'Gagak pembawa bencana' itulah julukan pemimpin klan mafia Killer Crow, Galileo Fernandez, yang terkenal kejam dan tidak pandang bulu dalam membunuh.
Hidupnya dari saat dia kecil dilatih menjadi pembunuh berdarah dingin oleh ayahnya, sehingga menciptakan seorang Leo yang tidak berperasaan.
Suatu hari dia di jebak oleh musuh bebuyutan dari klan mafianya dan tewas tertembak dikepalanya. Tetapi bukannya pergi ke alam baka, dia justru terbangun kembali di tubuh seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.
Siapakah anak laki-laki itu?, Apakah Leo mampu menjalani hidupnya dan kembali menjadi mafia kejam dan membalaskan dendamnya?
Inilah Kisah tentang Galileo seorang mafia kejam yang bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah yang ternyata menyimpan banyak misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Bekal ini pasti dari wanita murahan ini kan?, jangan memakannya Max, karena pasti makanan ini terdapat bakteri dan tidak higienis," ucapnya sambil melemparkan kotak bekal yang disiapkan Zivanna ke tempat sampah.
Max menatap wajah Viona dengan datar lalu menarik rambutnya dengan kasar.
"Apa kau tidak diajarkan sopan santun oleh orang tua mu," ucap Max dengan dingin, Padahal itu adalah kotak bekal yang di siapkan Mama nya dari pagi dengan perasaan. Tetapi justru dibuang oleh wanita tidak jelas ini.
"Arghhhh lepaskan Max... apa yang kau lakukan," teriak Viona kesakitan.
Max mengabaikan itu dan tidak melepaskan cekalan kuat nya pada rambut Viona. "Dengar sialan, lain kali bukan hanya rambutmu yang ku cekal dengan tanganku, melainkan leher kecilmu itu akan ku patah kan jika melakukan sesuatu yang membuatku marah," ujar Max dengan suara dalam nya, menatap tajam Viona.
Setelah mengatakan itu Max mendorong viona sampai terjatuh ke tanah dengan sekali hempasan "Ughh aku hanya ingin menjauhkan mu dari makanan menjijikan yang diberikan oleh wanita itu," ucap Viona, menatap tajam Selina. Bagaimana bisa ada wanita yang mendekati Max tapi tidak diusir oleh Max, ini benar benar tidak adil, seharusnya dia yang berada di sisi Max.
Max menatap acuh Viona.
"Menyebalkan"
Lalu dia pergi meninggalkan Viona dan Selina dari sana.
Melihat pujaan hatinya pergi meninggalkan nya, Viona menatap tajam Selina.
"Semua ini gara gara kamu, lihat saja aku akan membuat perhitungan nanti dengan mu jalang," ucap Viona menatap benci Selina.
Selina melipat tangannya di dada dan menatap remeh viona yang duduk di tanah.
"Hei aku tidak mengenalmu tapi kenapa ini menjadi Salahku?, aku tidak berbuat apa apa disini dan hanya duduk di sebelah Max, bekal yang kau buang itu bukan dariku tetapi dari ibu tersayang nya, jadi Sampai sini paham kan jika ini bukan salahku melainkan salahmu sendiri," ucap Selina tersenyum mengejek Viona.
Melihat wajah kusut dari wanita tidak jelas ini tidak bisa menahan senyum mengejek nya dan pergi dari sana. Meninggalkan wanita itu yang terduduk di tanah tanpa melihat ke belakang lagi.
"Sialan, aku akan membalas penghinaan ini," ucapnya dengan tatapan benci.
Dengan raut wajah kesal dan malu, viona bangkit dan berdiri lalu pergi dari sana.
Di sisi lain Max sedang berada di kelas dan di hampiri Gio dengan wajah masamnya.
Max menaikkan alisnya melihat itu.
"Cihh tega sekali kalian ninggalin gue, gue tadi ke taman belakang nyamperin kalian sambil bawa makan malah kau dan Selina udah gak ada," misuh misuh Gio di tempat duduknya tanpa melihat Max, karena kesal.
Max mendengus dan memutar bola matanya malas, siapa suruh dia selalu mengikuti nya.
Gio memajukan bibirnya kesal karena melihat sikap Max seakan tidak peduli seperti biasanya.
"tsk"
Galen yang melihat itu hanya menahan tawanya karena melihat wajah kusut Gio dan wajah Max yang tidak peduli.
Tak terasa sudah waktunya pulang sekolah, para siswa berhamburan keluar kelas untuk meninggalkan sekolah.
"Max mau ikut main basket tidak?, postur tubuhmu tinggi jadi sangat cocok untuk tim kami," tawar Galen pada Max.
"Tidak, lain kali saja," ucap Max pada Galen, lalu pergi dari kelas.
Galen hanya tersenyum saja mendengar itu.
"Sabar bro, dia emang gitu, di sekolah lama juga orang orang pada segan mau ngajak main dia, karena sifatnya cuek begitu," ucap Gio pada Galen. mengajak Max main atau nongkrong?, mimpi saja, itu tidak akan pernah terjadi.
Galen mengangguk mengerti, "kalo gitu Lo aja yang gabung sama kita," tawar Galen pada Gio.
"Oke," jawab gio tanpa ragu, karena di sekolah lamanya pun dia adalah pemain inti basket sekolah nya.
•••
Di tempat markas mafia Black Eagle, sang ketua klan dan beberapa anggota nya sedang melakukan pertemuan penting dikarenakan bandar mereka bocor ke media besar dan nama klan turut di liput disana.
"Bagaimana mungkin kedok Wijaya bisa terbongkar dalam semalam seperti itu," ucap salah satu anggota inti black Eagle heran.
"Yang lebih menyebalkan adalah klan kita turut diliput dalam berita media besar, kita tidak bisa diam saja"
"Benar, kita harus bertindak sebelum hukum turut ikut campur"
Sang ketua klan mafia black Eagle, Adam Riegrow menatap tajam semua anggota nya, dia juga merasa kesal, usaha yang mereka bangun dengan hati hati hancur dalam semalam.
"Apakah kalian sudah mendapatkan informasi tentang si pengirim berita?," tanya nya dengan suara berat.
"Belum bos, kami sampai sekarang masih kesulitan menyelidiki siapa dalang dari penyebaran berita itu, sepertinya dia adalah orang yang berkuasa dan memiliki kemampuan tinggi." Tebak salah satu anggota spesialis IT menjelaskan.
"Tapi saya mencurigai sesuatu," lanjutnya yang membuat Adam dan yang lainnya penasaran.
"Apa?"
Semua orang menunggu jawaban.
"Saya mengetahui informasi sebelum tersebar nya berita itu, Seno Wijaya sempat berselisih dengan seorang pemuda putra dari Zivanna Louis pemilik Pradipta group yang sekarang," jelasnya pada Semua orang.
"Apa kau pikir Pradipta group perusahaan menengah dapat melakukan sesuatu yang hebat seperti itu?," ujar salah satu anggota inti menaikkan alisnya bingung.
"Tidak, bukan itu intinya, akhir akhir ini Pradipta group sedang menjalin kerjasama dengan Fernandez group yang kita sangat tau jika perusahaan itu dulu milik siapa," jelasnya pada semua orang.
"Klan mafia Killer Crow," ucap Adam
"Tapi bukankah klan itu sudah hancur bertahun tahun yang lalu karena Jordan pemimpin Scorpions membunuh pemimpinnya?"
"Pemimpin nya memang sudah tidak ada, tetapi pengikut setianya Gavin Clair yang sekarang mengurus dan mempertahankan perusahaan peninggalan pemimpinnya. Dia tidak kalah hebat dari beberapa pemimpin klan mafia lainnya." Ucap Adam mengusap dagunya.
"Selidiki lebih lanjut, apakah benar jika klan mafia Killer Crow yang mungkin bangkit kembali adalah dalang dari penyebaran berita itu, Jika terbukti memang mereka pelaku nya, kita harus membalas mereka," ucapnya menyeringai.
Tanpa mereka sadari percakapan mereka semua dari awal sedang dipantau dari cctv ruangan itu. Wajah tampan seorang pemuda menatap datar layar yang memperlihatkan percakapan keempat orang disana, dan mengangkat sudut bibirnya menyeringai.
"Mafia kecil seperti kalian ingin melawanku?, seorang Galileo Fernandez?, bermimpi lah!. Sebelum kalian menyerang klan ku, akan ku hancurkan duluan klan mafia kecil kalian," gumamnya datar.
Ya dia adalah Max yang sedang meretas cctv markas Klan black Eagle. Selepas pulang sekolah tadi, dia langsung menuju kamarnya dan megotak atik komputernya untuk meretas, karena Max sudah mengira jika mereka sudah menemukan sesuatu tentang Pradipta group yang bekerja sama dengan Fernandez group dan menautkannya dengan klan Killer Crow.
.
.
.
.
.
.
.