Pukulan keras yang mendarat dikepala Melin, hingga membuatnya harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun sayangnya disaat Dia sadar, sakit usus buntu yang dideritanya beberapa Minggu terakhir membuatnya harus tetap dirawat di rumah sakit.
Johan pria yang baru mengenal Melin karena insiden pemukulan akhirnya menolong Melin dengan membayar seluruh biaya operasi, namun dengan sebuah syarat. Melin akhirnya menyetujui kesepakatan antara dirinya dan Johan untuk menikah menggantikan posisi Bella yang lebih memilih mantan pacarnya
Keesokan paginya setelah pesta pernikahan selesai, Johan segera pergi bekerja di luar pulau dan meninggalkan Melin tanpa sebuah alasan.
Tiga tahun berlalu, mereka akhirnya bertemu kembali disebuah pekerjaan yang sama.
Yuk, ikutin keseruan cerita selanjutnya. terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririen curiens, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit
Sudah tiga puluh menit lebih Melin tak kunjung sadar. Malam ini Johan mulai panik hingga dia kembali memanggil dokter yang memeriksanya.
Dokter meminta Johan untuk menunggunya, jika tiga puluh menit belum juga sadar Melin akan dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar.
Johan akhirnya sedikit lebih tenang dia duduk di samping Melin dan memandangi Melin. Pandangannya terhadap mengingatkan kejadian tiga tahun lalu saat dia menolong seorang wanita.
Astaghfirullah, kejadian saat ini seperti aku sudah mengalaminya. Apa Melin benar-benar wanita yang aku nikahi dulu. Tuhan beri aku petunjuk-Mu. Aku akan memperbaiki semuanya, gumam Pak Johan.
Johan berdiri mencoba membuka sedikit hijab Melin, Dia ingin membuka dan melihat tanda lahir milik istrinya dulu. Namun sentuhan Pak Johan membuat Melin mulai tersadar dan perlahan membuka matanya.
Sejenak Melin terdiam menatap wajah tampan Pak Johan tepat diatasnya. Melin mulai sadar ternyata itu bukan mimpi.
Spontan Melin terbangun dan berteriak hingga kepala Melin menabrak wajah Pak Johan.
Auhhhhhh..... ucap Pak Johan yang juga merasa kesakitan.
Pak Johan memegangi hidungnya sementara Melin memegangi dahinya.
"Pak Johan mau apa. Saya juga dimana sekarang," tanya Melin.
"Hanya membenarkan hijab kamu. Ini diklinik dekat kantor, kamu tadi pingsan."
Ah kenapa harus bangun, gagal lagi, gumam Pak Johan.
Melin yang merasa sedikit lebih baik, akhirnya meminta untuk pulang. Pak Johan menyuruh Melin untuk masuk kedalam mobilnya. Meskipun sempat menolak namun Melin akhirnya menyetujuinya.
Ditengah-tengah perjalanan pulang, Pak Johan berhenti disebuah rumah makan.
"Kita langsung pulang saja Pak," ucap Melin.
"Bukankah kamu pingsan akibat maag kamu kambuh. Apa kamu sering telat makan Mel," Jawab Pak Johan.
"Iyah Pak. Tadi saya lupa membawa bekal."
"Kan bisa beli diluar Mel. Kita bungkus saja, nanti dimakan sama-sama dirumah kamu."
Melin hanya tersenyum kepada pak Johan.
Melihat kamu dengan Mbak Ema tadi siang sudah membuatku terasa kenyang, gumam Melin.
Pak Johan akhirnya membeli begitu banyak makanan untuk dibawa pulang.
Sesampainya dirumah kontrakan Melin, Pak Johan ikut masuk meskipun Melin tidak menawarkan.
"Sudah Mel, kamu duduk saja biar aku siapkan," ucap Pak Johan.
Hei.... ini rumah siapa kenapa kamu yang mengatur aku. Pulanglah Bis, aku ingin sekali tidur, gumam Melin.
Pak Johan masuk hingga kedapur Melin yang sempit. Dia benar-benar menyiapkan makanan ya g dibelinya tadi. Mereka akhirnya makan bersama dirumah Melin dimalam Minggu yang indah.
Setelah selesai makan malam bersama, Melin menyuruh Bosnya untuk segera pulang namun Pak Johan menolak.
"Jika Pak Johan masih disini, saya mandi sebentar Pak," ucap Melin.
"Buatkan aku kopi dulu Mel." Jawab Pak Johan.
Melin akhirnya membuatkan sebuah kopi untuk Bosnya sebelum dia mandi. Pak Johan mulai melihat-lihat di sekeliling kamar Melin hingga akhirnya dia menemukan sebuah foto pernikahan.
Namun sayangnya foto itu diambil dari belakang. Pak Johan yang kini semakin penasaran akhirnya mencari album foto milik Melin dilaci dan dilemari.
Pak Johan hanya menemukan sebuah foto pengantin tanpa pasangan. Dia yakin jika itu adalah Melin. Pak Johan akhirnya mengambil foto itu dan ditaruh di sakunya. Pak Johan juga melihat sebuah album foto besar serta backup CD namun saat Pak Johan akan mengambilnya tiba-tiba Melin mematikan kran dan mulai keluar dari kamar mandi.
"Mel, Aku pulang dulu. Sebaiknya kamu istirahat," ucap Pak Johan.
"Iyah Pak. Terimakasih sudah menolong dan mengantar saya pulang," Jawab Melin.
Pak Johan menganggukan kepalanya dan segera menuju kedalam mobil.
Aku harus melihat album foto itu, besok Aku akan kembali dan mengambilnya, gumam Pak Johan.
Pak Johan melajukan mobilnya dengan cepat, dia sudah tidak sabar untuk mencocokan foto yang didapatnya dari rumah Melin dengan foto yang dikirimkan temannya waktu itu.
Sesampainya dirumah, Pak Johan segera menuju ke kamar dan mengambil laptopnya. Dia mulai menyalakan laptop dan mencari data foto yang dikirimkan temannya waktu itu. Pak Johan akhirnya menemukan foto itu namun saat dia membuka filenya tiba-tiba laptopnya mati.
Ah....... tidak. Teriak Pak Johan.
Dia berlari dan segera mencari charger diruang kerjanya namun Dia tak kunjung menemukannya. tiga puluh menit pencarian Pak Johan baru ingat jika charger miliknya tertinggal dikantor kemaren sore.
Pak Johan hanya mampu menghela nafas panjang dan akhirnya dia mulai merebahkan tubuhnya.
...****************...
Pagi-pagi sekali Pak Johan menuju kekantor untuk mngambil charger miliknya. Sesampainya dikantor Dia langsung menemukan charger miliknya diatas mejanya.
Dia mengeluarkan foto yang didapat dirumah Melin dan mencocokkannya dengan foto kiriman temannya.
Perempuan difoto ini sama hanya baju yang dikenakan saja berbeda. Seingatku dulu memang sempat ganti baju tiga kali. Aku harus kerumah Melin, Aku yakin Melin adalah wanita yang aku nikahi dulu, gumam Pak Johan.
Pak Johan begitu senang dengan apa yang barusan dia dapatkan. Dia bahkan membelikan sarapan pagi untuk dimakan bersama Melin. Namun sesampainya disana, Pak Johan merasa sungguh kecewa ketika Mas Fathur sudah duduk diteras rumah Melin.
Pak Johan terdiam didalam mobil, Dia hanya mengamati Melin dan Mas Fathur dari kejauhan. Mereka terlihat sangat akrab. Mas Fathur juga terlihat membawakan bunga dan buah untuk Melin.
Apa Aku sudah terlambat Mel, gumam Pak Johan
terimakasih dukungannya kak