Saat persahabatan dan cinta yang terpendam yang sudah terjalin dan tersimpan rapat lebih dari lima tahun harus putus karena kejadian semalam membuat Sheila memutuskan untuk pergi meninggalkan Damar, bahkan tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut Sheila saat sheila memutuskan untuk pergi.
Dan setelah delapan tahun berlalu saat keduanya di pertemukan kembali dan ingin memperbaiki hubungan masalah dan masalah terus bermunculan.
Apakah mereka bisa bertahan dan bisa mempertahankan hubungan yang baru saja mereka bina ? dan bagaimana cara Sheila dan Damar untuk bisa mendapatkan restu dari Bu Mila yang jelas jelas hanya melihat dari kekayaan dan status sosial ?
Pantengin dan jadikan R-kha author favorit kalian agar kalian bisa mengikuti setiap cerita R-kha
Happy reading 😘😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gombalan Damar
Damar sampai di kota Serang saat tengah malam dan karena tak ingin mengganggu Sheila yang pastinya sudah tidur akhirnya Damar memutuskan untuk pergi ke hotel yang kemarin iya tempati.
" aku sangat merindukan mu dan Dee, tapi apa kamu sudah tidur ?" tanya Damar yang sangat ingin menghubungi Sheila malam ini sebelum iya benar benar mengistirahatkan tubuh lelahnya.
Hingga akhirnya bunyi pesan masuk membuyarkan lamunan Damar yang saat ini sedang memandang layar handphone nya.
" cintaku ? " ucap Damar membaca nama orang yang mengirim pesan yang tertera di layar handphonenya.
Tanpa Damar sadari pipi Damar berubah merona dengan debaran jantung yang mulai tak berirama saat jari tangannya mulai membuka pesan yang Sheila kirim malam itu.
" kamu baik baik saja Mar ?" pesan yang sebenarnya sangat sederhana tapi berhasil membuat bunga bunga di hati dan pikiran Damar bermekaran.
Karena begitu bahagia mendapat pesan dari Sheila membuat Damar langsung menghubungi Sheila tanpa berpikir jika ini sudah hampir tengah malam.
Dengan hati yang berdebar menunggu Sheila mengangkat sambungan telepon darinya, Damar mondar mandir di dalam kamar hotel hingga di dering ketiga barulah Sheila mengangkat sambungannya.
" halo Mar bagaimana kondisi Bu Mila ?" tanya Sheila yang masih begitu perhatian pada ibunya meski Bu Mila begitu sering menyakiti hati Sheila selama ini.
" aku pikir kamu mengkhawatirkan ku ternyata aku salah " ucap Damar yang entah kenapa ingin bersikap manja seperti ini pada Sheila.
" jika kamu tak baik baik saja tak mungkin kamu menghubungiku " ucap Sheila yang merasa aneh dengan sikap manja Damar saat ini.
" baiklah " ucap Damar yang mencoba memahami jika Sheila mungkin masih perlu waktu untuk mengekspresikan cinta nya.
" bunda sudah jauh lebih baik dan sekarang aku sudah kembali ke kota Serang " ucap Damar yang hanya ingin Sheila tau jika mereka berada di kota yang sama.
" kenapa kamu tak menemani ibu dulu ? Kenapa harus pulang di hari yang sama "
" Bu Mila pasti ingin di perhatikan oleh anak laki lakinya " ucap Sheila panjang lebar.
Andai Sheila bisa melihat senyum yang mengembang di bibir Damar mungkin Sheila akan merasa heran kenapa dirinya sampai bersikap seperti itu.
" Mar, kamu masih bangun ?" tanya Sheila saat tak mendengar suara Damar di seberang telepon sana.
" ya aku masih bangun bahkan yang lain pun ikut terbangun " ucap Damar tanpa sadar jika pikirannya sudah mulai traveling ke arah yang tak semestinya.
" maksud kamu apa .. ?" Sheila menghentikan ucapannya saat tak lama menyadari apa yang Damar maksud.
" kenapa kamu jadi berpikir kotor seperti itu ?" tanya Sheila yang kini giliran dirinya yang bersemu merah pipinya.
Ya Damar dan Sheila sama sama sudah dewasa dan sudah memahami apa yang saat ini tak sengaja mereka bicarakan, meksi mereka melakukan hal seperti itu hanya satu kali dan itu pun delapan tahun lalu tapi bagi Damar bayangan itu masih sangat jelas di ingatannya hingga saat ini.
" aku ingin kita bisa segera menikah " ucap Damar mengulang ajakan yang sempat iya ucapkan tadi siang iya ucapkan.
" kirim alamat rumah mu, besok pagi aku akan datang dan aku akan meminta kamu secara langsung pada ibumu dan aku tak ingin menunda nya lebih lama lagi " ucap Damar tak sabar.
" tapi banyak yang harus kita bicarakan sebelum kamu bertemu dengan ibu " ucap Sheila yang entah kenapa masih berat menyetujui ajakan Damar jika tanpa restu dari Bu Mila.
" jika yang ingin kamu bicarakan restu bunda..." Damar menghela nafasnya baru kemudian melanjutkan ucapannya.
" hingga tadi sebelum aku pergi meninggalkan bunda pun aku sudah meminta restu dari bunda tapi kamu tau bunda kan ?"
" bunda begitu keras dan tak mudah menembus kekerasan hati bunda jika hanya aku sendiri ' ucap Damar yang berhasil membuat Sheila tak mengerti dengan apa yang Damar jelaskan saat ini.
" kita menikah dulu baru setelah itu kita akan berjuang mendapatkan restu bunda " ucap Damar menjawab rasa penasaran Sheila.
" aku yakin bunda akan luluh dengan kelembutan dan ketulusan kamu " ucap Damar lagi.
" apa aku bisa ?" tanya Sheila yang masih ragu dengan semua yang kini sudah ada di hadapannya.
" tak akan ada yang tak bisa jika kita bersama dan saling mendukung " ucap Damar meyakinkan Sheila.
" baiklah, aku tutup dulu " ucap Sheila yang sudah mulai mengantuk.
" tunggu " ucap Damar sebelum Sheila menutup sambungan teleponnya.
" apa ?" tanya Sheila yang berpikir ada hal penting lainnya yang ingin Damar katakan.
" selamat malam calon istri, mimpi indah dan mimpikan aku malam ini " ucap Damar yang lagi lagi berhasil membuat pipi Sheila bersemu merah.
Keduanya pun akhirnya menutup sambungan teleponnya karena memang malam sudah semakin larut ditambah mata keduanya yang sudah mulai sulit untuk di kendalikan.
Minggu pagi yang sangat cerah secerah hati Damar yang saat ini sedang dalam perjalanan menuju rumah Sheila setelah sebelumnya Damar menghubungi Sheila untuk meminta share lokasi rumah kediamannya.
" aku harap ibu mu tak akan bersikap seperti bunda dan menentang hubungan kita " ucap Damar yang entah kenapa hatinya malah di buat tak tenang saat mobil yang iya kemudikan sudah semakin dekat dengan rumah Sheila.
Begitu juga dengan Sheila yang terlihat gelisah dan hal itu terlihat jelas oleh Altaf dan juga Bu Silla.
" kamu kenapa sayang ?" tanya Bu Silla yang merasa ada yang sedang Sheila khawatirkan saat ini.
" Damar sedang dalam perjalanan ke sini " ucap Sheila dengan suara pelan tapi masih bisa terdengar jelas di telinga Bu Silla.
" lalu apa yang kamu khawatirkan ? " tanya Bu Silla yang tak akan melarang ataupun mendorong Sheila tentang hidupnya selama Sheila bisa mengambil keputusan dengan bijak.
" mungkin Damar ingin meminta Sheila pada Bunda secara langsung " goda Altaf yang bukan jawaban yang iya dapat tapi sikap malu malu yang Sheila tunjukan sebagai jawabannya.
" sepertinya benar Al " ucap Bu Silla yang merasa apa yang Altaf katakan memanglah benar.
Bu Silla yang merasa jika putrinya masih merasa ragu dengan masa depannya bersama Damar pun akhirnya memberi nasehat pada Sheila putri yang sudah cukup delapan tahun menjadi bahan cemoohan orang orang di sekeliling mereka.
" sayang, apa kamu tak mencintai Damar ?" tanya Bu Silla tanpa sadar jika saat pertanyaan itu iya lontarkan terdengar jelas di telinga Damar yang saat ini sudah berada di ambang pintu ruang tamu tempat Sheila Altaf dan Bu Silla berbincang.
" Altaf yakin Sheila mencintai Damar, buktinya Sheila bahkan memilih sendiri selama delapan tahun ini meski tak sedikit yang mencoba mendekati Sheila "
" benar kan ?" tanya Altaf yang juga jawaban itu di tunggu oleh Damar yang masih berada di ambang pintu ruang tamu.
" ayo jawab Sheila !!"
✍️✍️✍️ Bagaimana cara Damar meyakinkan Sheila yang masih terlihat ragu ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘 😘 😘