Sungguh malang nasib seorang pria miskin nan buruk rupa. Jonatan selalu dihina oleh sang mertua dan dia tak pernah mendapatkan cinta dari sang istri yang sudah satu tahun dia nikahi, bahkan mereka selalu tidur dengan terpisah.
Suatu hari, Jonathan tidak sengaja membunuh seorang preman demi melindungi sang istri, sehingga Jonathan harus dipenjara dan divonis hukuman mati. Nasib Jonathan semakin memilukan ketika dia harus kehilangan adiknya yang mati dengan cara yang sangat mengenaskan.
Disaat perjalanan dari pengadilan menuju lapas, tiba-tiba terjadi sebuah kecelakaan yang membuat Jonathan telah dikira mati, padahal sebenarnya dia ditolong oleh seorang pria yang mengaku bahwa dia adalah kepercayaan ayahnya.
Lima tahun berlalu, Jonathan kembali ke Indonesia mengubah identitasnya menjadi Rafael Wilson. Menantu yang dulu buruk rupa kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan. Dan dia adalah sang penguasa di dunia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Waktu demi waktu berlalu. Jonathan yang kini identitasnya telah diganti menjadi Rafael Wilson, pria itu tak pernah merasa lelah untuk merubah penampilannya. Dia harus berolahraga setiap hari, untuk menurunkan berat badannya.
Setiap pagi hari dia selalu berlari di joging track, kemudian dia pun berolahraga di ruang fitness, dan melakukan push up. Tak lupa setelah berolahraga, dia latihan bertarung dan menembak.
Selain itu, Jonathan pun harus mempelajari semua tentang perusahaan Willson Group dan semua bisnis ilegal yang telah di kelola ayahnya. Tidak mudah untuk mempelajari itu semua, tapi karena pria itu begitu gigih dan tak kenal pantang menyerah, dia akan terus mempelajari semuanya sampai dia bisa.
Jadwalnya begitu padat disetiap harinya, tak lupa dia melakukan perawatan kulit yang membuat awalnya warna kulit pria itu hitam kusam tak terawat, kini kulit pria tersebut telah berubah berwarna kuning langsat.
Sehingga kini seorang pria bernama lengkap Rafael Wilson pun penampilannya telah berubah total, pria yang awalnya selalu dihina sebagai seorang pria buruk rupa dengan warna kulitnya yang hitam tak terawat dan berbadan gemuk. Kini pria tersebut telah berubah menjadi seorang pria dengan paras yang sangat tampan, memiliki perawakan yang tinggi, berhidung mancung, memiliki bola mata berwarna biru, rahang tegas, dan bentuk badan yang proporsional dengan menampakkan otot-otot yang terbentuk di perut, serta dada bidang yang dihiasi dengan sebuah tatto berbentuk iblis Lucifer.
Sungguh tidak terasa, sudah lima tahun Jonathan tinggal di Italia. Tepatnya sekarang telah memasuki tahun 2024, pria yang kini berusia 29 tahun itu telah melakukan banyak hal untuk membantu bisnis ayahnya di perusahaan Wilson Group. Sebuah pencapaian yang luar biasa, kini dia telah berhasil membuat Wilson Group menjadi sebuah perusahaan nomor satu di dunia pada tahun ini.
Selain menjadi seorang pengusaha sukses, Jonathan juga adalah seorang king mafia di klan Lucifer yang sangat ditakuti oleh musuh. Pria yang dulu begitu lemah lembut dan penyayang, kini telah berubah menjadi seorang pria yang sangat kejam dan pembunuh berdarah dingin terhadap para musuhnya.
Seperti sekarang ini, dengan kepemimpinannya, dia telah berhasil melumpuhkan klan The Avengers, salah satu musuh bebuyutan yang sangat sulit untuk ditaklukkan.
Pasukan klan Lucifer telah berhasil melumpuhkan sebuah kota yang ada di negara Uruguay, mereka dikerahkan untuk menyerang klan The Avengers yang telah berani menantang klan Lucifer.
Zdor!
Zdor!
Zdor!
Rentetan tembakan mengawalinya pagi buta di kota A yang berada di Uruguay, sebuah kota yang telah dijadikan markas oleh klan The Avengers.
BOOOMMM!
DUAARRR!
DUAARRR!
Dan kini terdengar suara bom yang menggelegar menghancurkan semua bangunan yang ada di kota tersebut.
Seluruh bangunan yang berada disana yang sebelumnya telah berdiri dengan begitu kokoh, kini telah hancur rata sama tanah.
Darah berceceran dimana-mana dan banyak mayat yang saling tumpang tindih. Peperangan antara kedua klan mafia itu terus berjalan dengan kekuatan seimbang.
Terlihat Jonathan yang sedang menyerang musuh dengan membabi buta, tidak sedikit luka yang dia dapatkan tapi dia tetap bersemangat untuk membantai mereka.
Peperangan ini terjadi telah memakan waktu cukup lama, dan kini klan Lucifer lah yang telah berhasil mendominasi peperangan, mereka telah berhasil melumpuhkan semua anggota klan The Avengers.
Kemudian Noah, kaki tangannya Jonathan, dia menyeret Louis, seorang ketua mafia di klan The Avengers. Noah mendorong Louis ke hadapan Jonathan.
Louis pun bersujud di depan Jonathan, dia memohon ampun kepada pria itu agar tidak membunuhnya, dia berkata dengan bahasa Uruguay. "Mohon ampun Tuan Rafael, tolong jangan bunuh saya. Saya akan memberikan semua harta kekayaan yang saya miliki, asalkan anda bersedia melepaskan saya."
Kemudian Jonathan pun tersenyum miring, dia menatap pria yang sedang bersujud di hadapannya dengan tatapan tajam.
Bugh!
Jonathan menendang kepala Louis dengan keras, seketika Louis terkapar di tanah, pria itu mengaduh kesakitan memegang kepalanya yang telah terluka.
"Aku sama sekali tidak tertarik dengan penawaranmu itu. Yang kuinginkan adalah melenyapkan semua anggota klan The Avengers tanpa ada satu pun yang tersisa." Jonathan berkata seperti itu seraya menodongkan senjata api kepada Louis.
Louis terlihat begitu ketakutan, dia masih berusaha untuk bisa meraih belas kasihan dari sang king mafia di klan Lucifer itu, walaupun rasanya mustahil, karena Louis mendengar bahwa pria bernama Rafael Wilson itu sangatlah kejam.
"Aku mohon Tuan Raf..."
Zdor!
Jonathan sama sekali tidak ingin mendengarkan apapun yang dikatakan oleh Louis, karena tujuan dia datang ke Uruguay adalah untuk melenyapkan klan The Avengers sampai ke akar-akarnya. Sehingga Jonathan menembak mati Louis tepat di area kepalanya, membuat Louis mati seketika.
Seperti itulah Jonathan yang sekarang, dia sudah merasa hatinya telah mati. Yang tertanam dihatinya hanya tersisa rasa kebencian yang sangat mendalam. Bahkan selama dia hidup lima tahun di Italia, tidak ada satupun wanita yang mampu membuat hatinya bergetar, bahkan dia telah lupa bagaimana rasanya jatuh cinta.
Noah memberikan sebuah cincin kepada Jonathan, "Tuan, cincin anda sepertinya jatuh."
Jonathan pun mengambil cincin pertunangan yang sempat terjatuh ketika sedang berperang dari tangan Noah, dia memakaikannya kembali ke jari manisnya. Kemudian dia berkata kepada sang kaki tangannya itu, "Terimakasih, Noah."