Reynard Fernando, seorang CEO sukses yang lumpuh, menikahi Caitlin Revelton, gadis ceria dan penuh semangat yang dikenal tak pernah mau kalah dalam perdebatan. Meskipun Caitlin tidak bisa membaca dan menulis, ia memiliki ingatan yang luar biasa. Pernikahan mereka dimulai tanpa cinta, hanya sekadar kesepakatan.
Namun, apakah hubungan yang dimulai tanpa cinta ini dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih mendalam? Atau, mereka akan terjebak dalam pernikahan yang dingin dan hampa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9
Rolla yang sejak tadi menahan kesabarannya, kini tak bisa lagi menahan kemarahan. Wajahnya memerah saat melihat keponakannya, Caitlin, berdiri dengan penuh percaya diri di depan Reynard. Di balik senyum polosnya, Caitlin sudah merencanakan segalanya dengan cerdik. Namun, bagi Rolla, tingkah Caitlin hanya menambah malu keluarga mereka.
Dengan langkah cepat, Rolla menghampiri Caitlin. Tubuhnya yang tinggi dan ramping melenggang seperti seekor singa yang siap menerkam mangsanya. Tanpa mengucap sepatah kata pun, ia langsung meraih telinga Caitlin dan menariknya kasar ke arah tangga. Gadis itu tersentak, terkejut, namun tak bisa melawan.
"Bibi, telingaku sakit, lepaskan tanganmu!" jerit Caitlin dengan nada tinggi, suaranya menggema di seluruh ruangan.
Namun, bukannya melepaskan, Rolla malah semakin mempererat cengkeramannya. "Kenapa kau menjelma menjadi hantu? Apakah tidak cukup kau mempermalukan pamanmu dengan penampilanmu yang aneh itu?" ucap Rolla dengan kesal, seraya mendorong Caitlin menuju lantai atas.
"Menjelma sebagai hantu untuk mengusir pria licik adalah cara yang terbaik," balasnya santai.
Rolla menghentikan langkahnya sejenak, menatap Caitlin dengan sorot mata tajam penuh kemarahan. "Cara terbaik kepalamu!" Ia mendorong pintu kamar Caitlin dengan keras, lalu melemparkan gadis itu ke dalam dengan satu tarikan napas panjang.
"Pergi, ganti pakaianmu! Jangan aneh-aneh lagi!" Rolla memperingatkan dengan suara rendah yang bergetar.
Namun, sebelum Rolla bisa keluar, Caitlin berteriak, "Aku tidak mau menikah!" Suaranya berderak, menggetarkan suasana di dalam kamar. Ia melemparkan pandangan tajam ke arah Rolla, yang berhenti di ambang pintu.
"Jangan melawan! Seorang pria tampan dan kaya melamarmu, kau malah ingin menakutinya dengan cara seperti ini. Aneh sekali!" balas Rolla dengan putus asa, sebelum melangkah pergi dari kamar, meninggalkan Caitlin yang menghentakkan kakinya dengan marah.
Caitlin dengan kesal mencopot rambut palsunya dan melemparkannya ke atas meja rias. "Lihat saja! Aku tetap akan mengusirnya. Aku akan membuatnya kesal denganku!" Ia berbicara pada dirinya sendiri sambil menghapus riasan yang membuatnya tampak seperti hantu.
"Lumayan, aku memang mirip hantu tadi," gumam Caitlin sambil menatap bayangan dirinya di cermin. "Apakah tadi aku berhasil menakutinya?"
Sementara itu, di ruang tamu, Tom yang duduk di sebelah Reynard merasa sangat canggung. Senyum kecil tersungging di bibirnya saat ia mencoba menenangkan suasana. "Tuan, Caitlin baru umur 20 tahun. Dia memang masih kekanak-kanakan. Harap jangan menyalahkannya," katanya, suaranya penuh permohonan.
Reynard menoleh ke arah Tom, senyumnya tetap tenang dan santai. "Untuk apa aku marah? Aku suka dengan perilakunya. Cukup menghibur," jawabnya ringan.
Beberapa saat kemudian, Caitlin yang telah mengganti pakaiannya muncul kembali di ruang tamu. Ia duduk di sudut ruangan, melemparkan tatapan tajam penuh perlawanan ke arah Reynard. Pria itu menatapnya balik, masih dengan senyum di wajahnya, seolah-olah ia menikmati setiap detik konfrontasi ini.
"Ada yang ingin kamu katakan?" tanya Reynard, nada suaranya tenang namun penuh tantangan.
Caitlin menyilangkan tangannya di depan dada. "Aku menolak menikah. Bawa pergi uang dan perhiasan ini," katanya dengan nada tegas.
Reynard mengangkat alisnya sedikit, senyum di wajahnya tak pudar. "Apakah tidak cukup? Aku bisa menambahnya jika kau mau," tawarnya.
Caitlin berdiri, mendekat dengan langkah mantap. Ia berhenti tepat di depan Reynard, membungkuk sedikit hingga wajah mereka hanya terpisah beberapa inci. "Lima puluh persen asetmu. Apa kau sanggup?" tantangnya, senyum sinis terulas di bibirnya.
Di benaknya, Caitlin yakin permintaannya akan membuat Reynard mundur. "Di mana-mana, pria tidak akan sudi mengeluarkan sebagian besar asetnya hanya untuk seorang wanita. Dengan cara ini, aku yakin dia akan takut dan segera pergi," batinnya dengan penuh keyakinan.
Tom dan Rolla yang mendengar permintaan Caitlin langsung terperangah. "Apa dia sudah gila, berani sekali meminta aset sebanyak itu?" bisik Rolla ke arah Tom.
"Sejak kapan anak ini menjadi serakah?" desis Tom dengan wajah cemas.
Namun, yang membuat mereka lebih terkejut adalah respons Reynard. Dengan tenang, ia menatap Caitlin dan berkata, "Apa itu yang kamu inginkan?"
Caitlin menegakkan tubuhnya, meyakinkan dirinya sendiri bahwa Reynard tidak mungkin setuju. "Iya, tanpa lima puluh persen asetmu, aku tidak akan menikah denganmu," ujarnya dengan senyum yakin.
Semua orang di ruangan itu menahan napas, menunggu jawaban dari Reynard. Namun, dengan tenang, ia berkata, "Aku setuju. Lima puluh persen aset untukmu." Jawabannya membuat semua yang hadir terkejut, termasuk Caitlin sendiri.
Caitlin terdiam sejenak, tak percaya bahwa rencananya lagi-lagi gagal.
hikzz..
Reinhard knp gk cari caitlin sendiri sih mlh nyuruh nic segala 😌😌😌