NovelToon NovelToon
Just You

Just You

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Beberapa hari sudah terlewatkan, hubungan antara Okta dan Gracia semakin dekat bahkan sampai Okta sering mengajak Gracia jalan-jalan dan juga bertukar pikiran tentang magang Gracia dan juga solusi di perusahaan rintisan Okta.

Mereka sebenarnya menikmati hubungan mereka sekarang yang bisa dibilang hubungan antar teman ini, namun di hati masing-masing sebenarnya ada perasaan yang timbul telah seringnya mereka bertemu namun ada hal yang mengganjal di hati mereka yaitu orangtua mereka.

Ya memang orangtua adalah salah satu rintangan yang cukup sulit dilewati oleh berbagai macam pasangan di dunia ini dari yang direstui, tidak direstui namun tetap maksa, dan berpisah.

Okta selalu memikirkan hal itu karena dia ada perasaan dengan Gracia sejak pertama mereka bertemu dulu dan itu membuat Okta fokus untuk bekerja.

Sekarang dirinya sedang ada rapat internal dengan para atasan yang membahas tentang perkembangan perusahaannya selama sebulan ini, namun Okta tidak fokus dengan rapat itu yang ada dipikirannya hanya ada Gracia saja dan itu membuat pada karyawan adan beberapa atasan bingung dengan sikap Okta akhir-akhir ini.

"Pak Okta"

"Hmm iya kenapa?" Saut Okta

"Pendapat bapak tentang perkembangan perusahaan kita gimana?" Tanya karyawannya tentang perusahaannya

"Lanjutkan yah kerja kalian dan dari hasil bagus pertahanan yah, saya pergi dulu" jawab Okta dan bergegas pergi

"Bapak mau kemana rapat belum selesai" saut karyawan yang dekat dengan Okta

"Saya ada urusan sebentar" balas Okta yang sudah memakai jasnya

Karyawan itu menganggukkan kepalanya, "Baik pak"

Okta meninggalkan ruang rapat itu dan menghubungi seseorang untuk dia ajak bertemu, kemudian dia menuju mobil dan melaju ke tempat yang mungkin bisa membuat dirinya tenang sesaat.

*

Sesampainya disana Okta cukup tenang dengan suasana disana yaitu danau. Begitu indah dan asri yang membuat mata dan hati Okta rileks sejenak dari semua pemikirannya sekarang, dia duduk di kursi kayu dekat danau itu dan menikmati pemandangan.

Beberapa menit kemudian seseorang yang sempat dihubungi Okta datang dan ikut duduk bersamanya.

"Tumben kamu keluar katanya ada rapat" ucap seseorang disana baru saja datang

"Ngga tau lagi banyak pikiran aja" balas Okta yang menyenderkan tubuhnya di kursi kayu itu dan menghela nafasnya

"Pasti mikirin seseorang oh ya" canda seseorang itu

"Sok tau kamu" elak Okta setelah mendengar itu

"Hayoo siapa, kamu belum pernah cerita deh tentang cewek" seseorang itu menusuk-nusuk jari telunjuknya pada pipi Okta

"Ngga lah nanti bahan gosip kamu lagi" elak Okta kesekian kali

"Ehhh ngga percaya sama temen sendiri"

"Ngga ah" tolak Okta untuk menjawab pertanyaan itu

"Kamu itu ya ta selalu aja dari pertama ketemu sampe sekarang" seseorang itu yang ngga habis pikir dengan Okta yang selalu menutup dirinya

"Iya deh iya aku lagi kepikiran seseorang" akhirnya Okta buka suara dengan temannya itu

"Hayoo siapa nich" seseorang itu penasaran kembali dengan jawaban Okta

"Kamu" bisik Okta pada seseorang itu

"Aku?" Tanya seseorang itu yang heran kenapa Okta memikirkannya

"Iya kamu gre" akhirnya siapa seseorang yang sedang mengobrol dengan Okta yaitu Gracia

"Kok aku? Emang aku kenapa?" Tanya Gracia kembali tentang kenapa dirinya membuat Okta kepikiran

"Kamu yang bikin aku banyak pikiran" jawab Okta sambil mendekatkan tubuhnya pada Gracia

"Emang kamu kenapa mikirin aku?" Tanya Gracia yang sedikit menjauh

"Kamu mau aku jujur atau boong" Okta memberikan pilihan untuk menjawab pertanyaan Gracia

"Ya jujur lah mana ada orang minta jawaban boong"

"Ok tapi kamu jangan kaget yah"

"Emang kenapa sih? Jangan bikin aku tambah penasaran deh" keluh Gracia dengan Okta yang sering membuatnya penasaran

"Iya ya, sebenarnya aku suka sama kamu" jawab Okta dengan berbisik

"Kamu suka sama aku?" Kaget Gracia

Okta menganggukkan kepalanya, "Iya gre, entah kapan perasaan itu muncul tapi aku suka sama kamu"

"Tapi kamu tau kan"

"Iya gre aku tau dengan keturunan kamu dan aku juga berpikiran itu selama ini tapi aku tetep kekeuh itu perasaannya aku ke kamu itu murni tanpa paksaan" Okta tidak mempermasalahkan tentang asal-usul mereka

"Tapi ta-" ucap Gracia namun dipotong oleh Okta

"Iya gre mungkin ini akan sulit tapi kita bisa jalani ini bersama-sama" ucap Okta dan menghela nafasnya setelah mengucapkan perasaannya kemudian melihat pemandangan danau kembali

"Gimana yah ta sebenarnya aku juga suka sama kamu" ucap Gracia yang juga menghela nafasnya

Okta kaget mendengar perkataan Gracia, "Serius gre? Kamu juga suka sama aku?"

Gracia menganggukkan kepalanya dengan pelan, "Iya ta tapi aku bingung nanti hubungan kita mau dibawa kemana apalagi kita beda keturunan dan kepercayaan"

"Iya gre aku tau masalah itu, kita jalani bersama-sama dan mungkin nanti ada jalan tengahnya untuk kita" akhirnya Okta menggenggam tangan Gracia

"Semoga yah ta" Gracia menerima genggam itu tanpa penolakan

"Jadi?"

"Jadi apa ta?"

"Kita pacaran?" Tanya Okta tentang status mereka

"Hmmm gimana yah, menurut kamu gimana?" Canda Gracia sambil terkekeh

"Iya kan kita udah ungkapin perasaan kita nih ya berarti pacaran" ucap polos Okta

Gracia tersenyum manis pada Okta, "Hehehe iya ta kita pacaran"

Dengan bahagianya Okta langsung memeluk Gracia dan Gracia membalas pelukan itu, akhirnya semua yang Okta dan Gracia pikiran terlaksana dan hanya satu rintangan lagi yaitu meyakinkan kedua orang tua mereka.

*

Dilain lokasi, Shani sedang sibuk dengan revisi hasil karyanya dan itu disetujui namun ada beberapa revisi yang harus dia kerjakan segera agar bisa dikumpulkan untuk pengecekan ulang oleh editor.

Disaat sedang revisi, tiba-tiba Shani di telpon oleh teman kantornya yaitu Yona dan dia mengangkat telpon itu.

"Assalamualaikum kak"

"Walaikumsalam gimana kabarnya kamu Shan?"

"Alhamdulillah baik kak, kakak gimana?"

"Baik juga, aku udah liat karya kamu itu bagus loh"

"Makasih yah kak"

"Iya sama-sama, ternyata inspirasinya kamu bagus juga Shan"

"Iya kak, itu sebenarnya terinspirasi dari pacar aku"

"Pacar?"

"Iya kak, kakak lupa sama orang yang pernah aku ceritain itu?"

"Ohhh yang pas itu kamu ngga sengaja jatuh bareng sama dia kan?"

"Iya kak"

"Ternyata kalian pacaran juga aku ngga nyangka loh"

"Hehehe sama kak aku juga ngga nyangka tapi Alhamdulillah dia juga punya rasa sama aku"

"Alhamdulillah deh semoga langgeng yah"

"Iya kak"

"Ohh iya Shan berhubungan dengan karya kamu, direktur mau ketemu sama kamu tentang karya kamu ini bisa?"

"Waduh kapan itu kak?"

"Mungkin lusa Shan"

"Hmmm gimana yah, nanti aku kabarin lagi ya kak"

"Iya deh Shan, semangat yah revisinya"

"Iya kak, kakak juga semangat"

Shani menutup telpon itu dan berpikir sejenak tentang panggilan dirinya untuk berhadapan dengan direktur.

"Gimana yah jelasin ke kakak?" Batin Shani memikirkan bagaimana cara untuk berbicara pada Vino tentang dirinya akan bertemu dengan direktur

Tiba-tiba ada seseorang masuk dengan wajah yang sangat kelelahan yang mungkin dia sedang ada masalah di proyeknya

"Assalamualaikum" salam seseorang yang baru masuk ke dalam rumah Shani

"Walaikumsalam ehh kakak udah pulang" sambut Shani dan ternyata itu vino yang baru saja pulang dari proyeknya

"Iya sayang, duhh cape banget tadi ada beberapa bahan yang kurang jadi harus nyari sendiri" ucap Vino sambil duduk di sofa ruang tamu

"Waduh capek banget pasti, sini aku pijitin" tawar Shani

"Ehhh emang kamu bisa Shan" vino yang terpercaya Shani bisa memijitnya

"Ehh pacar aku ngga percayaan, aku udah biasa mijitin mamah sama papah jadi udah ahli" ucap Shani yang membanggakan dirinya

"Hehehe iya deh iya tapi pelan-pelan yah" vino mempersilahkan Shani untuk memijatnya

"Emang kenapa kak?"

"Gpp sih aku ngga biasa dipijit soalnya"

"Ohh kamu tenang aja pijitannya aku dijamin enak"

"Hehehe iya ya"

Shani mulai memijat bagian pundak vino yang membuat vino sedikit kesakitan namun setelah itu dia mungkin rileks karena pijatan Shani, kemudian pijatan Shani berpindah ke kepala vino agar vino dapat lebih rileks lagi.

Setelah memijat Vino, Shani berniat menanyakan tentang dirinya dipanggil direktur namun pada saat Shani menghadap ke Vino ternyata vino tertidur mungkin pada saat Shani sedang memijatnya.

Melihat vino tertidur, Shani tidak enak menanyakan tentang hal itu dan dia mengambil selimut untuk Vino dan dirinya kemudian menyelimuti tubuh mereka berdua.

Beberapa saat kemudian Kinan dan Veranda pulang dari kerjaan mereka, dan melihat vino dan Shani tertidur disana. Melihat itu Veranda berniat membangunkan mereka berdua namun ditahan oleh Kinan.

"Kenapa pah kok ditahan?" Tanya Veranda melihat Vino dan Shani sedang tidur

"Udah biarin aja pasti mereka lagi cape, nanti aja pas mau Maghrib bangunin mereka" jawab Kinan dengan berbisik

"Iya deh pah"

Kinan dan Veranda berlalu menuju kamar mereka dan berganti pakaian, setelah itu Veranda menuju dapur untuk menyiapkan makan malam dan Kinan seperti biasa membantu Veranda merawat tanaman hias yang ada di depan rumah mereka.

Beberapa menit kemudian Khrisna pulang dari kerjaan dan pada saat Khrisna ingin masuk ke dalam, dia melihat Kinan sedang merawat tanaman Veranda dan menyalaminya.

"Ehh papah tumben udah pulang" ucap Khrisna sambil menyalami Kinan

"Iya Khris tadi urusan papah udah selesai semua jadi papah bisa pulang cepet sama jemput mamah" jawab Kinan dan menerima salaman itu

"Ohh aku kira kenapa"

"Iya Khris, oh iya nanti pas masuk kamu jangan ngagetin yah" pesan Kinan pada Khrisna

"Sih kenapa pah?" Tanya Khrisna dengan pesan Kinan itu

"Ada yang lagi ngga mau lepas tuh" canda Kinan tentang Vino dan Shani

"Hahh siapa pah?"

"Dahh masuk sana nanti kamu tau sendiri"

""Iya deh pah aku masuk dulu yah" pamit Khrisna untuk masuk ke dalam rumahnya

"Iya ya"

Khrisna akhirnya masuk ke dalam rumah dan melihat apa yang tidak biasa di lihat sebelumnya, yaitu Vino tidur bersama dengan Shani di ruang tamu.

Sebenarnya Khrisna ingin menjahili mereka berdua dengan membangunkan Vino dan Shani namun niat dia terhalangi oleh Kinan yang baru saja masuk.

"Hayoo pasti kamu mau bangunin oh ya" tegur Kinan

"Hehehe papah tau aja" canda Khrisna yang ketahuan oleh Kinan

"Udah sana kamu mandi, kamu lupa hari ini hari apa?"

"Hari Selasa" jawab Khrisna yang benar adanya

"Kamu kebangetan yah, ini ulang tahun Cici kamu loh" bisik Kinan tentang ulangtahun Shani

"Hehehe iya pah Khrisna tau kok"

"Ya udah sana mandi pas ci Shani bangun terus surprise in dia oh"

"Siap pah"

Setelah mengobrol dengan Kinan, Khrisna langsung menuju ke kamarnya dan Kinan menuju dapur untuk melihat persiapan Veranda untuk menyiapkan surprise untuk Shani.

"Gimana mah?" Tanya Kinan pada Veranda

"Tinggal dikit lagi pah, papah bilang ke Vino tentang ulangtahun Shani?" jawab Veranda dan bertanya kembali

"Iya dong kan dia pacarnya masa ngga bilang" jawab Kinan sudah memberitahu Vino

"Iya sih, bantuin ini pah tinggal dipotong aja" Veranda meminta tolong pada Kinan memotong sayuran

"Iya mah"

Kinan membantu Veranda memasak untuk mempersiapkan kejutan untuk Shani, dan akhirnya adzan Maghrib berkumandang. Mendengar itu Vino terbangun dari tidurnya yang membuat tubuh terasa lebih segar setelah dia dipijat oleh kekasihnya.

Pada saat dia ingin bangun tubuhnya terasa sedikit berat, ternyata yang menyebabkan tubuhnya berat adalah Shani yang sedang tertidur sambil memeluk Vino. Yang awalanya ingin bangun namun dia memutuskan untuk tiduran kembali melihat kekasihnya yang tertidur seperti koala yang membuat Vino gemas.

Dia melihat setiap inci wajah Shani ya g sangat menggemaskan pada saat tidur dan dia membayangkan jika dirinya sudah menikah dan setiap pagi bangun melihat wajah Shani itu pasti akan menjadi bahan cubitan dirinya karena sangat menggemaskan.

Pada saat sedang melihat wajah Shani, dari belakang ada Kinan dan Veranda yang menghampiri mereka dan membawakan kue yang sudah Vino dan Kinan pesan untuk Shani. Kinan memberi isyarat untuk membangunkan Shani dan memang waktu sudah memasuki waktu Maghrib dan mereka harus bangun.

"Sayang bangun yuk udah Maghrib nih" ucap Vino membangunkan Shani dengan mengelus kepalanya

"Ehmmm bentar kak" elak Shani yang ingin tidur kembali

"Sayang nanti waktu Maghrib nya habis loh ayoo bangun yuk, aku pegel nih" vino kembali membangunkan Shani

"Ehmmm iya ya"

Shani bangun sambil mengusap matanya dan melihat wajah kekasihnya yang juga baru saja bangun. Vino hanya tersenyum manis pada Shani dan itu membuat Shani kembali memeluknya.

"Kenapa sayang?" Tanya Vino melihat Shani masih memeluknya

"Gpp nyaman aja meluk kamu" jawab Shani yang makin menenggelamkan wajahnya di dada Vino

"Emang ish kamu, yuk bangun udah Maghrib tuh" ucap Vino mengelus kepala Shani

"Bentar kak enak pelukan sama kamu" ucap Shani mengeratkan pelukannya

"Iya sayang nanti ya habis sholat kita pelukan lagi"

Shani melepaskan pelukannya dan memposisikan dirinya untuk duduk, pada saat memposisikan duduk Kinan, Veranda, dan Khrisna menghampiri dirinya dengan membawa sebuah kue dan itu membuat Shani kaget.

"Mamah papah kenapa bawa kue?" Tanya Shani melihat Kinan, Veranda, dan Khrisna membawakan kue

"Hayoo kamu lupa yah" ucap Veranda

"Lupa apa mah?" Tanya Shani yang tidak tahu maksud keluarganya

"Hari ini hari ulangtahun kamu sayang" jawan Kinan

"Bener pah?" Tanya Shani yang bingung

"Coba cici liat kalender" pinta Khrisna meminta Shani melihat kalender

Shani membuka handphonenya yang ada di meja ruang tamu dan membuka aplikasi kalender, ternyata benar hari ini adalah hari ulangtahunnya.

"Ohh iya aku lupa, maaf yah"

"Iya gpp kok, ya udah tiup lilinnya yah"

Shani menganggukkan kepalanya dan berdoa sebelum meniup lilin, setelah itu Shani berdiri dan menghampiri Kinan dan Veranda Yanga di depannya untuk dipeluknya. Kemudian berlanjut pada adik tersayang dan yang terakhir pada kekasihnya, untuk Henry dia tidak sempat kesana karena dia memiliki kerjaan yang tidak bisa ditinggal.

"Nah sekarang kita sholat dan habis itu makan yah" pinta Kinan untuk bersiap-siap

"Iya pah"

"Kak" panggil Shani yang masih ingin bersama Vino

"Kenapa hm?" Tanya Vino yang mendengar Shani memanggilnya

"Makasih ya udah ngucapin ulangtahun" ucap Shani memeluk Vino dari samping

"Iya sayang sama-sama" ucap Vino merangkul Shani dan mengelus pundaknya

"Ohh iya hadiahnya mana?" Tanya Shani tentang hadiahnya

"Hadiah?"

"Iya dong masa kakak ngga kasih aku hadiah" ucap Shani melepaskan pelukannya dan memasang wajah cemberutnya

"Hmmm gimana kalo besok kita jalan-jalan? Kamu bebas beli apa aja yang kamu mau" tawar Vino tentang hadiah Shani

"Beneran kak?"

"Iya sayang"

"Yeayy makasih ya kak" Shani kembali memeluk Vino dari samping

"Iya bidadarinya Vino" ucap vino sambil mengecup puncak kepala Shani

"Tapi aku pengin ambil hadiahnya sekarang" Shani yang ingin hadiahnya sekarang

"Hahh kan besok sayang mana bisa sekarang tokonya udah pada tutup" ucap Vino yang tidak tahu maksud Shani

Mendengar vino terus berbicara, Shani langsung mengecup kilat bibir Vino dan langsung berlalu menuju kamar mandi untuk ber-wudhu. Dan untuk Vino masih mematung karena dirinya mendapat kecupan dari Shani ya walaupun itu bukan kecupan pertama mereka namun itu masih membuat Vino kaku dengan sebuah kecupan manis mereka.

Setelah itu mereka melaksanakan ibadah mereka dan dilanjutkan dengan makan malam spesial hari ulangtahun Shani.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!