Senja Anindita gadis cantik yang baru saja lulus SMA diharuskan menikah dengan Abyansyah sang kakak tiri yang merupakan seorang Dokter ahli Bedah berusia 33 tahun, bukan perbedaan usia dan status duda anak 1 yang membuat Senja ragu menjalani pernikahan ini, namun rasa benci Abyansyah yang selalu menganggapnya sebagai anak dari perusak rumah tangga kedua orang tuanya.
Bagaimana Aby dan Senja menjalani kehidupan pernikahan ini??
C
e
k
i
d
o
t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Beberapa waktu berlalu Aby dan Senja kembali menjalani kehidupannya seperti sedia kala, tak ada lagi pemaksaan dari Aby, hanya sekedar kecupan di kening dan serta Senja yang selalu mencium punggung tangan Aby ketika berangkat dan pulang kerja, Aby juga menghindari untuk berdekatan dengan Senja lebih Intim karena ragu apakah ia bisa mengendalikan diri.
"Jika tak bisa menganggapku sebagai istri anggap aku adiknya Mas, karena memang seperti itu kenyataannya" pinta Senja saat ia sudah menyerah.
Senja pernah berusaha mempertahankan rumah tangganya bukan hanya sekedar Hubungan yang bertahan selama 2 tahun, namun Aby sama sekali tak bisa memberikan kepastian, Pria itu hanya bisa terdiam, bukan tidak ingin tapi Aby masih bingung dengan apa yang harus ia lakukan atas hubungannya dengan Laras.
Plin plan! Risya menyebutnya seperti itu, padahal ketika diruang Operasi Aby tak pernah ragu dalam mengambil keputusan terhadap pasiennya, bahkan disaat kritis sekalipun.
Yah hanya Risya tempat Aby menceritakan Segalanya, dan sahabatnya itu selalu memberi saran untuk meninggalkan Laras, karena bagaimanapun mereka hanyalah masa lalu, Aby juga tak perlu merasa bersalah toh ia tak pernah berbuat kejam pada Laras justru sebaliknya, hanya demi sebuah Ambisi Laras tega mempertatuhkan keutuhan rumah tanggganya.
"Mas....." Panggil Laras lembut.
Aby terperanjat setiap kali Laras mengunjunginya diruangan, ia tak ingin membuat scandal di Rumah Sakit.
Sebelum mendekat Laras terlebih dahulu memutar kunci agar tak ada yang bisa masuk.
"Laras tolong buka kuncinya, jika seperti itu justru orang orang akan salah paham" Aby memijat pelipisnya.
Laras mendesah pasrah ia melakukan apa yang diperintah Aby padahal sebelumnya Aby tak pernah protes jika ia mengunci pintu.
"Mas aku___"
"Laras! Aku sudah bilang untuk menjalankan hubungan ini sebagaimana mestinya, 2 tahun ras!! Aku hanya minta 2 tahun"
Aby sudah sering kali meminta Laras untuk tak berhubungan dulu dengannya, ia tak ingin menjadi pria brengsek selama menjadi Suami Senja tapi tetap menjalin hubungan dengan Laras. Aby tak ingin Egois ia melarang Senja menjalani hubungan dengan pria lain sementara dirinya sendiri....,?
Hah......Aby menghela nafas kasar.
Sebenarnya beberapa hari ini Laras uring uringan setelah Aby mengutarakan keinginannya untuk break sementara waktu, dan istirahat dalam berhubungan yang dimaksud Aby benar benar terasa nyata bagi Laras, karena ayah dari putrinya itu bahkan tidak lagi membaca pesannya.
"Mas setidaknya baca pesanku, dan balas aku terkadang hanya ingin mengetahui kabarmu dan putri kita" Lirih Laras.
"Maaf Laras, tapi kita bertemu hampir setiap hari dirumah sakit dan kau bisa liat aku baik baik saja! Jika mengenai Kaila, selama dalam pengasuhanku dan Senja ia akan baik baik saja."
"Mas aku juga merindukan Kaila!"
"Aku tahu. Tapi keputusanku tetap sama Ras, Kaila belum boleh mengenalmu"
"Sampai kapan mas??"
"Sampai kau sudah bisa benar benar tinggal disamping Kaila!" Aby berucap hanya sekedar untuk menenangkan Laras, Ada perasaan tidak rela saat Aby mengatakannya, itu artinya ia akan menikahi Laras dan membuatnya tinggal disisi Kaila sebagai mama yang sesungguhnya, mama yang akan selalu ada untuk Kaila, bukan sekedar orang Asing yang datang dan pergi sesuka hatinya.
"Mas" Tatapan Laras terlihat penuh keharuan, ia nyaris mati saat memikirkan alasan Aby menjauhinya karena ingin memituskannya.
Aby mengacak rambutnya dengan Gusar begitu Laras keluar, bayang bayang wajah Senja senantiasa menari dipelupuk matanya, tak ada yang tidak ia sukai dari istri kecilnya itu, bahkan Aby mulai melupakan anak siapa Senja sebenarnya.
'Bisakah aku egois dan ingin memiliki keduanya' batin Aby.
.
.
.
Sudah tiga kali Senja dan Nata kembali mengunjungi Panti Asuhan, dan tak lupa Kaila diajak Serta, bocah 2 tahun itu sangat senang saat diajak bermain oleh anak Panti, padahal ia biasanya enggan berkenalan dengan orang Asing namun dengan para penghuni panti terlihat Welcome mungkin karena ini kali Pertama Kaila berjibaku dengan para anak anak yang usianya hanya beberapa tahun diatasnya.
"Ini Bunda semoga bermanfaat" Senja menyodorkan amplop titipan Suaminya kepada Maryam.
Yah Aby sudah tahu Jika Senja suka mengunjungi Panti Asuhan dan ia tak keberatan, Aby juga tak masalah dengan pertemanan istrinya dengan pria yang tak ingin ia kenal itu karena sejauh yang Aby lihat pertemanan Senja juga membawa dampak baik bagi sang istri yang lebih sering berbagi bahkan ia kini ikut ikutan berbagi.
Nata tersenyum miris melihat segepok uang yang kini di cium Marayam sebanyak 3 kali itu. Ah wanita Tua itu memang selalu seperti itu jika menerima sesuatu dari Donatur bukan karena ia cinta mati kepada Uang itu hanya bentuk rasa syukur atas rejeki untuk para anak panti.
Nata senang kitika banyak donatur tapi entah mengapa ia tak suka ketika itu berasal dari Suami Senja.
"Kamu tuh kalau selalu dekat sama Senja malah menyakiti diri sendiri" Maryam datang dan mengusap pucuk kepala anak asuhnya, wanita tua itu sebenarnya sangat senang karena sejak bertemu Senja Nata jadi sering pulang ke panti. padahal biasanya Nata cuma datang 2 kali sebulan.
Maryam dan Aby duduk berdampingan disebuah bangku taman sembari melihat kearah Senja dan Kaila, sepasang anak dan Ibu itu duduk beralaskan rerumputan hijau dan terlihat bersenda gurau dengan para anak anak panti Lainnya.
"Sepertinya Senja bahagia dengan pernikahannya nak, jangan melakukan hal akan kau dan Senja sesali nantinya" Lanjut Maryam lagi.
Kali ini Nata menghindari usapan lembut Maryam dan menatap lekat wanita Tua itu.
"Dia tidak bahagia Bun, aku tahu itu"
"Nata!" Bentak Maryam, namun tidak begitu keras sehingga Senja tak mendengarnya.
Nata kemudian terhenyak bukan karena teguran maryam namun kondisinya. Pria 24 tahun itu menyandarkan punggungnya lalu menatap Senja sendu.
"Bunda tenang saja, Nata tidak bisa dibandingkan dengan Suami Senja, wanita itu tidak bodoh mau meninggalkan suaminya demi pria sepertiku"
'Kanker stadium 2' Batin Nata, lalu tertawa hambar.
Jika hanya masalah materi Nata percaya diri bisa merebut Senja meski ia tidak sekaya Suami Senja, karena ia yakin Materi tidak bisa membuat wanita itu bahagia, buktinya Nata masih bisa melihat luka dibalik sorot mata Senja, padahal suaminya begitu memanjakan sang istri dengan uang.
"Kakak kerja di club malam??" Senja memberanikan diri untuk bertanya, bukan maksud apa apa ia hanya penasaran dengan stiker yang menempel pada kaca depan mobil Brio yang sudah dua kali digunakan Nata menjemput ia dan Kaila.
"Ia...." Jawab Nata singkat sembari mengamati ekspresi Senja yang nampak biasa saja setelah mendapat jawaban Nata, ia hanya mengangguk paham.
"Kamu gak penasaran aku kerja apa di Club?"
Gadis muda dengan putri sambung yang tertidur dalam dekapannya itu lantas kembali bertanya" Memang Kak Nata kerja Apa di Club?"
"Bartender, aku yang menyediakan Alkohol pada pelanggan"
"Kakak biasa minum?"
"Heem, kenapa? Kamu Ilfeel ya?" Tebak Nata melihat Senja menggigit bibir bawahnya.
"Gaya kakak emang kayak pemabuk koq hihihi" Ujar Senja polos, ia bisa menebak dari penampilan Nata sejak pertama kali bertemu jika pria ini sepertinya memiliki lingkungan yang berbeda.
Nata tersenyum melihat tingkah Senja yang menggemaskan, alih alih takut gadis kecil itu menertawakan kebiasaannya.
Melihat Nata yang terdiam Senja menghentikan tawanya, "Kak Nata tersinggung ya?" Senja memberanikan diri memegang lengan Nata yang duduk di balik kemudi.
"Gak"
"Itu diam"
"Gak"
"Kak"
"Heem"
"Maaf" Senja mengerucutkan bibirnya, berada di samping Nata, senja merasa kembali kejati dirinya sebagai gadis Abg yang masih memiliki sifat kekanak kanakan, sementara disamping Aby ia berusaha menjadi sosok wanita dewasa agar bisa mengimbangi suaminya itu serta menjadi ibu yang baik bagi Kaila.
Nata mengacak rambut Senja gemas sembari tersenyum lebar "Mana bisa aku marah pada Adik cantikku ini"
Cantik lagi.... Ah Senja merona.
Ternyata seperti ini rasanya dipuji oleh lawan Jenis, Wajar Senja berbahagia, 18 tahun hidup Senja sama sekali tak pernah dipuji pria, karena ia menjalani kehidupan yang benar benar tertutup selama ini.