Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Ingin seorang anak
"Meeting hari ini selesai." Ucap Taejun dengan menunjukan ekspresi berbeda pada meeting kali ini. Suasana hatinya sedang tak baik-baik saja, para karyawan mulai paham dengan sikap atasannya tersebut.
Kang Yejun melirik Taejun yang sedang menunjukan wajah dinginnya sambil melamun. "Oke semua, silahkan bubar." Ucapnya pada semua karyawan yang melakukan meeting.
Setelah itu para karyawan mulai berjalan keluar, kini di ruangan hanya ada Taejun dang Kang Yejun.
Tap.. Tap.. Tap..
Kang Yejun mencoba lebih mendekat ke arah Taejun, dia pun duduk di samping Taejun untuk menanyakan sikap atasannya tersebut.
"Pak presdir.. Apa anda baik-baik saja?" Tanya Yejun dengan berhati-hati.
Taejun langsung menyenderkan punggungnya ke belakang kursi, dia memijit pelipisnya dan menghela nafasnya. "Aku pusing."
"Hm..? Apa terjadi sesuatu, pak?"
"Yejun, bagaimana rasanya jadi seorang ayah?" Celetuk Taejun yang tiba-tiba.
Mendengar itu Yejun pun langsung terkejut. "Ah.. saya selalu merasa senang dan ketika pulang kerja, anak saya selalu menyambut saya dengan kebahagiaan."
Taejun langsung menoleh ke arah Yejun, dia mencoba mendekat menunjukan rasa penasarannya.
"Aku tahu kau lebih tua satu tahun dariku dan pernikahanmu juga lebih berbeda satu tahun denganku, tapi kau hebat. Kau sudah memiliki anak dan isterimu tidak menundanya."
Sejujurnya saat ini Taejun sedang menceritakan keluh kesahnya pada sekretarisnya, dia merasa iri dengan Kang Yejun yang sudah memiliki anak, sedangkan dia masih belum juga.
"Maksud anda... anda ingin mempunyai seorang anak, begitu?" Tanyanya sedikit ragu.
"Ya, apa aku egois jika menginginkan seorang anak?" Tanyanya menatap Kang Yejun.
Yejun menggeleng pelan dan perlahan mencoba untuk memberi saran. "Tidak, anda tidak egois. Tapi, coba anda bicarakan lagi dengan nyonya Jiyun, barangkali beliau akan mendengarnya dan mempertimbangkannya lagi.
"Tidak mungkin, dia masih saja menolaknya dan menundanya dengan alasan mengejar karir, aku sedikit muak mendengar jawabannya, haruskah aku mencari wanita yang mau mengandung anakku?!" Pekiknya dengan rahang mengeras.
Saat itu juga Yejun mulai paham, semua penyebabnya adalah Seo Jiyun, wanita itu yang egois dan tak mau mendengarkan ucapan suaminya.
"Kalau anda mau, saya akan dukung anda sih. Lagian, anda juga seorang konglomerat generasi ke-3, mana mungkin ada yang menolak ajakan anda untuk menanam benih." Celetuknya.
Taejun mendelikan mata saat mendengar jawaban Yejun. "Hah!! Terserah kau saja." Beranjak dari duduknya lalu pergi.
Ting!
Satu buah pesan masuk ke ponsel Taejun, Taejun pun langsung memberhentikan langkahnya dan merogoh ponselnya.
'Pak presdir.. maaf menganggu waktu anda sebentar, besok pagi saya sudah bisa pulang, dan apakah besok malam anda senggang? Saya berniat ingin mentraktir anda sebagai bentuk terima kasih.' Taejun membaca pesan yang di kirim sihyun.
Melihat pesan tersebut Taejun langsung mengulum senyumannya dan menunjukan rasa senangnya. "Kim Sihyun.. sepertinya aku mulai gila karenamu." Gumamnya.
*****
Di tempat lain.
Tap... Tap... Tap...
"Jiyun, kami di sini!!" Teriak salah seorang wanita yang sedang duduk di dalam sebuah kafe.
Jiyun pun berjalan ke arah seseorang tersebut, seseorang itu yang tak lain adalah sahabatnya yaitu Sora dan Somi.
"Apa kabar, kalian..?" Tanya Jiyun yang langsung duduk.
"Seperti biasa, kabar kami selalu baik. Apalagi si Sora akan segera menikah tuh." Ucap Somi.
Mendengar itu Jiyun hanya tersenyum. "Aku akan memberikan kado mahal untukmu nanti, sebutkan saja apa itu." Ucap Jiyun.
"Really? Aku ingin apartemen mewah dong, yang di kelola mertuamu." Ucap Sora dengan senang.
"Ya, aku akan memberikannya untukmu."
"Yeeeee!! Thanks Jiyunku yang cantik." Spontan memeluk Jiyun.
Somi melihat sikap aneh Jiyun yang sedikit terdiam. "Jiyun, ada apa? Kenapa kau sedikit berbeda?"
"Ah, sorry. Kau memang selalu peka, Somi. Entah kenapa aku tiba-tiba teringat pada si gendut itu." Ucap Jiyun dengan bisiknya.
Sora langsung mengerutkan keningnya, bahkan Somi juga memberi reaksi heran saat mendengar ucapan Jiyun.
"Kenapa kau tiba-tiba teringat si miskin itu?" Ucap Somi menaikan satu alisnya.
"Iya, nih. Bukannya dia tak ada urusannya dengan kita, ngapain kamu mengingat dia?" Tanya Sora.
Jiyun terdiam, entah kenapa dia merasa gelisah akhir-akhir ini, mendengar nama Sihyun membuatnya menjadi waswas.
"Aku takut jika wanita itu tiba-tiba balas dendam pada kita."
To be continue.
