Dia adalah seorang gadis yang cukup liar, dia begitu bukan karena ada unsur kesengajaan tapi karena keadaan yang tidak mendukungnya untuk hidup baik-baik saja.
Keras kepalanya membuat kedua orang tuanya angkat tangan untuk mengurus hidup nya,
Nama nya Ashqia Naura, seorang wanita yang keras kepala, tapi hati nya selembut sultra dan sebersih embun.
Ashqia Naura mempunyai Kakak Laki-laki yang bernama Ashka Afdal dan adik perempuannya yang bernama Kila Ashkaf.
Dikehidupan ini, ntah dia yang kurang beruntung atau hidupnya yang kurang bersyukur, Karena Ashqia memiliki watak yang berbeda dengan kedua saudaranya.
Suatu ketika dia dihadapkan dengan seorang laki-laki yang berasal dari kalangan pesantren, dan dia Putra tunggal dari Kyia yang mempunyai satu pesantren yang cukup ternama di kota tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sariiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
"Hud hubungi aja, supaya kita nggak pusing sendiri mencari keberadaan Umi mu" saran dari Naura
"iya bener, yaudah ayok ke pak bambam dulu"
"Emang kamu tau pak bambam lagi dimana"
"Aku juga nggak tau qia, yang penting kita cari dulu paling diruangan tunggu"
Sebelum mencari dimana keberadaan Umi Nuhud, mereka mencari pak bambam terlebih dahulu untuk meminta handphone mereka. Dan ternyata benar pak bambam berada diruangan tunggu peserta sebagai pendamping dari sekolah
"Pak..."
Nuhud memanggil pak bambam untuk meminta handphone mereka berdua, karena yang terpenting sekarang mencari keberadaan Uminya Nuhud.
"Eh udah kelar urusan kalian berdua" ujar pak bambam
"Udah kok pak, kita kesini mau ngambil handphone karena ada hal yang penting" ujar Nuhud
"Ouh ini handphone kalian berdua, dari tadi tidak berhenti berdering tapi bapak tidak mengangkat nya" ujar pak bambam karena takut dibilang tidak sopan
"Yaudah pak, terimakasih sebelumnya. kami keluar sebentar ya pak"
"Kalian jangan kemana-mana dulu, disini aja" ujar pak bambam yang khawatir mereka menghilang saat pengumuman hasil dari Olimpiade
"Iyaa pak kita nggak kemana-mana kok, sebentar aja"
"Ehm yaudah, ingat jangan lama-lama"
"Iyaa pak" jawab Nuhud lagi dan Naura hanya menyimak saja
Setelah mendapatkan handphone mereka Nuhud langsung menghubungi uminya tersebut tapi tidak ada respon sama sekali
"Handphonenya umi nggak aktif Qia"
"Coba lagi aja"
"Aku udah coba beberapa kali kok ini, tapi beneran nggak bisa dihubungi" Nuhud mulai khawatir dengan keadaan uminya
"Coba pesan chat"
"Udah tapi nggak aktif, Tuhh cuma centang satu"
"Umi kamu lagi dimana ya, coba hubungin calon istri mu tadi, siapa Aisyah ya" ucapan Naura seketika Nuhud tidak suka mendengar penuturan Naura
"Sembarangan" Nuhud mendadak cuek yang membuat Naura sedikit bingung
"Lahh ekspresi apaan tuh, gua cuma becanda Hud" ujar Naura yang sedikit bermanja di lengan Hud
"Hehh apaan sih, lepasin"
"Nggak mau, wleekkkkk" ujar Naura yang mengolok Nuhud
"Qia,qiaa untuk kamu cantikk" ujar Nuhud dan mencubit hidung Naura
"Ihkkk nyebelin. Udah blom pegal nih kaki"
"Bentar aku lupa, aku save nomor dia pake nama siapa"
"Dihh emang dia sespesial itu" ujar Naura yang langsung melepaskan lengan Nuhud
"Nggak bukan gitu, karena terlalu banyak nama Aisyah disini" ucapan Nuhud yang berhasil membuat Naura menganga tak percaya.
"Si paling laku" ujar Naura yang tidak direspon Nuhud.
Nuhud disibukkan dengan handphonenya untuk mencari tahu dimana keberadaan uminya. setelah mendapatkan nomor Aisyah Nuhud langsung menghubunginya lewat pesat chat
"Aisyah kamu dan Umi sekarang lagi dimana"
"Aku dan Umi lagi dimasjid mas, mas udah kelar Olimpiadenya"
"Udah kok, kamu ajak Umi ke tempat duduk yang berada disamping masjid ya. Dan pesanlah sesuatu yang enak dimakan, aku sekarang kesana"
"Baik mas"
Naura dan Nuhud langsung pergi ke masjid lagi karena ternyata uminya Nuhud berada disana berada Aisyah
"Umi ternyata di masjid, ayok kesana"
"Aku nggak bisa ikut Hud"
"Udah gapapa kita nggak masuk masjid kok, cuma di depan taman masjid yang ada tempat duduknya itu"
"Tapi bukan itu alasan nya, aku cuma nggak mau karena harus bertemu umi kamu saja" ucapan Naura kepada Nuhud
"Emang nya kenapa dengan Umi" tanya Nuhud penasaran
"Gapapa aku cuma nggak mau aja harus jalan ke masjid lagi"
"bo'ong, jawab dulu ada apa dengan Umi ku"
"Aku segan Hud" jawab Naura dan sedikit menggigit bibir bawahnya.
"Lucu banget sihh, ayokk" Seketika Nuhud menarik tangan Naura untuk kembali ke masjid
"Hud... aku nggak mau" Naura terus menahan diri karena memang dirinya segan harus bertemu orang tua Nuhud
"Udahh gapapa" penuturan lembut dari Nuhud
Setelah sampai dimasjid sebelum menuju ke taman masjid yang berada disamping masjid itu. Naura lagi-lagi menolak untuk bertemu orang tua Nuhud
"Hud..." Naura menarik tangan Nuhud
"Ehm ayok jalan, kok tangan kamu dingin gini sih Hahahaha" Ejek Nuhud
"Ihkk nyebelin banget sih. jangankan tangan, aku nggak tau kenapa jantung ku berdetak lebih cepat" ujar Naura yang gugup
"Itu cuman karena kamu belum ada pengalaman, sebelumnya kamu belum pernah bertemu dengan orang tua Tio?"
Yang ditanggapi oleh Naura dengan gelengan kepala saja karena dia tidak mau membahas Tio lagi, setelah mereka sampai disana Nuhud salim dengan uminya itu dan diikuti oleh Naura.
"Umi apa kabar, Kenalin ini Ashqia" ujar Nuhud
"Ouhhh ini yang namanya Ashqia yang sering kamu ceritain ke umi"
"Iya umi, gimana menurut umi?" Naura kaget kenapa Nuhud bertanya seperti itu kepada uminya
"Dia cantik, lebih cantik dari apa yang umi kira"
"Tante bisa aja, aku biasa aja kok" Naura seketika merendah
"Jangan panggil tante, nggak ada yang memanggil umi dengan sebutan seperti itu nak. Kamu panggil umi saja" umi Nuhud
"Baik umi"
"Nuh... Bagaimana keadaan mu disini"
"Aku baik-baik aja kok umi, Kalian lagi makan apa" tanya Nuhud
"Makan lh nak, Ashqia makan lahh. Ini Aisyah yang mesan tadi"
"Iyaa umi, aku masih kenyang" ujar Nuhud
"Ini yang aku pesan tadi mas, makanlah. mbak pasti lapar kan karena habis bertempur diruangan yang sedikit seram itu"
"Aku belum lapar mbak lanjut saja makannya" ujar Naura dibarengi dengan sedikit senyuman
"Qia makan lahh" ujar Nuhud yang hanya ditanggapi oleh Naura dengan gelengan kepala
"Mas... bukannya nama dia Naura" Aisyah bertanya karena penasaran kenapa Nuhud memanggil Naura dengan Ashqia
"Nama aku Ashqia Naura mbak, biasa dipanggil Naura tapi nggak tau kenapa Hud memanggil ku dengan sebutan Ashqia"
"Hud....?" Tanya Aisyah kembali karena Mereka seperti nya punya panggilan masing-masing.
"Ehh maksud aku Nuhud" Seketika Naura salah tingkat dengan ucapannya sendiri
"Ehm umi gimana perjalanan menuju ke sini tadi" ucapan Naura yang mengalihkan pembicaraan
"Aman kok sayang, ternyata jauh juga ya dari Bandara menuju ke sini"
"Iya lumayan jauh Umi" Nuhud dan Aisyah hanya menyimak pembicaraan mereka berdua
"Gimana tadi Olimpiadenya, lancar nggak? tanya Umi Nuhud
"Alhamdulillah berkat do'a Umi semuanya berjalan dengan lancar" jawab Nuhud ramah kepada uminya
"Alhamdulillah kalo gitu"
"Kapan pengumuman hasilnya mas" tanya Aisyah yang sedikit penasaran
"InsyaAllah siang ini jam 14:00, dan sebelum jam 13:30 kita harus berada di ruangan" Nuhud memberi tau karena dia khawatir uminya menunggu lama lagi
"Nggak lama lagi dong mas"
"Iya nihh, ini aja udah jam 1.
" Kalian berdua udah sholat belum" tanya Umi Kalsum
"Belum Umi, ini aku mau sholat dulu dan langsung kesana"
"Aisyah tolong jaga Umi, Mas mau mengikuti penutupan acara dulu"
"Baik mas, Kira-kira penutupannya sampai pukul berapa mas"
"Mungkin sampai Bakda Ashar, Yaudah mas mau sholat dulu. Umi tunggu disini dulu ya, sampai Nuh kembali"
"Baik nak, Semoga kalian lolos dalam Olimpiade ini dan bisa masuk Olimpiade Internasional" ujar Umi kalsum dan seketika memandang Naura
"Amin terimakasih umi Do'a yang umi berikan" ujar Naura
"Iyaa sayang. Yaudah Nuh segeralah sholat nak karena ini udah telat banget nih kamu sholatnya"
"Baiklah umi, kalo begitu Nuh dan Ashqia pergi dulu"
"Iya sayang, nanti kalo udah kelar langsung kesini umi tunggu"
"Baik umi" sebelum pergi Naura dan Nuhud salim kepada umi kalsum, dan bergegas menuju masjid karena Nuhud belum sholat.
"Kamu tunggu disini sebentar ya qia, jangan kemana-mana"
"Ehm"
Naura sudah sangat lelah untuk hari ini, sembari menunggu Nuhud sholat Naura memulai kesibukannya seperti biasa yaitu Scroll Akun Twitter miliknya.
Setelah 20 menit menunggu akhirnya Nuhud keluar dari masjid dengan wajah yang lebih cerah karena selesai menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
"Hud kok wajah kamu seketika berubah menjadi jauh lebih cerah dari yang tadi" ujar Naura yang membuat Nuhud heran
"Cerah gimana qia, perasaan wajah aku biasa aja dari tadi" ujar Nuhud
"Nggak Hud, wajah kamu beda" Nuhud yang mengerti apa maksud Naura hanya sedikit tersenyum
"Jangan gengsi qia kalo mau bilang aku tampan, terus terang aja" Nuhud sengaja merayu Naura
"Dihh Ngga jelas lu, ayok cepatan pak bambam udah nge-dm mulu dari tadi" ujar Naura yang mulai kesal
"Ruangannya masih ruangan yang tadi" tanya Nuhud
"Katanya nggak, ayok buruan"
Setelah Nuhud melaksanakan sholatnya, mereka langsung menuju ruangan yang dimaksud pak bambam. Karena pak bambam menunggu mereka berdua datang baru memasuki ruangan.
"Aduuhhhh kalian berdua ini, kompak dalam pelajaran gapapa, tapi kalau kompak dalam hal yang kayak gini jangan dulu dehh" Omelan pak bambam karena mereka selalu membuat pak bambam menunggu.
"Iya maaf pak, kita tadi nongkrong dimasjid yang didepan kok. nggak kemana-mana, iyakan qia"
"Ehm betul pak, sedikit saran nih pak. jangan Marah-marah mulu ntar cepat tuakk" Naura sengaja merayu Wali kelas nya itu supaya tidak Marah-marah lagi.
"Kamu ini mentang-mentang masih muda, ayok masuk" pak bambam mulai emosi, Naura dan Nuhud senyum-senyum sendiri melihat tingkah pak bambam
"Kamu sihh, tuhh pak bambam nya ngambek. sono bujuk" ujar Nuhud
"Dihh bodo amat, kayak nggak punya kerjaan lain aja. pak bambam sebenarnya baik kok, cuma bawaannya aja gitu"