Ledakan yang terjadi di jagat raya (Big Bang) hingga membentuk milyaran alam di seluruh semesta alam ternyata tak hanya sekedar ledakan saja, ada banyak rahasia tercipta di sana.
Seorang anak yang dinyatakan tak berbakat karena tak memiliki unsur kekuatan ternyata mampu membalikan semua pernyataan orang.
Bagaimana perjuangan Yuang Fengying untuk menjadi sosok yang terkuat? ikuti cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Seleksi calon Putra Naga
Sebuah tanah lapang yang sangat luas di desa Bunga Abadi hari itu tampak terlihat penuh oleh lautan manusia.
Melihat semua yang hadir, tampak nya kebanyakan dari mereka akan mengikuti dan berpartisipasi dalam acara perayaan pemilihan Putra Naga tingkat daerah tersebut.
Banyak dari mereka yang membawa anak anaknya, beserta segala perlengkapan perang untuk mengikuti ujian dalam perayaan pemilihan Putra Naga daerah itu, perlengkapan tersebut antara lain senjata, baju Zirah atau armor, serta alat alat pendukung lainnya seperti tameng, penutup kepala dan lain lain.
Dari ratusan keluarga di desa Bunga Abadi tampak juga beberapa keluarga terpandang yang juga mengirimkan anggota keluarga nya, baik dari keluarga inti maupun keluarga cabang, seperti keluarga Lu, Keluarga Han, keluarga An serta keluarga Yu.
Keempat keluarga itulah yang selama ini menjadi penguasa di desa Bunga Abadi, selain tentu saja keluarga kepala desa Fo Tong.
Keluarga Lu adalah salah satu keluarga yang terpandang di desa tersebut, selain kaya raya mereka juga salah satu keluarga yang memiliki banyak seniman bela diri.
Keluarga ini di pimpin oleh kepala keluarga bernama Lu Lan, salah satu seniman bela diri dengan kekuatan elemen api, dan berada di ranah menengah tiga.
Sedangkan keluarga Han dipimpin oleh kepala keluarga bernama Han Shen, seorang seniman bela diri ber-elemen Air, kultivasinya berada di ranah menengah empat.
Keluarga An merupakan keluarga terhormat yang kebanyakan ber-elemen tanah, namun uniknya keluarga ini memiliki anggota yang berbeda beda elemen, tak hanya satu unsur elemen saja meski hingga saat ini tak ada anggota keluarga yang memiliki unsur elemen lebih dari satu.
Keluarga Yu berdiam di sisi selatan desa yang wilayah nya terletak di daerah pegunungan dan perbukitan, mereka adalah murni penguasa elemen angin, di pimpin oleh kepala keluarga bernama Yu Ming dengan tingkat kultivasi menengah lima akhir.
Selain mereka tentu saja ada kekuatan dari perguruan Alam Suci dan perguruan Tameng Jiwa, yang nantinya akan menampung putra putri daerah sebelum menyalurkan ke perguruan dengan tingkatan yang lebih tinggi.
Perguruan Alam Suci kali ini diwakili oleh tetua utama serta tiga tetua inti, tetua utama Alam Suci bernama Lin Cen, dia datang bersama tiga tetua inti kepercayaan nya.
Sedangkan perguruan Tameng Jiwa hanya mengirim tiga tetua inti tanpa tetua utama karena masih dalam latihan tertutup ber-kultivasi.
**
Ratusan anak anak mulai dari usia 5 tahun hingga 13 tahun sudah nampak berbaris rapi di tengah tanah lapang desa tersebut.
Mereka tengah bersiap mengikuti seleksi tahap pertama pemilihan Putra Naga daerah.
Seleksi tersebut ada tiga tahapan pengujian, yaitu pengujian kepemilikan unsur elemen, pengujian kekuatan fisik dan pengujian kekuatan Jiwa.
Para penguji yang terdiri dari para tetua dua perguruan itu sudah siap di tempat yang di sediakan, tempat tersebut adalah sebuah altar kuno, sebuah warisan kuno yang di miliki desa Bunga Abadi dan di jaga serta di lestarikan selama ratusan tahun.
"Lu Wen..."
Terdengar panggilan dari seorang tetua kepada salah satu peserta, rupanya peserta ini adalah anggota dari keluarga Lu.
Seorang anak berusia 10 tahun melangkah maju naik dan mendekat ke arah altar kuno dengan sedikit sombong.
Lu Wen adalah anak dari kepala keluarga Lu Lan, jelas merupakan keluarga inti makanya dia jadi tuan muda pertama, hal ini membuat dirinya merasa unggulan dan merasa lebih dari yang lain, sehingga memandang rendah yang lainnya dan menjadi sangat arogan.
"Konsentrasi lah, lalu tempelkan tanganmu di batu yang ada di depanmu." kata salah satu tetua yang menjadi penguji di tempat itu, sambil menunjuk sebuah batu bulat seperti telur besar.
Lu Wen terdiam sejenak, menarik nafasnya berkonsentrasi mengedarkan kekuatan elemen yang dimiliki nya lalu menempelkan tangannya ke permukaan batu yang bulat lonjong mirip telur tersebut.
BYAAAAARR....
Batu kristal yang menyerupai telur raksasa itu langsung menyala dengan aura sedikit merah, menandakan anak tersebut memiliki bakat dengan kandungan elemen api.
Semua orang bertepuk tangan, terutama dari keluarga Lu atas keberhasilan Lu Wen.
Berikut nya adalah seorang anak dengan tubuh tegap dan kokoh, meski masih berusia di bawah 13 tahun tapi anak ini sudah memiliki otot otot yang terbentuk dengan sempurna.
Ketika anak tersebut meletakkan tangan nya di atas batu kristal mirip telur, batu tersebut tak menunjukkan reaksi apapun.
Kembali anak itu menggeser tangannya berharap ada elemen yang bisa terbaca batu itu, namun kembali batu itu tak menampakkan reaksi sama sekali.
Pemandangan ini menggambarkan anak tersebut hanya bercangkang keras alias berotot kasar, tapi tak ada unsur elemen apapun dan ini termasuk kurang berbakat. Jika dilatih paling paling hanya akan menjadi pendekar rendahan.
"Gagal...!."
Teriak tetua yang bertugas di sana, membuat sang bocah menunjuk kan wajah jelek nya karena frustasi.
Berturut-turut para calon Putra Naga daerah mengikuti seleksi secara bergiliran setelah namanya di panggil para Penguji.
Dari ratusan anak kini sudah tersaring menjadi sekitar tiga ratusan anak, kebanyakan mereka berasal dari keluarga penguasa, baik dari keluarga inti maupun keluarga cabang dan hanya sedikit yang dari keluarga biasa.
"Yuang Fengying....!."
Sebuah teriakan akhirnya terdengar oleh keluarga Yuang Hauti, membuat suami istri serta sang anak menjadi gugup sesaat.
"Ayah, aku di panggil," kata Yuang Fengying seakan tak percaya namanya di panggil diantara ratusan anak yang ada disana.
Yuang Hauti mengangguk, menatap anaknya yang kini wajahnya terlihat pias, "Majulah Nak, cobalah ujian ini, namun jika gagal kamu jangan sedih." kata sang ayah dengan wajah sendu menenangkan anaknya.
Yuang Fengying menatap kedua orangtuanya, keduanya terlihat sedih, entah bagaimana tiba-tiba sebuah cahaya di jiwa nya seperti meletup meski hanya setitik, membuat semangat bocah tersebut terlecut.
Rasa ingin membuat kedua orang tua nya bangga atas prestasi nya begitu membuncah.
"Akan aku coba Ayah, Ibu." kata Yuang Fengying dengan mantap.
Yuang Fengying adalah anak yang berbakti, meski masih 7 tahun tapi pemikiran anak ini melampaui usianya. Dia akan sangat senang ketika kedua orang tua nya bangga atas prestasi nya.
Yuang Fengying maju ke tengah altar yang ada di tempat tersebut. Para tetua dan kepala keluarga kaya yang ada di tempat terhormat menatap dengan acuh tak acuh, mereka bersikap seperti itu karena memandang rendah, atau bahkan beberapa tetua yang tahu tentang keluarga Yuang sudah tahu jika anak itu pasti gagal.
"Kamu Fengying?." seru tetua Penguji yang menjaga altar tersebut.
"Benar Tetua." Jawab Yuang Fengying dengan berani.
Sang Tetua tersenyum masam, "Kamu sudah pernah gagal dua tahun yang lalu, apa kamu ingat itu Nak?."
Yuang Fengying mengangguk, "saya ingat Tetua."
"Jika kali ini kamu gagal lagi, maka kamu memang tak jodoh menjadi kultivator seniman bela diri, karena kesempatan ujian calon putra Naga hanya dua kali saja, apa kamu paham..?."
"Saya paham Tetua, jika kali ini saya gagal maka saya akan jadi petani atau pemburu saja," jawab Yuang Fengying dengan mengumpulkan segenap keberanian nya.
Dia menjawab seperti apa yang di ajarkan ayahnya, sebelum mengikuti ujian pemilihan calon putra Naga daerah.
_____________
Jangan lupa like, komen dan dukungan nya.