Amber Kemala, janda yang memiliki trauma atas kegagalan pernikahannya itu bekerja sebagai seorang pelatih tari balet anak-anak. Namun ia mendapatkan tawaran khusus dari seorang duda tampan untuk menjadi pengasuh putri kecilnya, yang tidak lain adalah murid Amber sendiri.
Arion Maverick, duda dengan segudang pesona. Ia melakukan sebuah kesalahan pertama yang membuatnya semakin tergila-gila pada pengasuh sang anak. Laki-laki itu selalu merasakan hasrat yang memuncak dan keinginan yang menggebu-gebu setiap kali bersama Amber.
Sekali saja bibir Arion pernah mengecap hangat tubuh wanita bernama Amber, selamanya laki-laki itu tidak bisa melupakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penggoda
Caroline terus mengikuti langkah kaki Arion sambil merengek, meminta kakaknya untuk mengirim uang ke rekeningnya.
Merasa bosan karena rengekan sang adik, Arion akhirnya mengiyakan permintaan Caroline tanpa syarat.
"Terima kasih, Kakak. Kau baik sekali," puji Caroline dengan senyum mengembang.
"Ngomong-ngomong, Mama sudah punya beberapa kandidat calon pengasuh untuk Aara. Kenapa Kakak menerima pengasuh itu tanpa berdiskusi dengan Mama. Kau bisa membuatnya marah," ucap Caroline.
"Bilang pada Mama kalau Aara sudah punya pengasuh. Tidak perlu lagi Mama repot-repot mencari."
"Hmm, oke!" seru Caroline. "Tapi, Kak. Si Amber itu, Kakak dapat dari mana?" tanyanya.
"Tidak perlu banyak tanya. Pulang sana!" usir Arion.
"Ah, Kakak!" Caroline memanyunkan bibirnya. Wanita itupun akhirnya pergi dan meninggalkan Arion sendiri.
...
Beberapa hari telah berlalu dengan singkat. Sabtu ini, Amber membawa Aara ke rumah balet untuk berlatih seperti biasa. Namun karena kini Amber adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas Aara, wanita itu menyerahkan kelas siang agar di atur oleh Renata sendiri, karena Amber harus membawa Aara pulang.
"Jadi, sekarang kau juga bekerja sebagai pengasuh Aara? Bagaimana bisa?" tanya Renata penasaran.
"Ceritanya panjang, Ren. Maaf karena merepotkanmu."
"Tidak apa-apa. Asal kau juga menaikkan gajiku, aku tidak keberatan mengurus kelas siang sendirian," jawab Renata bercanda.
Amber tertawa. "Tenang saja, aku akan memberimu bonus," ucapnya. Tentu saja Amber tidak keberatan memberikan tambahan gaji untuk Renata. Karena kini, Amber memiliki penghasilan tambahan dengan gaji yang sangat besar.
"Oh, ya, Amber. Bagaimana Tuan Maverick menurutmu? Apa dia sama seperti yang gosip-gosip itu beritakan?" tanya Renata.
"Gosip apa? Aku tidak suka gosip."
"Ah, kau ini. Banyak gosip yang mengatakan bahwa Tuan Maverick itu hot duda. Apa dia juga merayumu? Pernah ada berita yang membahas percintaannya dengan beberapa wanita yang menjadi model di perusahaannya. Mereka bilang jika ingin menjadi model untuk brand milik Tuan Maverick, maka mereka harus tidur dulu dengan si duda itu," jelas Renata panjang lebar.
"Huss! Jangan membicarakan orang sembarangan!" tegur Amber.
"Hei, aku tidak bicara sembarangan. Ini berdasarkan gosip yang sudah tersebar!"
"Sudahlah, jangan mengada-ngada." Amber meninggalkan Renata dan menggandeng Aara keluar dari rumah balet.
Di halaman depan, sebuah mobil berserta sang sopir telah menunggu mereka. Amber dan Aara pun langsung pulang ke rumah sebelum jam makan siang.
Sepanjang perjalanan menuju kediaman Maverick, Amber terus gelisah. Ia memikirkan kata-kata Renata tentang Arion. Benarkah laki-laki itu suka bermain-main dengan wanita?
Lalu, bagaimana dengan Amber? Apakah ia adalah salah satu target untuk kepuasan hasrat laki-laki itu?
Amber mendesah resah. Sudah dua kali ia masuk ke dalam dekapan Arion, meski hanya sebatas saling mencumbu dan meraba. Wanita itu tidak bisa menolak, karena sejujurnya ia pun menginginkan hangatnya sentuhan seorang lelaki. Amber adalah wanita dewasa, tubuhnya selalu merespon dengan baik sentuhan tangan Arion di kulitnya.
Amber terus melamun, ia benar-benar dilanda rasa gundah.
Di kantornya, Arion sedang mengawasi secara langsung jalannya pemotretan untuk produk baru yang akan segera dipasarkan.
Laki-laki itu adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan pakaian dalam dengan brand terkenal. Perusahaan yang ia miliki, memasarkan berbagai model dan bentuk pakaian khusus untuk wanita.
Tentu saja, model yang ingin bergabung dengan perusahaan Arion haruslah memiliki penampilan yang memukau. Bentuk tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki haruslah sempurna agar semakin menarik perhatian konsumen.
Di dalam sebuah ruangan khusus yang dipergunakan untuk sesi pemotretan, Arion duduk di kursinya dengan tenang.
Beberapa model telah datang dan sudah siap melakukan pemotretan. Kali ini, produk yang akan dipasarkan berupa bikini rajut yang di desain dan di rancang langsung oleh seorang seniman rajut terkenal dari Finlandia.
Tentu saja, sang model harus berpose dengan berbagai gaya dengan bikini yang melekat di tubuhnya.
Bagi Arion, melihat wanita dengan pakaian seksi merupakan hal yang biasa. Ia bergelut dalam bisnis yang berhubungan langsung dengan wanita. Terlebih, brand pakaian itu adalah jenis pakaian yang sensitif di mata para lelaki.
Selama proses pemotretan berlangsung, Arion terus memantau layar laptop yang menampilkan hasil setiap jepretan kamera. Meski sudah memiliki tenaga ahli dalam bidangnya, Arion selalu memastikan secara langsung pekerjaan mereka.
Setelah proses pemotretan selesai, Arion kembali ke ruangannya. Seorang model yang baru saja menjalani pemotretan pertamanya, mendatangi Arion untuk membahas keuntungan dan bonus yang telah Arion janjikan.
"Tuan Maverick," sapa model dengan tubuh ramping dan tinggi semampai. Ia memakai sebuah dres mini dengan belahan dada rendah yang menampakkan kemolekan serta bentuk buah kembarnya.
"Ini bonus yang aku janjikan." Arion menggeser sebuah amplop coklat ke depan wanita itu.
Dengan senyum mengembang, wanita itu membuka amplop dan mengintip isinya.
"Tuan Maverick, bisakah asistenmu menghubungiku jika ada proyek terbaru?" tanyanya.
"Tergantung," jawab Arion datar.
Dengan gaya menggoda, model bernama Gritea itu mendekati Arion dan duduk di pangkuan laki-laki itu. Gritea membelai rahang tegas Arion. Ia sedikit membuka kedua paha yang rapat dan mengarahkan tangan laki-laki itu pada permukaan kulit mulusnya.
...🖤🖤🖤...