🥇Juara 1 YAAW Periode 2 2024 Genre Pria
🏅Juara Tema Kreatif 'Harem'
Elang menjadi pemuas nafsu para wanita dewasa semenjak SMA. Ia terpaksa melakukan itu demi bertahan di kehidupan ibu kota yang keras. Sampai suatu hari Elang mendapat pelanggan yang membuatnya terjebak dalam masalah besar.
Takdir membawa Elang harus menjadi guru les privat putri dari salah satu pelanggannya. Terlebih putri pelanggannya itu adalah sahabat kekasihnya Elang. Parahnya ketiga perempuan itu sama-sama jatuh cinta pada Elang.
Inilah cerita Elang. Petualangannya dalam menghadapi banyak wanita di hidupnya. Bagaimana kelanjutannya? Apa Elang membiarkan banyak wanita berlabuh di hatinya? Atau dia memilih melabuhkan hatinya hanya untuk satu orang saja.
*Genre : Harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9 - Plot Twist
"Bolehkah aku tahu dimana Pak Ilyasnya sekarang?" tanya Elang. "Aku ingin mengucapkan terima kasih padanya secara langsung," tambahnya.
"Pagi ini dia akan ada di ruangannya. Kebetulan juga dia direktur di rumah sakit ini," jawab Tarjo. "Kau sebaiknya istirahat dulu. Nanti aku temani ke ruang Pak Ilyas."
"Iya. Makasih, Mas Tarjo," ungkap Elang. Ia memutuskan beristirahat sebentar.
Elang mengambil ponselnya. Dia melihat tidak ada pesan atau panggilan dari orang yang mencemaskannya. Hanya terdapat pesan dan panggilan tak terjawab dari Dara yang bingung karena Elang tak kunjung menanggapi.
"Beginilah kalau nggak punya keluarga. Kalau kena musibah, ngehadapinnya selalu sendiri," keluh Elang. Dia semakin sedih saat melihat orang di sebelahnya digeromboli satu keluarga. Sungguh, Elang selalu iri pada orang yang memiliki keluarga. Hidup tanpa merasakan kasih sayang ayah dan ibu, tentu membuatnya penasaran akan hal itu.
Elang segera membalas pesan Dara. Ia memilih untuk merahasiakan musibah yang menimpanya. Lagi pula kalau diberitahu, maka otomatis Elang juga harus mengatakan perihal pekerjaannya dan Niki.
Setelah menghabiskan sarapan yang disediakan dari rumah sakit, Elang diperbolehkan pulang. Namun dia pergi ke ruangan Ilyas terlebih dahulu dengan ditemani Tarjo.
Setibanya di ruangan Ilyas, Elang langsung mengucapkan terima kasih pada lelaki paruh baya itu. Dia juga berniat ingin membayar seluruh biaya pengobatannya.
"Bolehkah aku tahu apa yang terjadi padamu tadi malam?" tanya Ilyas.
"Aku ditagih hutang sama rentenir, Pak. Wajar, hidup sebatang kara ya begini," sahut Elang berbohong. "Tapi meskipun begitu, aku akan membayar biaya pengobatanku ke pihak administrasi..." tutur Elang.
"Bagaimana kalau aku tidak ingin dibayar dengan uang?" tanggap Ilyas.
Elang terkejut mendengar perkataan Ilyas. Tetapi jika dipikir-pikir, keinginan Ilyas itu masuk akal. Mengingat sepertinya dia pasti sudah punya banyak uang.
"Lalu aku harus membayar dengan apa?" tanya Elang.
"Maaf sebelumnya, saat kau tak sadarkan diri, aku memeriksa dompetmu dan melihat kartu pelajarmu. Kau ternyata masih SMA ya? Dan kau bersekolah di SMA bertaraf internasional dengan bantuan beasiswa?" tanggap Ilyas.
"Tidak masalah, itu bukan hal besar. Apa yang kau sebutkan tentangku itu memang benar. Tapi kenapa kalau aku bersekolah di SMA bertaraf internasional?" Elang menuntut jawaban.
"Karena dari sana, aku tahu kalau kau murid yang cerdas. Jadi aku ingin kau menjadi guru les privat anakku," ungkap Ilyas.
Kelopak mata Elang terbuka lebar. Dia tentu bingung dengan tawaran tiba-tiba itu.
"Kenapa kau menawariku? Bukankah di luar sana ada banyak jasa guru les privat? Kemampuan mereka pasti jauh lebih baik dariku," kata Elang.
"Aku sudah membayar banyak guru les privat di luar sana, tapi anakku menginginkan orang sepertimu. Itulah permintaannya, jika tidak diberikan, dia semakin tak berhenti berbuat ulah, dan itu membuat kepalaku pusing," jelas Ilyas seraya memijit-mijit pelipisnya.
"Kalau kau berhasil, aku akan berikan apapun yang kau mau. Uang, barang, atau apapun itu," tambah Ilyas.
Pupil mata Elang langsung membesar. Jelas tawaran tersebut sangat menggiurkan baginya.
"Sebelum bersedia, bolehkah aku bertanya sampai kapan aku harus menjadi guru les anakmu?" tanya Elang.
"Sampai dia pintar dan berhasil mendapat nilai bagus!" jawab Ilyas.
"Baiklah kalau begitu, Pak. Aku bersedia," ujar Elang.
"Syukurlah. Datanglah besok ke rumahku. Tarjo akan menuliskan alamatnya untukmu," ucap Ilyas.
Setelah mendapat alamat, Elang pulang ke apartemennya. Keesokan harinya, dia pergi ke rumah Ilyas saat pulang sekolah.
Elang berdecak kagum dengan betapa mewahnya rumah Ilyas. Dengan berani dia tekan bel pintu. Tak lama, pintu dibuka.
Elang kaget sekali tatkala melihat orang yang membukakannya pintu tidaklah asing. Orang itu tidak lain adalah Yolanda.
'Sial! Jangan bilang dia istrinya Pak Ilyas?' batin Elang.
aneeeh...