Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Keceriaan Yasmine
...Jika telah memahami bahwa semua ini adalah titipan, Lantas apa yang membuat kita menangis saat merasa kehilangan ?...
...🍁...
Dini hari waktu Dubai.
Emran tidak kembali ke kamarnya, setelah sebelumnya dia ke kamar untuk mandi dan mengganti pakaian kantornya dengan pakaian rumah.
Emran tetap terjaga, menunggu sang putri yang sedari tadi tidak juga surut suhu tubuhnya.
Berbaring dekat sang putri, menggunakan tangannya sebagai bantal untuk Yasmine, mengusap lembut puncak kepala Yasmine yang terasa begitu hangat.
Bahkan beberapa kali Emran melihat bagaiman Yasmine yang mengigau menyebut nama Annisa dengan kata Mommy , memanggilnya memanggilnya berulang kali.
"Mommy "
"Mommy"
"Mommy"
Lirih Yasmin dalam tidurnya. Mendengar hal itu hati Emran begitu terasa perih.
Putri kesayangannya kini tengah sangat sakit, tidak hanya jiwa namun juga raganya pun sakit.
Emran saat ini merasa berada dalam titik paling rendah, dirinya yang tidak berdaya mengendalikan keadaan yang sangat tidak dia sukai.
Jika dalam hal lain, setiap kali ada masalah, Emran akan melancarkan nya dengan uang, namun kali ini dia tidak bisa melakukan hal itu, bagaimana putrinya bisa di suap dengan uang.
Uang saat ini tidaklah berarti jika sang putri dalam situasi seperti ini.
Emran menyadari hanya Annisa yang bisa mengembalikan keceriaan di wajah putrinya.
Meraih handphone yang dia letakkan diatas meja. Mencari sebuah Nama yang tertera di layar handphone miliknya dan menyambungkan panggilan.
"Bagaiman ?" Ucap Emran Tegas, setelah panggilan diantara keduanya saling terhubung.
"Sudah tuan" Ucap Amir dari ujung telepon.
"Saya sudah mendapatkan semuanya" Ucap Amir lagi.
"Bagus " Jawab Emran dengan senyum tipis di wajahnya.
Setelah mendengar jawaban dari sang asisten pribadi, Emran pun merasa sedikit lega, setidaknya akan ada jawaban dari kegelisahan hatinya.
***
Esok hari.
Karena Suhu tubuh Yasmine tidak kunjung turun, dan dia pun tidak mau makan, Emran terpaksa membawa putrinya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Benar saja , setibanya di rumah sakit dokter mengatakan jika kondisi sang putri begitu lemah, dan butuh untuk beberapa saat di rawat di rumah sakit sampai kondisinya benar-benar pulih.
Bahkan sempat Yasmine kembali histeris saat di rumah sakit, dan kembali meminta untuk bertemu dengan Annisa.
Tatapan nanar sang putri begitu menyayat hati Emran kala itu, namun tidak banyak yang dia bisa lakukan.
Suasana begitu emosional ketika sang putri begitu berharap dan memohon padanya untuk sebuah pertemuan dengan Annisa.
"Yasmine mohon dad" Ucap Annisa dengan wajah sedihnya
"Yasmine janji, setelah bertemu Mommy, Yasmine akan jadi anak yang baik, Yasmine janji dad" Ucap nya dengan tatapan nanar dan air mata yang tidak pernah surut.
Melihat hal itu Emran merasa sangat sedih. Begitu juga dengan dokter dan para pengasuhnya yang tidak sadar menitihkan air mata, karena merasa iba dengan kondisi Yasmine.
"Ya , Daddy akan berusaha mencari Mommy " Ucap Emran dengan menyeka Air mata yang tanpa terasa mengalir begitu saja di sudut mata nya.
"Daddy janji ?" Tanya Yasmine penuh semangat.
Emran hanya menjawab dengan anggukan kepala dan usapan lembut di puncak kepala sang putri.
"Tapi Ada suaranya " Ucap Emran
Seketika Wajah Yasmine kembali berubah menjadi sendu
"Kenapa harus ada syarat dad" Tanya Yasmin
"Tentu saja !" ucap Emran kemudian.
Dengan wajah sedih Yasmin bertanya "Lalu apa dad syarat agar Yasmine bisa bertemu Mommy?" Tanya Yasmin lagi
"Yasmine harus sembuh" Ucap Emran kemudian
Yasmine menganggukkan kepala "Okay Daddy Yasmin akan sembuh, Yasmine tidak ingin Mommy sedih, kalau liat Yasmine sakit" Ucap Yasmine dengan suara celotehan.
Mendengar itu, semakin runtuh lah hati Emran saat ini. Bagaimana sang putri bisa begitu menyayangi Annisa, sosok yang baru beberapa bulan dia kenal, dan begitu menurut pada Annisa saat keduanya masih sering bertemu.
"Daddy janji ya" Ucap Yasmine lagi.
Dan Emran pun lagi-lagi hanya menganggukkan kepala.
Setelah kesepakatan antara dirinya dan sang putri, akhirnya Yasmin dapat tertidur kembali dengan pulas, tidak ada lagi kalimat mengigau yang keluar dari mulut sang putri.
Begitu tenang dan damai kala Emran melihat sang putri kecilnya tidur. Sangat jauh berbeda dengan Yasmine saat tadi malam.
"Maaf pak " Sapa Asih dengan suara lirih.
"Em" Jawab Emran singkat.
"Pak Amir , Menunggu Pak Emran di luar" Ucap Asih lagi.
Mendengar hal itu Emran tampak mengerutkan dahi, terdapat guratan halus di dahi mulusnya.
"Katakan padanya aku akan segera menemuinya" Ucap Emran.
Setelah mengatakan itu Emran kembali meminta bobok kan sang putri dengan usapan lembut di wajah cantik gadis kecil yersebut.
Begitu juga dengan Asih yang kembali dan menyampaikan pada Amir untuk menunggu.
"Sayang, Kamu yang sabar ya, Sebentar lagi kita akan bertemu Mommy" Ucap Emran lirih dengan berbisik tepat di telinga sang putri.
Emran pun tidak lupa meninggalkan sebuah kecupan di kening Yasmine yang tengah tertidur pulas, mungkin dengan mimpi indah di sana.
***
Duduk saling berhadapan, di sebuah cafe yang ada di rumah sakit tersebut.
Sejenak suasana tampak hening diantara Emran dan Amir .
"Katakan" ucap Emran dengan tegas, dan tatapan tajam
Mendengar permintaan sang bos besar, Amir segera mengatakan semua informasi yang telah dia dapatkan. Dimana Annisa tinggal saat ini, dan bahkan siapa orang tuanya. Semua informasi Telah Amir kantongi dan simpan dengan baik .
"Rescedule semua jadwal saya untuk dua Minggu kedepan" Ucap Emran
"Tapi tuan" Sanggah Amir, yang mengetahui jika Minggu depan ada sebuah pertemuan penting dengan kolega penting.
Emran menatap tajam pada sang asisten, tidak menerima sanggahan ataupun penolakan apapun.
Melihat tatapan tajam Emran, Amir pun mendelik dengan rasa takut. Meski berat namun Emran tetap menurut pada ucapan bos besarnya.
"Baik tuan" Jawab Amir dengan menganggukkan kepala
"Jika tidak bisa di rescedule maka batalkan !" ucap Emran tegas
Amir semakin dibuat shock dengan penuturan sang bos besar, bagaimana dia bisa begitu saja melepaskan sebuah perjanjian bisnis yang bernilai cukup fantastis. Miliaran dolar akan dia dapatkan dari bisnis tersebut, tapi dengan begitu enteng Emran ingin melepaskan.
Namun apalah daya Amir yang hanya tangan kanan bagi Emran , dia akan menuruti semua ucapan sang pimpinan, tanpa sedikitpun berani menyanggah atau menolak.
Sejenak suasana menjadi hening, hanya suara sesapan kopi panas yang terdengar diantara keduanya.
"Siapkan keberangkatan ku dan putriku"ucap Emran dengan suara dingin.
"Aku akan menemuinya setelah Yasmine benar-benar pulih" ucap Emran lagi.
Amir menganggukkan kepala dan melaksanakan tugas yang di perintahkan oleh Emran.
Setelah dirasa cukup pembicaraan diantara keduanya, Amir pun undur diri dan kembali ke kantor sesuai perintah Emran.
***