Nana adalah kembang desa yang sangat cantik, Ada lima pemuda yang pernah melamar dia dan semua nya di tolak dengan berbagai alasan.
Hingga suatu hari Nana merasakan dada nya sangat sakit luar biasa, Berobat kedokter sudah dan di nyatakan tidak ada kanker payudara. Namun payudara nya sangat sakit, Seminggu kemudian sudah membusuk dan membuat Nana sangat menderita.
Banyak yang menduga bahwa Nana di santet.
Siapa kah yang sudah menyantet Nana?
Mampu kah Nana melawan santet ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Nana datang
Daun daun kering berserakan tertiup angin malam, Suara anjing melolong dengan pedih nya seolah melihat sesuatu yang sangat menyakitkan hati, Bau bangkai yang sangat busuk tercium oleh hidung siapa pun yang lewat daerah sini. Untung nya sama sekali tak ada yang lewat karena mereka semua sudah tahu apa yang akan datang di malam ini, Karena para warga langsung masuk kedalam rumah setelah acara tahlilan di rumah nya Pak Irwin, Tak ada satu orang pun yang keluar dari rumah. Hanya ada para peronda kalangan anak muda saja yang tetap berjaga sebab mereka tak takut dan menganggap kematian kembang desa sama seperti kematian orang lain nya.
Bu Yuni sendirian di rumah karena Davin jaga malam di pos, Sedangkan suami nya ada pekerjaan di luar kota. Sehingga dia hanya sendirian di rumah ini sambil menonton televisi, Karena baru sekarang baru jam delapan malam. Mau tidur juga belum bisa dan sudah sholat isya juga, Untuk menghilangkan suntuk maka dia menonton televisi, Wanita setengah baya mendengarkan dengan seksama apa yang sedang berjalan itu. Gesekan langkah kaki yang di seret seolah sangat berat sekali, Jantung Bu Yuni berdetak tidak karuan karena dia merasa ada yang tidak beres, Namun dia bertahan juga untuk melihat apa yang sedang berjalan di luar.
Bu Yuni menekap mulut nya saat melihat apa yang sedang berjalan menggunakan baju putih berlumuran darah, Gadis yang baru di kuburkan tadi siang kini sudah bangkit untuk melakukan teror yang sangat meresahkan. Mungkin memang benar pikir nya bahwa Nana di santet, Sehingga dia tak rela dan ingin menuntut balas kepada orang yang sudah menyakiti nya. Seluruh tubuh Bu Yuni merinding sangking takut nya dengan pemandangan yang sedang ia lihat ini, Tangan yang sedang memegang gorden ini gemetaran karena sangking takut nya melihat. Nana, Bagian dada hingga kebawah hancur karena terkena darah segar. Gaun putih yang sangat panjang sehingga membuat langkah Nana sangat berat, Setiap tapak kaki meninggalkan jejak darah.
"Hah?!"
Kaget sekali Bu Yuni ketika mendengar suara nafas di belakang nya, Sedang fokus melihat kearah depan tempat Nana sedang berjalan menyeret gaun nya. Tiba tiba saja di kuduk belakang seperti ada orang yang sedang meniup, Tentu saja dia kaget bukan kepalang.
"Jangan ganggu Ibu ya, Nduk! Ibu tak pernah mengganggu mu." Bu Yuni berkata cemas.
"Huhuhuuuu....
"Apa yang kamu ingin kan, Nduk? Cari lah orang yang memang menyakiti mu, Tapi jangan ganggu orang yang tak bersalah." Ujar Bu Yuni.
Wuuussshh.
Angin yang membawa bau bangkai itu pun hilang, Bu Yuni menarik nafas nya yang sangat berat seolah baru lepas dari jerat setan yang baru saja datang menemui dia. Baru saja bisa bernafas lega, Pintu rumah sudah di gedor dengan keras. Bu Yuni tersentak ketakutan mengira kalau Nana yang datang lagi mau menghantui nya, Wajah Nana yang mendelik pucat membuat Bu Yuni sangat takut.
"Ku mohon jangan ganggu aku! Aku tak bersalah padamu, Nana." Isak Bu Yuni.
"Ini aku, Bu!" Davin berteriak dari luar.
Mendengar suara putra nya yang datang, Baru lah Bu Yuni bisa bernafas lega dan segera membuka pintu karena sangking takut nya, Ini baru dia yanng di hantui, Belum yang lain nya di desa ini.
Davin kaget melihat Ibu nya yang pucat ketakutan, Bahkan dia juga gemetaran tak bisa bergerak. Davin segera membantu Ibu nya untuk duduk di sofa, Bahkan segera di ambil kan minum agar bisa tenang. Saat mengambil gelas dari putra nya dia masih gemetar juga karena tak kuat menahan rasa takut yang sangat luar biasa, Tidak tahu apa yang sedang di takut kan Ibu nya saja dia belum tahu, Tiba tiba saja Ibu nya sudah begini dan tadi juga berteriak keras.
"Ibu kenapa?" Davin bertanya pelan.
"Tidak ada, Ibu hanya cemas saja." Bu Yuni tak ingin jujur.
"Cemas bagai man? Sedangkan Ibu tadi saja seperti ketakutan, Apa yang sudah Ibu lihat." Desak Davin.
"Benar tak ada apa apa! Ibu memang kadang suka berpikir sendiri." Bu Yuni tetap tak mau jujur dengan anak nya.
"Ya sudah kalau Ibu tidak mau cerita, Ayo kekamar saja." Ajak Davin.
Bu Yuni mengangguk dan pergi kekamar nya agar bisa tenang, Sebenar nya Davin tahu bahwa Sang Ibu sedang ketakutan, Namun dia tak bisa mau mendesak karena Ibu nya pasti akan berusaha keras untuk menutupi nya, Biar lah nanti bila sudah mau bercerita sendiri saat sudah tenang pasti nya.
...****************...
Nani melihat Ibu nya yang sedang sholat tahajud di kamar nya, Bisa terlihat karena pintu kamar terbuka sedikit, Dia cuek saja dan kembali menuju dapur ingin mengambil air dari kulkas. Sama sekali tak ada rasa takut walau di rumah ini baru saja mayat yang di kuburkan, Bahkan Nani dengan santai nya mengintip bagian belakang tempat orang orang tadi memandikan jenazah nya Nana.
"Ada bagus nya juga kau mati, Padahal aku sebenar nya ingin kau mati bunuh diri." Batin Nani.
"Nani!"
"Eh, Ibu! Kok Ibu dari dalam kamar mandi?" Tanya Nani agak kaget.
"Iya ini habis buang air kecil." Jawab Bu Asih.
Mata Nani jelalatan sebab merasa aneh dengan kemunculan Ibu nya, Padahal tadi dia jelas melihat bahwa Bu Asih sedang sholat tahajud, Namun kenapa tiba tiba saja malah muncul dari dalam kamar mandu sehingga membuat jantung nya tak karuan. Saat Bu Asih sedang mengambil sesuatu dalam lemari makan, Nani cepat pergi karena di yakin ini pasti lah iblis yang akan mengganggu nya.
"Kan! Ini pasti ulah nya Nana, Sudah mati pun masih membuat ulah." Geram Nani yang ketika masuk kedalam kamar melhat Bu Asih sedang sujud.
Dia duduk menunggu sampai Ibu nya selesai sholat, Hanya ada mereka berdua di rumah ini karena Pak Irwin bilang mau kerumah Pak Lurah dan belum kembali sampai tengah malam, Mungkin saja di sana mereka ngobrol sehingga sampai lupa waktu.
"Lama sekali Ibu sujud nya?" Batin Nani heran.
Karena sudah terlalu lama Bu Asih sujud, Nani takut dan berpikir bahwa Ibu nya meninggal dalam keadaan sholat. Maka dia segera memegang pundak Bu Asih agar bisa melihat wajah sang Ibu, Namun malah hal lain yang ia lihat sekarang.
"Aaaaggkkk!"
"Heheeeee.....
Nani salah terka seratus persen, Yang sedang sholat adalah iblis nya. Ketika iblis yang memakai mukena putih ini mengangkat wajah, Baru lah Nani kaget bukan kepala melihat wajah yang hancur berantakan, Bagian depan mukena juga berlumuran darah seperti Nana kala itu.