Menjadi seorang indigo, bukanlah hal yang di inginkan oleh gadis cantik bernama Lilis Yuliani karena setiap hari ia harus bersinggungan dengan hal yang gaib dan ia tidak bisa menolaknya.
Sosok-sosok itu selalu mengikuti untuk meminta pertolongan ataupun hanya sekedar mengganggu pada Lilis sampai suatu hari ketika ia sedang berjualan bakso bertemu dengan arwah pria tampan namun menyebalkan.
Siapakah arwah itu?????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir Di Perkaos
Desahan dan erangan terdengar lagi dari sebuah hotel berbintang yang sudah seseorang sewa.
Sang wanita tampak begitu menikmati pergulatan panasnya di atas tubuh sang pria.
"Ouhhhhhhhhh baby... Ini sangat nikmatzzz....." erang sang wanita.
"Milikmu selalu meremas milikku.. Goyang semakin cepat sayang, ya. Begitu.. Ya disana...Oughhhhhb yessss.. Arghhhhhhhhhh.." balas si pria yang ada di bawah kendali sang wanita.
Hingga satu jam lamanya akhirnya keduanya mengerang bersama-sama..
"Ahhhhhhhh" desah keduanya menandakan pelepasan yang sungguh nikmat di bawah sana.
Mereka terengah dengan nafas yang memburu. Bahkan peluh terlihat mengkilap tersorot cahaya lampu.
"Marisa, terimakasih ini sungguh membuatku hampir gila" ucap sang pria.
"Milikmu nikmat, Alex namun lebih nikmat dan menggairahkan ketika aku bercinta dengan Bara. Bara yang selalu membuat aku merasa menjadi wanita yang paling beruntung" ucap Marisa dalam hatinya.
"Aku sungguh menikmati percintaan ini Alex!" balas Marisa.
Keduanya lalu tidur bersama di bawah balutan selimut dengan tubuh naked.
Sementara di tempat lain, Lilis membawa Bara ke rumahnya. Lilis ingat pesan kakek misterius itu agar Bara secepatnya kembali ke jasadnya.
Lilis dan Bara beserta teman hantu Lilis yaitu kuntilanak dan sundel bolong setia dampingi mereka berdua.
"Bismillah" ucap Bara dengan yakin.
"Panas, panas" ucap kedua hantu itu kala Bara mengucapkan bismillah.
"Yaelah lemah amat sih, ah" ledek Lilis.
"Panas Lis, kita kan setan" keluh Mbak Nik sembari menutup kupingnya.
Setelah mengucapkan bismillah, Bara pun masuk ke rumahnya dengan perasaan yakin. Ia terlebih dahulu sudah membaca Ayat Kursi sebanyak apa yang diperintahkan oleh Lilis. Walaupun terasa susah, namun otak encernya bisa menghafal ayat kursi ketika Lilis mengajarinya.
"Lis, kamu tidak ikut?" tanya Bara.
"Gue tunggu di sini aja Bara! Semoga loe bisa kembali seperti dulu lagi" balas Lilis.
Bara pun hanya tersenyum, ia benar-benar masuk ke dalam rumahnya sementara Lilis menunggu bersama kedua teman hantu di luar rumah.
Bara berjalan ke kamarnya menembus tembok dan melihat tubuh dirinya yang masih tersambung alat-alat medis.
"Ya Allah, permudah jalan hamba untuk bisa kembali bersatu dengan jasad hamba" ucap Bara.
"Berbaring lah di atas tubuhmu, sembari beristighfar" ucap suara pria misterius.
Bara langsung menoleh ke kanan dan ke kiri melihat siapa gerangan yang berbicara itu, namun Bara tak melihat siapa-siapa.
"Cepat lah, sebelum waktumu terlambat" ucapnya lagi.
Bara langsung membaca istighfar lalu berbaring di atas tubuhnya.
Pelan-pelan arwah Bara menyatu dengan tubuhnya hingga tangan Bara nisa di gerakan.
Cklek!!!
Dengan tergopoh Niken masuk kedalam kamar Bara berniat ingin menengok sang putra.
Tangan Bara masih terlihat bergerak secara lemah, dan itu terlihat oleh Niken.
"Bara?? Ya Tuhan, Bara....Hikhikhik.. Tangan kamu bergerak sayang" ucap Niken.
Ia pun langsung ambulance untuk membawa Bara ke rumah sakit.
Di luar, Lilis masih setia menunggu, sampai ada ambulance yang datang. Penjaga rumah itu langsung membukakan gerbang supaya mobil gawat darurat itu segera masuk.
"Langsung saja Pak, tuan muda ada di dalam" ucap salah satu penjaga.
"Apa mungkin si Bara sadar, ya?" gumam Lilis.
"Aku rasa sih begitu" balas Mbak Nik yang anteng bergelantungan di pohon ketapang.
Tak lama, Lilis pun bisa melihat Bara yang tengah di bawa memasuki ambulance.
"Lis ikut sono!" ucap Mbak Sri yang asik memainkan rambut gimbalnya.
"Ngapain ikut? Aku bukan keluarganya. Mening pulang ah, cape banget hari ini" balas Lilis sembari pergi dari halaman rumah Bara.
Lilis berjalan di kegelapan malam di ikuti oleh kedua teman hantunya. Sedari tadi tak ada taksi ataupun angkot yang lewat.
"Ngeri juga malam-malam gini sendirian" ucap Lilis.
"Kan udah biasa lihat yang mirip kita berdua" timpal Mbak Sri.
Kedua hantu wanita itu setia mengikuti Lilis dari belakang sembari melayang.
"Aku takut begal, Mbak! Kalau sama setan mah udah terkontrol" Balas Lilis.
"Tenang Lis ada kita" ucap kedua hantu itu.
Ketika Lilis sedang berjalan, ia di kaget kan dengan segerombolan preman yang sedang mabuk. Begitu melihat wanita cantik berjalan sendirian, membuat hawa berburu pria hidung belangnya bangkit.
"Wadon itu" tunjuk seorang pria berbadan besar penuh tato.
"Hahahahahaha.....Iya! Ayo kita sikat" ucap pria yang lainnya dengan tubuh sama di penuhi tato gambar yang tidak jelas.
Dua orang pria yang di tangannya menenteng botol anggur cap orang dewasa itu berjalan mendekati Lilis.
Lilis langsung gemetar sebadan-badan! Jika sudah begini, pasti pria-pria berandalan itu hanya ingin kerang berbulu milik Lilis.
"Pergi, jangan ganggu" ucap Lilis gemetaran.
"Nanti abang Bree pergi setelah rudal jumbo Abang mengobrak-abrik apem legit punya kamu. Ayo kita main sebentar" balasnya sembari tertawa bahkan Lilis bisa mencium bau alkohol dari mulut pria itu.
"Jangan Bang!! Pergi..Hikhikhik" Lilis masih berusaha menghindar tetapi kedua pria itu membentuk formasi pagar betis hingga Lilis berkurung.
Namun kala kedua pria itu akan menyentuh Lilis, tiba-tiba ada dua wanita cantik berjalan ke arahnya.
Lilis heran, kenapa ada kedua wanita asing yang tiba-tiba mendekat dan wajah keduanya sangat cantik serta tubuhnya sangat aduhai padat, sintal dan berisi.
"Abang, mau apa sama gadis kerempeng itu?" tanya salah satu wanita sembari membelai wajah sang pria berandalan.
"Mau ng*w* lah, apa lagi" jawabnya.
Mata kedua pria berandalan itu menjawab namun mata fokus melihat dada tobrut kedua wanita di hadapannya.
"Mending hap-hap sama kita aja yuk, Bang! Gadis itu lepasin saja, dadanya kecil" ucap wanita satunya lagi.
"Siapa sih wanita itu, kok aneh banget" ucap Lilis dalam hatinya.
Lilis pun di lepaskan, kini kedua berandalan itu fokus kepada kedua wanita cantik nan seksi dengan dada yang montok.
Lilis berjalan menjauh sembari tetap melirik kedua wanita itu.
"Pergi Lis cepat pergi" ucap wanita itu yang secepat kilat berubah menjadi Mbak Sri namun kedua pria berandalan itu tidak menyadarinya.
Seketika itu Lilis langsung tertawa. Ada-ada saja tingkah kedua hantu penghuni belakang kontrakan Lilis.
Lilis sebenarnya sudah sering menyuruh kedua hantu itu supaya tidak mengikutinya, namun mereka memaksa karena hanya dengan Lilis lah mereka bisa berkomunikasi.
"Oke tapi kalian jangan pernah membawa pengaruh buruk di hidupku, karena jujur saja aura kalian negatif" ucap Lilis waktu itu.
"Iya Lis" balas keduanya kompak.
Lilis terus berjalan menjauhi pria berandalan itu. Entah tak tahu nasibnya mereka berdua yang kini sedang di kerjai oleh kedua teman hantunya.
"Tolong" Di dekat semak-semak, Lilis mendengar rintihan minta tolong.
"Tolong" ucapnya lagi.
Sebenarnya Lilis paling malas jika berurusan dengan hantu di jalanan yang kemungkinan besar adalah korban kecelakaan.
Pernah suatu hari, Lilis bertemu dengan arwah pemuda. Pemuda itu bernama I Nyoman Sulendra.
Nyoman adalah seorang pekerja di resto, namun terlibat kecelakaan hingga tubuhnya hancur.
Saat itu identitasnya hilang dan polisi tidak bisa mengidentifikasi data Nyoman. Arwah Nyoman jadi gentayangan karena ia seorang yang beragama Hindu, sementara polisi memakamkannya secara agama Islam.
Lilis bertemu dengannya sewaktu ia sedang membeli makanan promo di resto itu. Lilis melihat Nyoman menangis. Hingga mata mereka saling beradu pandang, Nyoman pun paham dan ia segera mengikuti Lilis.
semangat k