NovelToon NovelToon
TEMANKU

TEMANKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Dunia Lain / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: xzava

Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.

Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.

Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.

Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

“Bagaimana persiapan lu?” tanya Elzein.

“Aman, lagian kan gue pergi empat hari doang kak, mbak Kun juga ikut,” ucap Elsya.

“Lama itu.”

“Awal-awal lu nyuruh gue sekarang malah gak ikhlas, gimana sih.” Memang benar, Elzein seperti tidak ikhlas adiknya pergi. “Pinjemin gue kamera lu ya kak?”

“Bawa aja, asal lu jaga betul-betul.”

“Iya iya.”

Elzein sedang mengajari Elsya membuat minuman yang akan mereka jual nantinya, agar ketika Elzein tidak ada Elsya bisa membuatnya. Apalagi Elzein sebentar lagi akan magang dan belum pasti dia akan di tempatkan dimana, walaupun begitu hal itu tidak membuat dua bersaudara ini mengundurkan waktu opening nya.

Mereka akan mulai buka pada hari Sabtu, empat hari setelah Elsya pulang dari liburan. Makanya dia memanfaatkan waktunya untuk belajar sebelum berangkat liburan.

“Mau kemana lu?” tanya Elsya saat melihat kakaknya menjauh darinya.

“Ya elah ini bocah, gue mau ambil buku sama pulpen Sya,” jawab Elzein.

“Kirain.” Kemarin saat Elsya belajar membuat roti, Elzein juga meninggalkan adiknya sendirian di dapur, ia pamit mau ke toilet tapi hampir dua jam ia tidak kembali karena ketiduran di kamarnya.

“Sya?”

“Kenapa?”

“Kunti mana?” tanya Elzein.

“Gak tau, lagi jalan keknya, kenapa?” tanya Elsya lagi.

“Keknya ada pengunjung baru deh.”

“Maksud lu?”

“Ada Tuyul noh,” ucap Elzein.

“Seriusan mana?” tanya Elsya lalu melihat ke arah yang ditunjuk oleh kakaknya, “Tuyul, nyari apa lu?”

“Malah di ajakin ngobrol.”

“Pergi lu, jangan kesini lagi penghuninya galak.” Elsya menyuruh Tuyul itu pergi sebelum mbak Kun kembali, entah apa yang akan di lakukan mbak Kun jika ia melihat ada Tuyul.

Mbak Kun itu sensitif dengan sosok hantu yang kecil, seperti Tuyul ataupun hantu anak kecil, ia bisa sangat sedih atau marah jika melihatnya.

Bukannya pergi Tuyul itu menyodorkan tangannya ke arah Elsya seperti sedang meminta uang.

"Lu itu kan nyolong duit sejak kapan lu berubah profesi jadi Tuyul minta-minta?"

"Yul keluar," ucap Elzein.

Elzein pergi membuka kan pintu untuk Tuyul itu, padahal Tuyul bisa menembus tembok, dan benar saja Tuyul itu tidak lewat pintu melainkan menembus kaca.

“Dih Tuyul sialan,” umpat Elzein.

“Hahaha sia-sia kebaikan lu kak.” Elsya tertawa melihat kakaknya. “Berbuat baik itu memang perlu tapi ya lihat-lihat dulu.”

“Ada apa?” mbak Kun baru muncul.

“Dari mana lu?” tanya Elzein.

“Dari tempat bestie gue lah, apa? lu pikir gue dari nyolong lagi?” tanya mbak Kun sewot.

“Santai dong, gue kan nanya doang sensi bener.”

“Bisa diem gak kalian?” ucap Elsya.

Seketika Elzein dan mbak Kun melihat ke arah Elsya, saat bertatapan mereka langsung menganggukkan kepalanya.

“Nyonya kecil marah,” celetuk mbak Kun.

“Diem Kun!”

Elsya sedang membuat latte art, jadi ia harus konsentrasi.

“El….”

“Diem Elzein.”

“Nah kan gagal, salah kalian ini,” ucap Elsya menyalahkan kakaknya dan mbak Kun padahal ia gagal karena memang tidak bisa.

“Elsya, kalau gak bisa kamu tuang aja terus bagian atasnya kamu taburi bubuk coklat.”

“Kak, lu meragukan kemampuan adik lu sendiri?” tanya Elsya.

“Gak lah, latihan dikit lagi bisa tuh,” ucap Elzein cepat agar adiknya tidak ngambek.

Semua yang akan di jual sudah Elsya kuasai cara membuatnya, hanya saja untuk latte art nya masih amburadul.

Mereka belum bisa menentukan jam buka cafe nya karena jadwal kuliah Elzein yang terkadang tidak tepat.

"Sya, gue ada rencana gimana kalau hari pertama sampai hari ketiga kita adain potongan harga lima puluh persen," ucap Elzein memberikan saran.

"Lu waras kan kak? Tiga puluh persen gimana?" tanya Elsya.

"Kakak adik sama aja, dua puluh persen," ucap mbak Kun ikut memberi saran.

"Oke dua puluh persen," ucap dua bersaudara itu, mereka berdua setuju dengan idenya mbak Kun.

Elzein pun mencatat saran dari mbak Kun, mereka juga membicarakan soal harga jualnya karena Elzein mau membuat banner nya.

Setelah selesai beres-beres, mereka langsung menutup seluruh pintu agar nanti tidak turun lagi ke bawah.

"Persiapkan barang lu biar besok pagi langsung berangkat," ucap Elzein mengingatkan adiknya.

"Iya, ntar gue siapin."

Elsya berbaring sebentar sebelum mulai packing, padahal baru belajar buat menu tapi Elsya sangat-sangat lelah, sampai-sampai saat berbaring itu ia hampir ketiduran.

"Astaga." Elsya tersentak bangun saat sadar kalau dia hampir ketiduran.

Karena takut ketiduran lagi, Elsya segera menyiapkan barang-barangnya yang akan di bawa besok.

Di tengah-tengah Elsya memasukkan pakaiannya di koper, mbak Kun datang dan meminta Elsya untuk membawa batu miliknya, mbak Kun memiliki batu kecil berwarna putih dengan corak berwana biru, itu lah yang membuat mbak Kun terhubung dengan Elsya dan kakaknya.

"Sya bawain milik gue ya," pinta mbak Kun.

"Emang harus? Gak usah lah takut ilang terus lu gak balik-balik nanti," tolak Elsya.

"Elsya," ucap kakaknya sambil mengetuk pintu kamar Elsya.

"Masuk aja gak di kunci."

"Ini kameranya," ucap Elzein memberikan kamera miliknya kepada Elsya. "Jaga betul-betul."

"Iya iya," ucap Elsya.

"Ngapain lu disitu?" tanya Elzein melihat mbak Kun tengah duduk di kasur Elsya.

"Terserah gue lah," jawab mbak Kun.

"Dia nyuruh gue bawa batunya," ucap Elsya ke kakaknya, seketika Elzein melihat ke mbak Kun.

"Gak perlu di bawa lah," ucap Elzein juga tidak setuju membawa batu milik mbak Kun, pasalnya jika hilang atau diambil sama orang lain maka mbak Kun tidak akan bersama Elsya dan Elzein.

"Gue nyuruh Elsya bawa biar gue baliknya ke dia kalau terpisah, bukan langsung pulang kesini," ucap mbak Kun.

"Makanya lu jangan jauh-jauh," ucap Elzein.

"Ini demi jagain Elsya juga," ucap mbak Kun.

Elzein tampak diam beberapa saat, ia sedang memikirkan apa adiknya itu harus membawa batu milik mbak Kun atau tidak.

"Oke lah bawa aja, tapi Elsya taro di dompet lu, selipkan biar gak jatuh."

Mendengar itu tentu saja mbak Kun sangat senang, Elsya mau tidak mau membawanya karena sudah diizinkan sama Elzein.

Setelah memasukkan dalam dompetnya, Elsya memastikan batunya tidak jatuh saat Elsya membuka dompet, setelah memastikan batunya aman mbak Kun pun pamit untuk mengunjungi teman Kuntinya.

"Kenapa dia ngebet banget buat bawa," ucap Elsya cukup heran karena biasanya ia tidak meminta untuk di bawakan.

"Mungkin karena jauh, terus dia mau jalan-jalan," ucap Elzein tenang, walaupun sebenarnya juga keheranan.

"Bisa jadi juga."

"Cepat selesaikan baru istirahat, besok jam 7 gue anterin lu," ucap Elzein ke adiknya sebelum kembali ke kamarnya.

"Oke."

Setelah selesai packing, Elsya juga menyiapkan baju yang bakalan di pakai besok saat berangkat, setelah semua aman Elsya segera menghempaskan tubuhnya di kasur, dan tak butuh waktu lama Elsya tertidur pulas.

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09
Hai ka gabung yu gc Bcm
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.
Leviathan
semangat, mampir juga d chatt story ane
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!