Sekuel Touch Me, Hubby
🍁🍁
Perjodohan karena hutang budi, membuat Sherinda Agastya, gadis cantik dan sedikit ceroboh itu terpaksa menerima pernikahan yang tidak dia inginkan sama sekali. Parahnya lagi orang yang dijodohkan dengannya merupakan kakak kelasnya sendiri.
Lantas, bagaimana kehidupan mereka setelah menikah? Sedangkan Arghani Natakara Bagaskara yang merupakan ketua Osis di sekolahnya tersebut sudah memiliki kekasih.
Bagaimana lanjutan kisah mereka? Baca yuk!
Fb : Lee Yuta
IG : lee_yuta9
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran Yang Menggiurkan
Bab. 6
Di tempat lain, terlihat seorang gadis yang tengah mengebut dan segera untuk pulang. Karena tiba-tjba saja orang tuanya berkata akan ada acara di rumah dan mengharuskan dirinya untuk pulang.
"Ada apa sih Bu sebenarnya? Kok Rinda suruh cepet-cepet? Kan Rinda mau mampir bentar di rumah komik!" cecar gadis berseragam SMA Dahlia. Napasnya masih terengah. Seolah habis berlari beberapa kilo meter.
Sementara bu Mela yang baru akan berjalan menuju ruang depan pun tampak terkejut dengan kedatangan putri bungsunya ini.
"Kamu tuh, Nda. Kalau datang itu salam, cium tangan, bukan malah nyerocos kayak gini." ingat bu Mela sembari berjalan melewati Rinda.
Setelah mengambil sesuatu, perempuan paruh baya tersebut kembali lagi ke dapur. Di sana, ada asisten rumah yang tampak sedang membuat makanan.
"Ya lagian Ibu pakai acara nyuruh pulang cepet. Kan jadinya Rinda kepikiran. Nggak kayak biasanya aja. Mana Kak Nara juga belum pulang, kan?" jawab Rinda.
Gadis itu berjalan mengikuti ibunya, lalu memilih duduk di kursi yang ada di ruang makan. Tempatnya bersebelahan dengan dapur. Mereka masih bisa mengobrol.
Merasa gerah, Rinda melepas tas dan juga almamater sekolahnya. Membuka setidaknya tiga kancing seragam sekolah yang saat ini ia pakai. Sebab Rinda berpikiran kalau di sini hanya ada perempuan semua. Toh, ayahnya juga belum pulang.
"Sebenarnya ada apa sih, Bu?" tanya Rinda lagi. Dia sangat penasaran acara apa sehingga mengharuskan dirinya sudah ada di rumah.
Bu Mela tampak menyerahkan pekerjaannya kepada asisten rumah. Lalu menghampiri putrinya.
Seketika perempuan berwajah kalem tersebut memekik ketika melihat penampilan Rinda. Memang, putrinya yang satu ini benar-benar tidak ada waspadanya sendikit pun.
"Astaga, Rindaaaa! Sudah Ibu bikang berapa kali, jangan ceroboh kayak gini dong! Anak gadis kok sembrono banget!" omel bu Mela. Tangannya sembari mengulur ke depan, mengancingkan seragam Rinda kembali.
"Ih, Rinda gerah, Bu. Habis panas-panasan ini," protes Rinda dengan bibir cemberut.
"Ya kalau gerah itu mandi, enggak malah di buka di sini!" sungut bu Mela. Tidak habis pikir dengan tingkah Rinda yang seperti bocah.
"Orang sama-sama punya sendiri. Masa iya masih mau ngelirik yang sama," gerutu Rinda sembari membenahi bajunya.
"Rindaaaa!" geram bu Mela.
"Iya, iya, Bu. Ini udah Rinda benerin. Udah rapi. Cantik, kan?" sahut Rinda.
Pusing rasanya setiap kali menghadapi tingkah Rinda.
"Udah deh, Sayang. Lebih baik kamu sekarang mandi, pakai baju yang cantik tapi sopan, terus ke balik ke sini. Jangan lupa poles tipis-tipis itu wajah kamu. Minta make up punya Kak Nara. Udah, jangan gangguin Ibu sebentar," ucap bu Mela sembari menarik lengan Rinda agar gadis itu beranjak dari tempatnya.
Tentu saja Rinda tidak serta menurut begitu saja. Gadis itu memicing curiga ke arah ibunya.
"Acara apa sih, Bu? Tinggal bilang aja kan. Aneh banget nih, Ibu. Tumbenan banget nyuruh Rinda dandan. Biasanya juga malah dilarang. Dengan alasan ini lah, itu lah."
Bukan Rinda namanya jika tidak membalas semua ucapan ibunya. Itulah mengapa bu Mela memilih untuk mengatakannya nanti, daripada telinganya pengang sekarang.
"Mau komik terbarunya Lilliene Of Turin, nggak?" tawar bu Mela yang sangat menggiurkan bagi Rinda.
Tentu saja, Rinda tidak akan melewatkan kesempatan ini. Jika ibunya yang beli, otomatis uang tabungannya aman dan dia bisa gunakan untuk membeli komik yang lain.
Diam-diam, bu Mela menarik sudutnya ke atas. Perempuan itu sangat tahu betul apa kesukaan putri ajaibnya ini. Jelas, untuk yang ini tidak akan Rinda bisa tolak. Karena ini tidak dijual sembarangan dan harus memesannya terlebih dulu.
"Deal! Rinda akan dandan secantik mungkin!" sahut Rinda sembari menarik tangan bu Mela untuk dijabat. Sebagai tanda jika kesepakatan di antara mereka saling disetujui.
Tidak tahu saja, jika sebentar lagi hidup Rinda bakalan berubah drastis dan itu akan mengejutkan gadis super polos tersebut. Bukan bukan. Lebih tepatnya gadis yang sangat ceroboh.