Rodero tidak akan bangkrut. Sungguh pertemanan ini membuatnya terharu. "Aku akan mentraktir mu setiap hari kalau begitu..." Rodero ikut tersenyum.
"Sudah begini, terpaksa aku meminta bantuan Daddyku, tidak masalah kan?"
Mereka biasanya membereskan masalah mereka sendiri, tapi Samuel dan teman-temannya rupanya juga memiliki dekengan yang mensuplai senjata Laras api.
"Maaf kalau ini melukai harga diri kalian. Sungguh bukan itu maksud ku. Aku tidak punya pilihan lain. Kalian terlalu berharga untukku!"
"Sebentar lagi mungkin aku akan menangis kalau mendengar kata kata rodero lebih banyak."
"yah, kalau punya kekuasaan kalian harus memanfaatkan nya dengan baik."
"Jangan khawatir Rodero, kami berterimakasih, berkatmu Jeremy bisa ditolong dan kami tidak ada yang masuk penjara."
"Sekarang yang terpenting ini adalah membalaskan dendam Theon dan Jeremy!"
Theon banyak berpikir, ternyata masalah semakin merembet dan bahaya semakin do depan mata. Ternyata melibatkan banyak orang itu sangat membebaninya. Harusnya masalah ini bisa selesai dengan hanya Theon, Samuel dan Viona. Kini dia malah melibatkan lebih banyak orang.
"Hey Theon, jangan pasang muka sedih!"
Dia ditepuk pundaknya dan di rangkul.
"Aku rasa ini tidak benar!"
"Apa maksudmu bro..."
"Harusnya masalah ini tidak kemana mana!" Theon akhirnya bersikeras.
"Dia jadi ngelantur begini!"
"Tidak, kalau saja masalah ini berakhir di aku, Jeremy tidak akan terluka!"
"Theon... Kau itu sudah seperti saudara bagi kami, jadi kalau kau sampai dikeroyok seperti itu, saudara mana yang akan diam saja?" Jeremy bahkan dengan tangan diperban masih saja mengoceh.
Theon menatap temannya satu per satu.
"Tapi kalau dilanjutkan ini akan lebih berbahaya."
"Hari ini hanya lengan Jeremy, bagaimana dengan besok, lebih baik kita hentikan saja. Aku akan mengurus Samuel dengan caraku sendiri!"
"Bukan begini cara mainnya Theon, kau tahu bagaimana grub ini bekerja bukan?"
Theon mendapatkan tatapan sengit dari Gery. Ketua geng mereka, Hone masih pergi, coba saja dia ada mungkin suasana akan lebih tegang.
"Maaf kalau aku terkesan tidak menghargai kalian. Aku hanya tidak ingin ada yang terluka lagi Karena aku, sungguh!"
Mereka paham bagaimana Theon merasa bersalah dengan apa yang menimpa Jeremy. Tapi dia akhirnya juga menerima gagasan bahwa mereka akan membalas lagi keesokan harinya.
***
Wil pulang dengan cepat, banyak kerjaan yang dia bawa kerumah agar dia bisa mengawasi Viona. Dia berusaha untuk lebih fokus dalam rangka penyembuhan Viona .
"Anuu Tuan, tadi ada Guru dan teman Nona Viona datang." Wil menerima laporan salah satu pelayan di rumahnya.
"Guru dan teman?"
"Iya, kalau tidak salah namanya Theon dan Miss Berta. Dia titip salah untuk orang tua Viona."
"Kenapa mereka datang!"
"Katanya mau menjenguk kondisi Nona Viona."
Wil cukup penasaran dengan salah satu guru Viona, dia cukup perhatian dengan muridnya. Dan yah Theon, pembicaraan mereka belum selesai. Karena kali ini, Wil akan berusaha membalas dendam sampai akar akarnya. Dia sedang menyiapkan rencana jahatnya saat ini . Merakit bom dan akan dia ledakkan saat waktunya tiba.
Wil menerima perkembangan Viona dari seorang perawat yang dia pekerjakan khusus merawat Viona . Kondisi masih belum stabil. Dia terus menanyakan Dimana ponselnya berada. Karena tidak diberi ponselnya makanya dia meradang marah dan membanting semua bantal dan guling.
sejak dia menjadi pemarah, kemaren saat Viona tidak sadar , dia sudah menyuruh pelayannya untuk memindahkan barang pecah belah dan yang berpotensi membahayakam Viona.
Jadi dekorasi kamar Viona sekarang ini kosong . Terisa tempat tidur, bantal guling dan sofa.
Secara bertahap, Wil hanya ingin menghilangkan kecanduan Viona terhadap obat-obatan terlarang. Selebihnya akan dia bicarakan baik baik.
Saat ini, orang suruhan Wil bekerja ekstra dalam melaporkan segala hal yang berkaitan dengan Samuel dan juga Theon. Karena mereka berdua adalah pangkal dari tragedi ini berasal .
di tunggu kelanjutannya ya 😊
semangat 💪🏼👏🏼