Kinan ibu muda berumur dua puluh enam tahun harus terjebak pada hubungan terlarang dengan seorang laki- laki karena keadaan ekonomi keluarganya yang sedang kacau. Dia terpaksa meminjam uang untuk biaya operasi sang anak dengan imbalan menyerahkan tubuhnya pada laki- laki tersebut karena dia tidak mampu mengembalikan uangnya. Sedangkan sang suami yang sejak dua tahun kena PHK harus kerja serabutan tiba- tiba menghilang entah ke mana. Mampukah Kinan menjalani hari- harinya seorang diri di tengah permasalahan yang tiada habisnya...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Selingkuhan suami Angel
Tiga hari di rawat di rumah sakit, Rangga pun sudah dibolehkan untuk pulang oleh dokter. Tulang kakinya yang retak masih dalam pemulihan. Dia masih berjalan menggunakan alat bantu. Tapi untuk ingatannya sudah seratus persen kembali. Dia sudah mengingat semuanya, dan kini dia terus saja teringat dengan istri dan anaknya.
Kedua orang yang paling dia cintai pun selalu saja membayangi pikirannya. Dia terus saja mengkhawatirkan keduanya bagaimana nasib mereka sekarang. Apakah mereka baik- baik saja, apakah mereka sudah makan. Lalu bagaimana apakah Kinan sudah mendapatkan uang untuk bayar sewa rumah apa belum.
Kalau ternyata belum mendapatkan uang untuk membayar sewa rumah, lalu bagaimana jika mereka diusir dari rumah tersebut. Mau tinggal di mana mereka.
Pertanyaan- pertanyaan seperti itulah yang selalu mengganggu pikiran Rangga saat ini.
Sudah berkali- kali Rangga memohon pada sang ibu untuk pulang ke rumah kontrakannya untuk menemui istri dan anaknya, tapi sang ibu selalu saja melarangnya dengan alasan dia masih perlu istirahat.
Walaupun alasan utama bu Ratih melarang Rangga menemui anak dan istrinya adalah karena dia tidak ingin Rangga kembali dengan Kinan, menantu yang tidak pernah diinginkannya.
Bu Ratih lebih suka jika Rangga menikahi Vivi. Vivi lah menantu idaman bu Ratih sejak dulu. Tapi Rangga selalu menolaknya karena dia hanya menganggap Vivi sebagai adik saja. Rangga tidak sedikit pun mencintai Vivi. Yang ada di hatinya hanya Kinan seorang. Kinan lah perempuan yang paling dia cintai.
Melihat sang putra yang begitu keras kepala dan tidak mau menurut apa katanya, membuat bu Ratih pun jengkel dibuatnya.
****
Waktu menunjukkan pukul satu siang, bu Ratih membawa makan siang ke dalam kamar Rangga . Karena sejak tadi pagi Rangga tidak mau keluar dari kamarnya. Dia masih kesal pada sang ibu karena terus- terusan memaksanya untuk meninggalkan Kinan dan menikahi Vivi.
Bagaimana mungkin Rangga akan tega mengkhianati Kinan. Itu sangat tidak mungkin. Selain karena sudah ada anak, cinta Rangga begitu besar untuk Kinan.
"Rangga, makan dulu..." ucap bu Ratih meletakkan baki berisi nasi dan lauk pauk di atas nakas.
"Rangga tidak lapar bu.." jawab Rangga yang duduk di tempat tidur.
"Tapi kamu harus minum obat , sebelum minum obat harus makan dulu..." sahut bu Ratih.
"Nggak usah minum obat juga nggak papa bu..'' ucap Rangga.
"Oh jadi kamu nggak mau minum obat..? Trus kamu nggak mau sembuh...? Mau sakit terus dan merepotkan ibu dan juga Vivi. ..? Begitu..?" bu Ratih mulai kesal pada Rangga.
"Maafkan Rangga bu Kalau Rangga sudah merepotkan ibu dan juga Vivi. Rangga memang nggak bisa apa- apa sekarang..."
"Makanya kamu nurut dong sama ibu..." ucap bu Ratih.
"Rangga mau menuruti semua permintaan ibu kecuali jika ibu meminta Rangga untuk meninggalkan Kinan. Maaf bu, Rangga nggak bisa melakukan itu..." sahut Rangga.
"Jadi kamu lebih memilih meninggalkan ibu...? Begitu...? " tanya bu Ratih.
"Rangga nggak akan meninggalkan ibu lagi bu... Rangga akan menemani ibu di rumah ini, tapi Rangga mohon ijinkan juga Kinan dan Raka untuk tinggal bareng sama kita di sini bu..." jawab Rangga.
"Tapi ibu nggak sudi tinggal bareng sama Kinan. Kalau sama anak kamu ibu setuju saja, karena dia darah daging ibu juga. Tapi Kalau Kinan, sampai kapan pun ibu nggak akan mau tinggal bareng sama dia dan tidak akan mengakui dia sebagai menantu ibu, ..." sahut bu Ratih keras kepala.
"Kenapa sih ibu sangat membenci Kinan..? Memangnya Kinan salah apa sama ibu...?" tanya Rangga mulai emosi.
"Kamu tanya Kinan punya salah apa sama ibu..? Eh Rangga, apa kamu nggak sadar kalau Kinan sudah memisahkan ibu dari kamu, dia sudah mengguna- gunai kamu, dia juga yang membuat ibu bertahun- tahun hidup sendiri tanpa adanya kamu di dekat ibu. Kamu jadi nggak perduli sama ibu, itu semua karena kamu yang sudah dipengaruhi oleh Kinan...!" bu Ratih emosi.
"Kinan tidak pernah melakukan semua yang ibu tuduhkan padanya bu. Rangga yang meninggalkan ibu karena ibu tidak mau menerima Kinan, sedangkan Rangga ingin hidup bersama dengan Kinan orang yang sangat Rangga cintai bu..." jawab Rangga.
"Halah, terus saja kamu membela istri kamu itu. Memangnya apa hebatnya perempuan miskin itu hingga kamu tergila- gila sama dia...?" tanya bu Ratih.
Rangga pun lalu diam , dia tidak mau terus berdebat dengan sang ibu karena merasa capek dan tidak ada habisnya jika berdebat dengan sang ibu.
****
Sementara itu Kinan sudah sembuh dari sakitnya. Badannya sudah kembali segar. Dia pun sudah mulai pergi untuk menemui Andrew di apartemennya. Dia menepati janjinya untuk selalu datang setiap hari untuk Andrew. Pagi - pagi sekali dia sudah siap untuk berangkat ke apartement.
Raka juga sudah dibangunkan sejak pagi tadi dan sudah dimandikan serta diberi sarapan. Seperti biasa Kinan menitipkan Raka pada bu Rahmi dengan alasan dia sudah mempunyai pekerjaan baru.
Pukul enam pagi Kinan sudah jalan menuju ke apartement. Sesampainya di depan pintu apartement Andrew, Kinan pun langsung masuk ke dalam. Suasana masih terasa sepi. Kinan lalu masuk ke kamar Andrew.
Di tempat tidur Andrew masih tertidur nyenyak . Seperti biasa dia tidak memakai baju dan hanya memakai celana boxer pendek. Kinan langsung mendekati Andrew naik ke tempat tidur lalu memeluk Andrew dengan erat.
Andrew yang merasa ada pergerakan di dekatnya pun menjadi terusik dan pelan- pelan membuka matanya.
"Oh babby, kau sudah datang...?" tanya Andrew dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.
"Iya tuan..." jawab Kinan.
"Kau sudah sehat..?"
"Tentu saja sudah tuan, makanya aku datang ke sini..." jawab Kinan.
"Baguslah, berarti kamu sudah siap melayaniku dan memuaskanku lagi...?" tanya Andrew dan langsung mendapat anggukan dan senyuman dari Kinan.
Tanpa menunggu lama, Kinan langsung naik ke atas Andrew lalu melakukan gerakan- gerakan sensual yang membuat Andrew tidak tahan dibuatnya. Akhirnya mereka pun melakukan penyatuan dan berbagi peluh sampai benar- benar puas. Dan setelahnya baru Andrew berangkat ke kantor dengan semangat dan wajah berseri. Sedangkan harus Kinan istirahat dan tidur beberapa saat karena tubuhnya yang kelelahan. Setelah itu dia baru pulang ke rumahnya.
...----------------...
Beberapa hari kemudian di rumah Vivi.
Vivi sedang bermalas- malasan di dalam kamarnya. Seharian ini dia hanya memainkan ponselnya dan tiduran di kamarnya saja. Dia sedang memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan hati Rangga.
Semakin hari dia semakin kesulitan mengambil hati Rangga karena yang dipikiran Rangga hanya Kinan dan Raka saja. Vivi pun menjadi kesal dibuatnya. Tapi dia berusaha menyembunyikan kekesalannya dan berusaha selalu senyum di depan Rangga.
Sedang asik melamun memikirkan Rangga, bu Tari masuk ke dalam kamar Vivi.
"Sayang, kamu ngapain sih sudah siang lho ini, kok kamu masih tiduran aja...? " tanya bu Tari.
"Lagi malas mah, bete..." jawab Vivi.
"Kenapa lagi...?"
"Bete aja..."
"Pasti lagi mikirin Rangga ya...?"
Vivi tidak menjawab pertanyaan sang mamah dia hanya manyun saja.
"Dari pada bete terus mending ikut mamah ke kantor aja yuk. Bantuin kerjaan mamah..." ujar bu Tari.
"Nggak ah mah males..." sahut Vivi. Bu Tari pun hanya menggelengkan kepalanya.
" Kamu ini gimana sih sayang, mamah dan papah kan sudah tua, harusnya kamu yang menggantikan mamah dan papah buat urus perusahaan dong. Masa kamu malah malas- malasan begini sih. Kamu itu harusnya sudah belajar menjalankan perusahaan keluarga kita. Kalau bukan kamu siapa lagi, kan anak mamah cuma kamu aja Vivi..." ucap bu Tari dengan lembut.
Vivi memang anaknya terlalu manja. Dia sebenarnya lulusan S2 jurusan management bisnis. Tapi selesai kuliah dia tidak mau terjun langsung mengurus perusahaan orang tuanya. Dia hanya sesekali saja ke kantor itu pun kalau dipaksa oleh mamahnya.
Kerjaannya hanya main dengan para sahabatnya, liburan dan travelling. Maklumlah biarpun dia tidak melakukan apapun kedua orang tuanya selalu menjamin kebutuhannya.
"Vi, ayo dong bantuin mamah di kantor. Mamah lagi banyak kerjaan di sana..." ucap bu Tari.
"Besok aja deh mah, hari ini kepalaku pusing banget...'' jawab Vivi lalu menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Halah kamu ini alasan saja deh, bilang aja kamu malas..." sahut sang mamah dengan lembut sambil membelai rambut putri kesayangannya.
Bu Tari memang lemah lembut dan penyabar sekali menghadapi anaknya yang manja itu.
"Ya udah mamah ke kantor dulu ya. Tapi beneran lho besok kamu bantuin mamah di kantor..." ucap bu Tari.
"Iya..iya... Udah ah sana berangkat aja, mamah bawel deh..." rengek Vivi.
Bu Tari menggelengkan kepalanya lalu dia keluar dari kamar Vivi dan bergegas pergi ke kantor.
Baru beberapa menit memejamkan matanya, tiba- tiba ponsel Vivi berdering. Vivi pun menjadi terusik.
"Iiihhh siapa sih yang nelpon , ganggu aja deh, orang lagi bete juga..." Vivi menggerutu.
Dengan malas Vivi meraih ponselnya di atas bantal. Dia melihat ke layar ponselnya yang menampilkan nama Angel.
"Hah..? Angel..? Tumben dia telpon aku..." Vivi segera mengangkat telpon dari Angel.
"Hallo Angel.." ucap Vivi dengan malas.
"Vivi...hik..hik..."Angel terdengar menangis di ujung telpon.
"Angel kamu kenapa..? Kamu nangis...?" tanya Vivi langsung bangun dan duduk.
"Hati aku sakit Vi, sakit...hik..hik..."
"Ada apa Angel ..? Ayo cerita ada apa, aku siap jadi pendengar..." ucap Vivi.
"Suami aku Vi, selama ini dia menghindari aku ternyata dia sedang bersenang - senang sama perempuan lain di tempat tinggal barunya Vi...hik..hik..." Angel terus menangis.
"Jadi kamu sudah tahu tempat tinggal baru suamimu...?" tanya Vivi.
"Sudah Vi, orang suruhanku sudah mengirimiku alamatnya. Setiap hari dia bertemu dengan perempuan murahan itu Vi..."
"Ya udah kita datangi saja sekarang suamimu sama selingkuhannya itu. Kita grebek mereka biar kapok ..." ucap Vivi.
"Nggak Vi, jangan sekarang. Suamiku sudah pergi ke kantornya. Dan perempuan itu juga sudah pulang dari tempat tinggal suamiku...." jawab Angel.
"Trus kapan dong kita melabrak mereka..? Jangan kelamaan dong Angel, nanti keenakan mereka..."
"Iya nanti cari waktu yang pas, orang suruhanku selalu memantau mereka kok..." ucap Angel.
"Ya udah nanti kamu kabari aja lagi kapan kita harus ke sana. Sekalian aja kamu sediakan saos sambal buat disiram ke muka si pelakor itu biar tahu rasa....." sahut Vivi.
"Oya Angel ,emang secantik apa sih selingkuhan suamimu itu, sampai dia betah banget sama perempuan itu dan menghindari kamu...?" tanya Vivi penasaran.
"Dia cantik banget Vi. Nanti ya aku kirimi fotonya..."
"Iya deh sini kirimi fotonya, penasaran aku..." ucap Vivi.
"Ya udah aku tutup dulu telponnya ya, bentar aku kirim fotonya..."
"Iya, Angel..."
Sambungan telpon pun terputus. Beberapa saat kemudian ponsel Vivi kembali berbunyi menandakan pesan masuk. Vivi segera membuka pesan dari Angel.
Di sana Angel mengirimkan tiga buah foto, yang pertama suaminya sedang berjalan menggandeng perempuan cantik. Foto yang kedua mereka sedang duduk berhadapan sepertinya sedang berada di restauran. Dan foto terakhir suami Angel sedang mencium pipi perempuan itu.
"Pantas saja suaminya Angel tergila- gila sama perempuan itu. Dia begitu cantik..." gumam Vivi sambil memperhatikan foto tersebut.
"Eh tunggu.. Aku sepertinya nggak asing deh dengan wajah perempuan ini. Aku seperti pernah melihatnya. Tapi di mana ya...?" ucap Vivi sambil mengingat- ingat.
"Hah..! Dia kan...! Oh ya ampun....!" Vivi menutup mulutnya yang terbuka karena kaget.
"Ja..jadi selingkuhan suaminya Angel itu si..."
Bersambung...
🌺🥰 Selamat membaca🌺🥰
wajar kalau Rangga masih ragu... karena masa lalunya Kinan pernah jadi wanita nggak bener.
trus Kinan nggak punya saksi juga. sedangkan seluruh warga percaya sama pak RT... jadi serba salah.. kalau Rangga bela Kinan juga malah dimusuhi orang sekampung entarnya.
emang baiknya nikah sama orang lain. karena Rangga masih kepikiran masa lalu... masih belum bisa melupakan ..
Kinan mending juga cepat nikah... karena kalau dikampung jadi janda tu serba salah...
maaf ya kk, karena aku benar-benar nggak suka sama istri yang berselingkuh. apa lagi sampai hamil dari hasil selingkuhannya...