NovelToon NovelToon
Jevan Dan Para Perempuan

Jevan Dan Para Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Duniahiburan / Showbiz / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sitting Down Here

Sejak lahir, Jevan selalu di kelilingi oleh para perempuan. Ia tak pernah tahu dunia lain selain dunia yang di kenalkan oleh ibunya yang bekerja sebagai penari pertunjukan di sebuah kota yang terkenal dengan perjudian dan mendapat julukan The sin city.

Jevan terlihat sangat tampan sampai tak ada satupun perempuan yang mampu menolaknya, kecuali seorang gadis cuek yang berprofesi sebagai polisi. Jevan bertemu dengannya karena ia mengalami suatu hal yang tak lazim di hidupnya.

Peristiwa apakah yang telah di alami oleh Jevan? Ikuti ceritanya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Jodoh untuk Rafe (2)

"Entahlah, aku hanya menebak. Maafkan aku, itu urusan pribadimu. Aku tak seharusnya mengatakan itu"

"Umm... Sebenarnya tebakanmu benar. Aku tau ini memalukan, tapi aku ingin jujur padamu. Aku pikir aku hanya gugup dengan pria, tapi sepertinya aku memang payah soal itu"

"Kamu payah? Aku tak percaya itu. Tapi, sepertinya kamu harus cari tahu dulu penyebabnya. Kalau perlu berkonsultasi sama yang ahli. Aku akan menemani kamu"

"Memangnya bisa? Kita kan tinggal di lain kota"

"Aku bisa saja memundurkan waktu pulangku jika kamu ingin berobat besok"

"Kamu benar-benar ingin menemaniku, Rafe?"

"Tentu saja, kenapa tidak?"

"Kalau butuh waktu lama untuk sembuh, memangnya kamu masih mau tunggu aku, Rafe?"

"Iya, aku akan tunggu kamu karena entah mengapa sepertinya aku yakin kalau kamu jodoh aku"

"Rafe... Kita kan baru saling kenal"

"Iya, aku tahu. Tapi aku merasa yakin sama kamu. Aku tak mudah jatuh cinta, tapi... Entahlah, aku hanya ingin membuatmu bahagia"

"Oh Rafe... "

Cherly kemudian memeluk Rafe dengan erat dan Rafe membalasnya.

"Aku tak ingin membuatmu takut, Cher. Tapi sepertinya aku jatuh cinta sama kamu"

"Secepat itu, Rafe?"

"Iya. Tapi aku tak ingin kamu segera membalas perasaanku karena merasa tak enak padaku. Aku akan memberimu waktu selama yang kamu perlukan"

"Oh Rafe... Aku tak pernah bertemu sama pria sebaik dirimu. Aku harap kamu mau bersabar untukku"

"Aku akan melakukannya untukmu, Cherly. Aku akan menemani kamu berobat. Kalau perlu aku akan pindah ke sini dan mencari pekerjaan baru. Lagipula, aku memang punya pekerjaan sampingan di sini bersama Jevan"

"Benarkah?"

"Iya, benar. Sudah berlangsung selama 2 tahun malah. Tapi maaf aku tak bisa cerita secara detail tentang pekerjaan aku bersama Jevan"

"Memangnya pekerjaan kamu bersifat rahasia ya?"

"Iya, bisa di bilang begitu. Tapi tujuan kami baik kok. Jevan memerlukan pekerjaan itu untuk memperbaiki hidupnya dan aku memerlukan pekerjaan itu untuk membiayai pengobatan ibuku"

"Ibumu sakit apa, Rafe?"

"Ia terkena kanker dan sedang menjalani pengobatan di luar negeri. Suatu hari jika ia sudah membaik, aku ingin memperkenalkan kamu pada ibuku"

"Entahlah, Rafe. Aku merasa tak percaya diri untuk memperkenalkan diriku kepada ibumu karena aku anak broken home. Orang tuaku sudah bercerai sejak aku masih kecil"

Rafe kini paham mengapa Cherly menutup dirinya selama ini. Salah satunya adalah kegagalan dari kedua orang tuanya untuk mempertahankan rumah tangga mereka.

"Tenang saja, ibuku takkan menghakimi kamu. Ia orang baik, sama sepertimu"

"Oh Rafe... Kenapa kamu baru datang di hidupku sekarang?"

"Karena takdir yang mempertemukan kita, Cherly"

"Rafe, apakah malam ini kamu mau menginap di sini?"

"Tentu saja aku akan menginap kalau kamu mau aku menginap di sini"

"Tapi aku belum bisa menjanjikan apa-apa, Rafe"

"Tidak apa, kan aku sudah bilang kalau aku mau menunggu kamu, Cher"

Cherly kemudian kembali memeluk Rafe.

***

Rafe terbangun dari tidurnya karena mendengar bunyi ponselnya berdering. Di layar ponselnya tertera nama Jevan.

"Halo, Jev... "

"Halo, Rafe. Tidurmu nyenyak?"

"Yeah"

"Kamu lagi di hotel atau di tempat Cherly?"

"Menurut kamu aku lagi dimana?"

"Di tempat Cherly"

"Iya, kamu benar"

"Jadi gimana? Apakah berhasil?"

"Apanya yang berhasil?"

"Rafe, jangan pura-pura. Kamu pasti tahu maksudku. Kamu kan bukan hanya lebih tua tapi juga lebih pintar dariku"

Rafe tertawa kecil. Ia memang hanya ingin menggoda Jevan.

"Jawabannya belum, tapi aku akan menunggunya"

"Wow... Kamu hebat, Rafe"

"Ah, aku tak merasa seperti itu. Kalau suatu hari nanti kamu jatuh cinta juga pasti kamu akan mengerti. Anyway Jev, kamu telepon aku bukan untuk menanyakan Cherly kan?"

"Iya memang bukan. Aku ingin tanya apakah nanti malam kita akan beraksi karena jadwal pulang kamu besok kan?"

"Iya sih, tapi... "

Rafe tak bisa melanjutkan ucapannya karena tiba-tiba ia merasa ada yang meraba bagian bawah tubuhnya. Cherly sepertinya sedang menguji kesabarannya.

"Eh... Jev, sudah dulu ya. Nanti aku telepon kamu lagi"

"Oke. Good luck, Rafe"

Jevan mengatakan itu karena ia tahu kalau Cherly sepertinya sudah bangun tidur.

"Thanks, Jev"

Setelah menutup telepon, Rafe langsung menahan kedua tangan Cherly agar ia berhenti meraba tubuhnya.

"Tolong hentikan, cantik. Aku tak ingin kehilangan kendali karena aku tak ingin menyakiti kamu, apalagi ini yang pertama kalinya untukmu"

"Tapi aku ingin mencobanya, Rafe"

"Kamu yakin? Kita sudah mencobanya semalam dan belum berhasil. Jadi kamu tak perlu buru-buru"

"Iya, aku yakin. Kita coba saja dulu, kalau masih belum berhasil maka kita akan sarapan setelah ini"

"Baiklah, aku sih ikut saja dengan idemu karena kalau kamu senang maka aku pasti juga akan senang"

"Oh, Rafe... Kenapa sih kamu sweet banget?"

"Aku cowok tulen jadi aku ga sweet tapi tampan"

Cherly tersenyum geli karena ucapan Rafe.

"Yang sweet itu perbuatan kamu bukan penampilan fisikmu, Rafe"

"Oh, begitu ya?"

"Iya. Kamu kalau lagi ga pakai kacamata ganteng banget ya"

"Masa sih? Belum pernah ada loh yang bilang gitu ke aku"

"Memangnya belum pernah ada satupun perempuan yang bilang begitu ke kamu?"

"Belum pernah. Tapi itu mungkin karena aku tak biasa bergaul dengan perempuan, malah lebih sering bergaul sama komputer. Aku terlalu malu sama perempuan jadi aku memang jarang berkencan. Jadi kita sama-sama belajar ya?"

"Iya, Rafe"

Rafe kemudian mendekati Cherly dan mulai mencium bibirnya.

"Aku suka semua yang ada di diri kamu, Cher"

"Aku juga. Terutama ini"

Cherly meraba bulu dada Rafe yang menurutnya menggemaskan dan membuat ia jadi ingin meraba dan mengeksplorasi tubuh Rafe lebih dalam.

"Go ahead, lakukan saja. I'm yours"

"I'm yours too, Rafe... "

Cherly kemudian memainkan lidahnya di mulut Rafe, membuat Rafe yakin kalau Cherly tak perlu berkonsultasi dengan ahli. Ia hanya perlu sering-sering berlatih dengan Rafe. Kemudian Rafe mengambil alih dengan membaringkan tubuh Cherly dan menindih tubuh Cherly lalu mulai menciuminya lagi.

"Kalau kamu ingin aku berhenti, bilang saja ya. Apa aku membuatmu gugup?"

"Tidak sama sekali, Rafe"

Rafe kemudian melanjutkan aksinya dan permainan pun di mulai.

***

Rafe tak keluar dari rumah Cherly, kecuali saat malam hari karena ia ada keperluan dengan Jevan yang menjemputnya di rumah Cherly.

"Kamu terlihat beda, Rafe. Apakah kamu akhirnya berhasil?"

*Menurut kamu gimana?"

Melihat senyum di wajah Rafe membuat Jevan yakin kalau Rafe telah berhasil mengatasi rasa trauma Cherly akibat perceraian kedua orang tuanya yang membuat Cherly merasa tak ada yang mencintai atau membutuhkannya. Tetapi kali ini berbeda karena ia memiliki Rafe.

"Selamat, Rafe. Aku turut bahagia untuk kalian berdua"

"Terima kasih, Jev. Aku senang akhirnya aku menjadi yang pertama untuknya"

"Ya tentu saja. Dia pantas mendapatkannya"

"Sebenarnya aku heran juga karena ia dulu tidak terpikat padamu dan menjadikan kamu yang pertama baginya"

"Entahlah, sepertinya dari awal kami memang di takdirkan untuk menjadi teman baik"

"Iya benar juga. Sekarang karena aku tak mau jauh darinya, jadi aku memutuskan untuk pindah dan mencari pekerjaan di sini"

"Kamu kan sudah punya pekerjaan bersamaku, Rafe"

"Yeah, tentu saja. Tapi kita tak bisa terus menerus begini, Jev. Kamu kan tau itu. Kamu sendiri punya rencana untuk mewujudkan pekerjaan impianmu, kan?"

"Iya, kamu benar"

Ketika sedang mengemudi sambil bicara dengan Rafe, Tiba-tiba dari belakang terdengar suara klakson mobil yang keras. Mobil itu kemudian mensejajari mobilnya lalu menurunkan kaca jendela mobilnya. Ternyata pengemudinya adalah seorang wanita cantik yang sedang marah.

"Jalanmu lambat sekali seperti siput! Lain kali mengemudilah dengan benar!"

1
Okto Mulya D.
katanya polisi wanita lha ini koq pria? Apa aku salah baca sinopsis nya?
Out on Corner: iya polisi wanita tapi dia belum muncul, nanti datangnya belakangan 😁✌
total 1 replies
Ryan Hidayat
who???
Out on Corner: jawabannya ada di bab yang aku post hari ini ya 🙏
total 1 replies
anggita
klo lagi gugup... kadang juga bisa gagap😁
Out on Corner: /Grin/
total 1 replies
anggita
like👍+☝☝iklan.
anggita
🔥❤Louisa.. 😘Jevan... Jennie😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!