Farrel adalah seorang playboy kelas kakap, sudah banyak wanita yang dia kencani dari berbagai macam profesi. Baginya wanita hanya mainan saja, yang akan dia tinggalkan setelah merasa bosan. Tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Dia adalah seorang pria dengan sejuta pesona. Siapapun wanita yang melihatnya akan terpesona dengan ketampanannya, apalagi dia adalah seorang pengusaha yang kaya raya.
Namun, malam itu dia salah masuk ke dalam kamar hotel membuat dia melakukan kesalahan fatal dengan seorang wanita yang tidak dia kenali. Wanita itu meletakkan sebuah cek senilai seratus juta di atas meja, agar Farrel tutup mulut.
Farrel sangat terkejut ketika mengetahui kenyataan bahwa wanita itu ternyata adalah istri dari saudara sepupunya. Apakah dia harus bertanggung jawab karena telah merenggut kesuciannya ataukah mencari wanita lain sebagai tambatan hati? Padahal ada banyak wanita yang mengharapkan cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Setelah jam istirahat tiba, seperti biasanya Renata makan siang bersama dengan Wulan, sambil menceritakan masalah yang dia hadapi.
"Jadi pria yang kamu maksud itu CEO baru kita, Re?" sewot Wulan ketika mendengar cerita panjang lebar dari Renata tentang siapa pria yang telah mencuri malam pertamanya bersama sang suami.
Renata menganggukkan kepalanya, kemudian dia pun menghela nafas panjang. "Iya, Wulan. Jujur saja sebenarnya aku ingin keluar dari pekerjaan aku, aku tidak ingin berhubungan lagi dengan pria itu."
"Lalu bagaimana dengan ayah mertuamu? Ayah mertuamu pasti akan kecewa kepadamu, dia yang meminta langsung kepada Tuan Aldi untuk memperkerjakan kamu menjadi asisten pribadinya."
Renata terdiam sejenak ketika mendengar perkataan Wulan, itulah yang dia pikirkan. Telah banyak yang dilakukan oleh ayah mertuanya, sehingga membuat Renata tidak bisa melakukan apa yang dia inginkan. Renata hanya takut hatinya akan goyah jika terus bersama dengan Farrel.
Wanita mana yang tidak terpesona dengan karisma seorang Farrel Gibson? Banyak sekali wanita yang memujanya dan mendambakannya. Seandainya Renata adalah seorang wanita yang tidak bersuami, mungkin saja dia akan dengan senang hati berada di dekat pria itu. Bahkan dia akan sangat merasa bahagia karena Farrel sangat perhatian kepadanya, hal yang tidak pernah dilakukan oleh Edho kepadanya.
Wulan malah menggoda Renata, "Astaga Re. Betapa beruntungnya kamu bisa melakukan ons dengan Tuan Farrel. Pasti gagah sekali tubuhnya ya?"
Renata menelan saliva mendengar pertanyaan dari Wulan, membuat dia teringat kembali dengan kejadian malam itu, satu malam yang memang tak pernah bisa Renata lupakan. Bagaimana bisa dia lupa? Karena malam itu adalah yang pertama untuknya.
Renata akui tubuh Farrel memang terlihat begitu gagah, mungkin karena dia sering berolahraga, bahkan jago berkelahi. Ketampanan yang dia miliki membuat pria itu semakin terlihat sangat sempurna, apalagi dia adalah pewaris dari Gibson Group. Wanita mana yang tidak akan tergila-gila kepadanya?
Renata pun menggelengkan kepalanya, dia mengutuk dirinya sendiri mengapa harus membayangkan tubuh pria itu.
"Aku rasa dia sangat berpengalaman, mungkin saja aku adalah wanita yang kesekian kalinya dia tiduri," ucap Renata dengan nada kesal.
Wulan menyanggah perkataan Renata, "Tidak semuanya playboy itu berakhir di ranjang, Re. Aku malah merasa mungkin malam itu adalah pertama untuknya juga, makanya dia mengejar-ngejar kamu."
"Aku adalah seorang wanita yang sudah bersuami. Aku tidak mungkin terperdaya dengan apa yang dia lakukan kepadaku." Renata berkata seperti itu sambil meyakinkan dirinya sendiri.
"Ya, bersuami. Tapi pernikahan kalian hanya diatas kertas. Pak Edho sama sekali tidak menganggap kamu sebagai istrinya dan tidak pernah menghargai kamu. Kamu pantas mencari kebahagiaan kamu sendiri."
...****************...
Renata tidak ingin terpengaruh dengan perkataan Wulan, siang ini seperti biasanya dia datang ke ruangan Edho untuk mengantarkan makan siang untuknya.
"Mas, ini makan siang untukmu," ucap Renata sambil meletakkan paper bag yang berisikan makanan di atas meja.
Edho menganggukkan kepalanya, kemudian dia bertanya kepada sang istri, "Kapan kamu berangkat ke kota M?"
"Besok, Mas. Dan kemungkinan kami akan pergi bertiga dengan supirnya Farrel." Renata akan meminta Farrel untuk mengajak seorang supir jika mereka berangkat ke kota M, sehingga dia akan merasa aman jika ada orang lain selain Farrel.
Edho sangat merasa yakin diantara Farrel dan Renata tidak ada hubungan apa-apa, mungkin karena dia sangat tahu bahwa semua wanita yang Farrel kencani memiliki standar yang tinggi, sehingga dia tidak perlu mempermasalahkannya. Tapi entah mengapa dia merasa lega mendengar penjelasan dari Renata bahwa Renata pergi kesana akan pergi bertiga dengan seorang supir.
"Hmm... baguslah, agar tidak terjadi fitnah diantara kalian berdua. Aku tidak ingin nama baik keluarga aku tercoreng olehmu." Edho berkata dengan nada ketus kepada Renata.
"Kalau begitu kenapa tidak memindahkan aku saja ke bagian yang lain? Maksudku jika aku menjadi karyawan biasa pun aku tidak apa-apa." Renata tahu diri, dia tidak mungkin menempati jabatan yang tinggi di perusahaan itu, sehingga jika seandainya dia diturunkan jabatan menjadi karyawan biasa pun dia mau. Mungkin itu yang terbaik untuknya agar tidak berhubungan lagi dengan Farrel.
Edho pun mencibir, "Apa kamu ingin mempermalukan keluarga aku, bagaimana mungkin orang tua aku memiliki seorang menantu turun jabatan menjadi karyawan biasa?"
"Maksud aku bukan begitu, Mas. Tapi..."
Edho memotong perkataan Renata, "Sudahlah Renata. Kerjaan aku masih banyak, lebih baik kamu keluar dari ruangan aku."
Renata pun segera pergi dari sana, padahal niat dia tidak ingin menjadi asistennya Farrel untuk bisa menghindari Farrel, untuk menyelamatkan rumah tangganya bersama dengan Edho. Karena Renata takut benteng pertahanannya goyah jika terus bersama dengan seorang pria yang memiliki sejuta pesona itu, apalagi Farrel sangat perhatian kepadanya, walaupun kadang tingkahnya sangat konyol.
Setelah Renata pergi, Edho pun menggerutu. "Wanita itu selalu membuat aku kesal. Apa dia ingin mempermalukan aku sebagai suaminya?" Baginya sungguh sangat memalukan jika mengingat dia adalah seorang manager harus memiliki seorang istri dari kalangan karyawan biasa.
Kemudian Edho pun tertawa kecil, "Padahal percuma saja mereka pergi ke kota M. Pemimpin perusahaan Agraria adalah seorang wanita yang sangat sombong dan sulit untuk ditemui."
Karena itulah Edho memberikan tantangan proyek tersebut kepada Farrel, agar Farrel gagal dengan pekerjaan pertamanya. Pasti banyak petinggi perusahaan dan pemegang saham yang protes dengan gagalnya pekerjaan yang dilakukan oleh Farrel.
Walaupun akhir-akhir ini dia merasa berhasrat kepada sang istri, tapi harus dia menahannya sebisa mungkin, karena mengira Renata masih datang bulan. Dia yakin dia sama sekali tidak tertarik kepada wanita itu, baginya Tania lebih baik dari Renata. Apalagi sekarang ini Tania sedang syuting film, wanita itu telah menjadi seorang aktris. Pria mana yang tidak merasa bangga kekasihnya adalah seorang artis?
Drrrrtt!
Drrrrtt!
Drrrrtt!
Ponsel Edho bergetar, rupanya ada pesan dari Tania.
[Sayang, aku lagi sedih. Semua artis yang syuting bareng dengan aku, mereka merendahkan aku hanya karena aku adalah artis pendatang baru. Mereka pamer barang-barang limited edition yang harganya pun sangat mahal. Aku ingin sekali membeli baju yang harganya 300 juta, tapi aku gak punya uang sebanyak itu.]
Edho pun menghela nafas, mengapa akhir-akhir ini Tania sangat boros sekali? Kemudian dia berpikir sejenak, mengapa dia harus perhitungan kepada Tania? Sekarang ini Tania adalah seorang artis, pastinya harus memakai pakaian yang berkelas. Sebagai seorang kekasih seharusnya dia mendukung Tania.
[Ya, sayang. Nanti aku transfer.]