Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Ranty terkejut ketika athar baru saja kembali, tiba-tiba pria itu sudah menenteng dua koper besar yang ternyata adalah baju dan barang- barang nya yang sudah di kemasi oleh mbok nah sebelumnya.
"Apa- apaan ini mas kenapa kamu mengemasi semua pakaian dan barang- barang ku?! " berang ranty tidak terima dengan perlakuan dari seorang pria yang dulu selalu memprioritaskanya.
Athar menaruh koper ranty di halaman rumah.
"Mulai hari ini, detik ini angkatlah kaki dari rumah ku! " titah athar dengan intonasi pelan namun terdengar seperti gemuruh di telinga ranty.
Ranty sontak mendelik kaget. "Kamu mengusir ku?! "
"Ya.Anggap lah kata kasarnya seperti itu. " tegas athar, tak ada kompromi lagi.
"Tega kamu mas. " Ranty menggeleng pelan seolah tak percaya dengan perlakuan kasar yang baru saja dia terima.
"Tega? harusnya aku sudah melakukan ini sejak dulu, apa kau tidak malu dengan perkataan orang yang melihat mu berada di sini? sedangkan status mu bukan siapa-siapa di rumah ku, tapi kau dengan muka tebal masih berada di sini meski aku sudah mengusirmu pergi. " terang athar, mulut nya memang akan terdengar pedas jika menghadapi orang-orang seperti ranty ini.
Ranty diam tak berkutik, tentu karena keributan yang terjadi saat ini telah mengundang para tetangga kanan- kiri yang berduyun-duyun datang menonton, dia merasa sangat terhina karena mendapatkan perlakuan seperti ini.
"Iya ya benar, si ranty gak tau malu dia yang dulu ninggalin athar, giliran sekarang athar sudah bahagia dengan adik nya malah di usik. "
"Iya ih muka tembok. padahal dia bisa menyewa kontrakan jika beralasan tidak punya tempat tinggal, eh malah numpang hidup di rumah athar, dasar tidak tahu malu. "
"Iya tuh benar, wanita ganjen. "
Bisik- bisik dari para tetangga di sekitar rumah athar mulai terdengar tak mengenakkan di telinga ranty, apalagi mereka secara terang- terangan mencibir dan mengolok-olok nya membuat nya benar-benar merasa matti kutu.
Di saat seperti ini mata ranty berpendar ke sekeliling arah, dia sedang mencari keberadaan nyonya gina yang dapat menyelamatkan dari situasi memalukan ini.
Seolah athar dapat membaca pikiran wanita itu, membuat nya tersenyum miring. "siapa yang kau cari? ibuku? apa kau berharap mendapatkan pembelaannya? "
Ranty seketika gelagapan. "I- itu tak benar. "
Athar menggeleng jengah. "sudahlah tak usah mengelak, bukankah sejak dulu kau selalu seperti ini? memanfaatkan kasih sayang ibuku demi memudahkan tujuan mu semata, tapi sayangnya sekarang tidak akan berlaku lagi. Karena aku sudah menyuruh nya untuk kembali ke rumah utama, jadi kau tak punya alasan lagi untuk berlindung di balik ketiaknya. "
Ranty melotot, athar sudah melakukan hal sampai sejauh ini berarti dia sudah merencanakan nya masak- masak.
Merasa malu bukan kepalang, ranty membuat opsi terakhir di otak nya, dia tiba-tiba terjatuh tersungkur lalu mulai terisak- isak, dengan kedua tangannya yang menutup wajah.
Membuat athar yang melihat nya, mengernyit heran dan berfikir apalagi sandiwara yang di lakukan wanita penuh tipu muslihat itu.
"Kau sungguh tega athar, rela mengusir ibumu sendiri hanya karena beliau merasa aku lebih pantas di banding dea sebagai istri mu. Hanya karena ibumu ingin yang terbaik untuk mu kamu sampai tega mengusir nya? hiks, hiks. " Ranty melakukan dramanya dengan sempurna, dia berharap dengan air mata buayanya itu mendapatkan simpati dari orang- orang dan membuat nama dea sebagai istri athar, jelek di mata semua orang.
Dan sepertinya rencana nya mulai berhasil, karena kini beberapa tetangga yang mengelilingi nya mulai menatap penuh iba padanya.
"Padahal aku sudah menjelaskan mu alasan kenapa aku harus meninggalkan mu di hari bahagia kita dan aku di sini hanya untuk memperjuangkan cinta ku, ibumu mendukung ku karena beliau tau siapa yang terbaik untuk mu, tapi kamu justru mengusir nya hanya untuk membela wanita seperti dea? di mana salah ku, athar?"
"Tentu saja kau salah, dasar calon pela*kor! " sekonyong-konyong Bella datang dengan berkacak pinggang.
"Sial! si wanita jallang itu segala datang lagi!" Ranty menggerutu dalam hatinya menatap Bella dengan tajam yang saat ini berada di hadapan nya.
"Jangan membuat drama deh, ini bukan sedang syuting film. Ibuku tentu saja harus kembali ke rumah karena jadwal kunjungan ke rumah bang athar itu di tetapkan seminggu dalam sebulan, jadi jangan membuat asumsi yang membuat semua orang salah paham! " tutur Bella yang membuat asumsi orang-orang yang sempat terpengaruh oleh drama ranty, kini langsung berubah.
"Sekarang ku tanya, apa baik seorang wanita yang sudah menjadi mantan kembali ke rumah pria yang sudah beristeri, dan tidak tahu malu nya dia numpang hidup di situ, sedangkan istri dari mantannya itu adalah adiknya sendiri, apakah etis tindakan wanita itu?! " ucap Bella seolah mengompori yang lain.
"Benar itu. " sahut salah satu ibu- ibu.
"Benar kan bu? hukuman apa yang pantas untuk wanita seperti itu? "
"Tentu saja di usir dari komplek ini, kalau di biarkan bisa jadi aib untuk semua. "
Bella tersenyum puas melihat air muka ranty yang sudah ketar- ketir ,itu membuat nya senang. Sedangkan ranty yang sudah merasa sangat terpojokkan dengan cepat bangkit dan menyeret koper nya, segera pergi meninggalkan kerumunan.
Yang langsung di sambut oleh sorakan para warga padanya.
"Woaah jangan balik lagi lu, dasar benalu!"
Salah satu ucapan orang yang ada di sana yang paling ranty ingat di kepalanya membuat nya semakin malu bukan kepalang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ranty berjalan mencak- mencak menuju gerbang komplek, sembari mulutnya yang terus komat- kamit melontarkan sumpah serapah atas apa yang terjadi padanya hari ini dan juga untuk dea.
Tiba-tiba dari arah belakang ada orang yang menarik tangannya membuat ranty terkejut.
"Mamah? " pekiknya melihat ibunya yang ternyata ada di depannya sekarang.
Lalu kemarahannya kembali memuncak. "Mamah kemana saja, tak ada saat ku cari? apa mamah tidak melihat aku yang di permalukan tadi?" dia hampir ingin menangis rasanya ranty ingin menghilang saja, sudahlah semua rencana dan ekspetasi nya hancur, sekarang dia mendapatkan rasa malu yang tak terhingga.
"Tentu mamah melihat nya, tapi bukankah masalah nya akan lebih besar jika mamah tiba-tiba datang untuk membela mu? apalagi orang seperti Bella yang sekarang harus kita waspadai. "
"Iya gadis kurang ajar itu, grrr! aku sangat dendam padanya mah. " mata ranty berkilat merah.
"Tentu, mamah juga tak terima putri mamah di perlakukan seperti itu. "
"Pokoknya kita harus membalas nya berkali-kali lipat mah! "
"Tentu sayang. Tapi sekarang kita harus tenang dulu, situasinya sekarang berubah total dari yang kita rencana kan, kita tidak boleh gegabah. "
"Lalu apa rencana mamah selanjutnya.? "
"Kita masih punya ini. " Nyonya fani menunjukkan surat gugatan cerai antara athar dan dea.
"Itu sekarang tidak berguna, karena kita tidak punya kesempatan untuk mendapatkan tanda tangan athar. "
"Tentu saja kita masih bisa mendapatkan nya? "
"Melalui jeng gina. "
"Tapi athar sudah mengatakan jika ibunya sudah kembali ke rumah utama, mah. "
Tiba-tiba nyonya fani tersenyum miring. "Apa kau percaya begitu saja dengan apa yang athar ucapkan? "
"Maksud mamah. "
Nyonya fani menggeleng pelan. "Dengar ranty, sejak dulu kita paling mengetahui jika athar sangat menyayangi ibunya, tidak mungkin dia tega mengusir ibunya, memang walaupun pada akhirnya jeng fani akan kembali ke rumah utama, sekarang dia masih ada di sana. "
"Di kesempatan inilah kita harus mendapatkan momen yang tepat untuk mendapatkan tanda tangan athar di kertas ini, lalu setelah kita mendapatkan nya kita akan menunjukkan nya pada dea dengan beberapa kata menyudutkan agar wanita itu juga mendatangani surat perceraian ini. "
Ranty tersenyum lebar. "Rencana mamah boleh juga."
"Tentu saja, sayang." nyonya fani menyeringai sinis.
*
*
*
Bersambung
hrse athar bisa buat rumah sendiri kan masak gk punya duit, pa lagi nnti athar sibuk kerja tinggal nunggu hancurnya rumah tangga dea dan athar saja sih ini. kn athar tau ibunya gk ska ma Dhea mlh di ajak serumah, aneh. lbih baik tinggal di rumah sederhana drpd tinggal di rumah megah tp bnyak racun di dalamnya.