"Path to Immortality" adalah sebuah cerita tentang Ling Chen, seorang pemuda biasa yang takdirnya terikat dengan sistem kultivasi kuno yang misterius. Dengan bantuan sistem, Ling Chen memulai perjalanan kultivasinya untuk mencapai keabadian.
***
Tingkatan kultivasi untuk saat ini :
• Qi Refining : tingkat 1-9
• Foundation Establishment : tingkat 1-9
• Core Formation : tingkat 1-9
• Golden Core : tingkat 1-9
• Nascent Soul : tingkat 1-9
• Spirit Severing : lapisan pertama - kelima
• Dao Seeking : lapisan pertama - kelima
• Saint : langit kesatu - ketiga
• Mahayana : langit kesatu - ketiga
• Half Step Immortal : ....
~~~~
Karya pertama saya, kalau berkenan silahkan berikan kritik dan saran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ndraaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Selang beberapa menit kemudian, Ling Chen dan Hao Tian sampai di depan bangunan tiga lantai yang terbuat dari campuran antara batu biasa dengan beberapa batu giok yang berkilauan.
Itu membuat tempat itu terlihat sangat indah dan cukup menarik perhatian banyak orang yang melewatinya.
Tapi melihat nama tempat makan yang tertulis pada sebuah kotak besar, Ling Chen mengerutkan keningnya dengan perasaan tidak enak.
"Rumah Makan Tianxuan... Apakah terjadi sesuatu selama setengah tahun terakhir?" batin Ling Chen sambil menatap papan nama rumah makan itu untuk waktu yang lama.
"Hei bro, keanapa kau masih diam saja. Ayo masuk!" Hao Tian yang bersemangat berjalan masuk kedalam rumah makan bersama Ling Chen di belakangnya.
Begitu mereka masuk, Hao Tian yang terlihat sudah berpengalaman mengajak Ling Chen untuk naik ke lantai dua.
"Asal kau tahu saja, makanan di tempat ini adalah yang terbaik. Coba sekali dan kau akan ketagihan." ujar Hao Tian dengan air liur yang mulai menetes.
Mereka duduk pada salah satu meja kosong di dekat jendela, selain karena mereka bisa melihat pemandangan kota petir dari sana, udara yang berhembus dari luar akan terasa sangat nyaman.
Hao Tian memanggil seorang pelayan dan memesan beberapa menu terbaik dari tempat itu.
Selama menunggu makanan yang mereka pesan datang, Ling Chen akhirnya memulai percakapan.
"Hao Tian, bisakah kau menceritakan sedikit tentang tempat ini?"
Di depannya, Hao Tian terus melihat kearah pelayan wanita serta beberapa kultivator dari berbagai kekuatan di kota petir yang makan di sana.
"Apalah orang ini mesum?" Ling Chen mengerutkan kening sambil menatap tajam pada pria di depannya.
Menyadari tatapan tajam dari Ling Chen, Hao Tian menggaruk kepalanya sambil tertawa canggung.
"Hehehe tidak perlu menatapku seperti itu, bukankah normal bagi pria seperti kita untuk menikmati keindahan seperti ini."
Ling Chen menghela nafas mendengar hal itu, dia mengabaikannya dan kembali bertanya.
"Kulihat kau cukup mengenali tempat ini, bisakah kau memberiku sedikit informasi."
Hao Tian mengganguk seolah hal itu tidak menjadi masalah baginya, dia kemudian memberitahu Ling Chen pengetahuan umum tentang kota petir serta berbagai kekuatan besasr yang ada di sini.
Dari informasi yang Hao Tian katakan, tidak ada satupun yang berguna karena ia secara alami tahu hal itu dari ingatan pemilik sebelumnya.
"Lalu, bagaimana dengan rumah makan ini?"
Hao Tian terdiam sejenak, dia menatap Ling Chen dengan alis yang terangkat.
"Kau sungguh tidak tahu pengetahuan umum seperti ini teman?"
Melihat ekspresi Hao Tian, Ling Chen merasa cukup kesal dengan tangan yang gatal untuk memukulnya. Dia menahan rasa kesalnya hingga membuat urat-urat di lehernya terlihat.
"Bajingan ini... tunggu saja saat kita bertarung nanti." batin Ling Chen.
"Ekhem, karena kau tidak tahu. Kak Hao yang hebat ini akan memberitahumu informasi ini." ucapnya dengan sangat bangga.
Hao Tian menjelaskan secara panjang lebar tentang hal yang Ling Chen tanyakan. Penjelasnnya sangat mudah dimegerti karena Hao Tian merangkai setiap kalimat dengan sangat baik.
Dari penjelasan Hao Tian, rumah makan Tianxuan adalah salah satu cabang dari Paviliun Tianxuan yang berpusat di ibukota kerajaan. Paviliun Tianxuan sendiri adalah rumah dagang terbesar di seluruh Kerajaan Beizhang yang memonopoli hampir seluruh sumberdaya di seluruh kerajaan.
Ling Chen baru saja mengetahui informasi dari Hao Tian bahwa Klan Ling telah menerima dukungan dari Paviliun Tianxuan. Jika informasi dari Hao Tian benar adanya, ini akan membuat rencana balas dendamnya menjadi lebih menantang.
"Hahaha, Paviliun Tianxuan ini tidak sederhana." batin Ling Chen dengan penuh semangat.
Tak berselang lama, beberapa pelayan datang sambil membawa banyak hidangan yang memancarkan aroma harum.
Mereka berdua tertegun sejenak melihat berbagai jenis makanan yang ada di meja, tanpa menunggu lama Hao Tian segera memulai menyantap berbagai hidangan itu dengan kecepatan yang luar biasa.
Ling Chen yang tidak berniat kalah mengitu kecepatan Hao Tian dalam memakan berbagai hidangan itu.
Hanya dalam kurun waktu satu menit, lebih dari sepuluh hidangan yang ada habis tak bersisa.
"Bro kau luar biasa." Hao Tian bersendawa kencang sambil tertawa menikmati persaingan mereka.
Ling Chen juga tersenyum merasa kejadian barusan cukup menyenangkan, "Kau benar, lalu bagaimana jika kita melanjutkan dengan sebuah latihan ringan?"
Sikap ramah yang biasanya Hao Tian tunjukan menghilang, tatapan tajam seolah dia adalah petarung berpengalaman terlihat dari auranya.
"Hehehe, ini yang aku tunggu."
Mereka berdua segera pindah ke alun-alun kota yang berada di pusat kota, ada banyak kultivator dari Klan Ling, Paviliun Jingsu, serta berbagai kekuatan besar dari kota lain sedang melakukan latihan bersama di arena.
Selain berlatih, banyak pnduduk kota serta berbagai kultivator bebas bertaruh setiap kali seseorang bertarung.
"Hei, kau bertaruh pada siapa?" Bisisk seorang pria paruh baya pada teman di sampingnya.
"Tentu saja Ling Zhao, siapa lagi di kota ini yang memiliki kekuatan yang setara dengannya. Apalagi lawannya saat ini adalah Huan Wu dari Paviliun Jingsu, ini pasti akan menjadi tontonan yang menarik."
Bagi Ling Chen yang kultivasinya telah mencapai puncak Foundation Estabilishment, percakapan kecil itu terdengar jelas oleh telinganya.
Dia menatap ke sebuah arena di depannya dan melihat wajah yang cukup familier. Orang itu adalah seorang laki-laki dengan paras yang cukup tampan, otot yang terlatih, serta senyum ramah yang selalu dia tunjukkan.
Tapi dibalik semua itu, Ling Chen sangat mengenal Ling Zhao dengan sangat baik karena dia adalah sepupunya. Saat Ling Chen dikenal sebagai seorang jenius di seluru kota petir, dia sadar bahwa sepupunya sendiri menyimpan dendam kepadanya.
Alasan itu juga yang membuat mantan tunangannya bisa meracuni makanannya yang membuat meridiannya hancur.
"LIhatlah dia, aku bertanya-tanya kapan bajingan itu bisa tersenyum seperti itu setelah ini." batin Ling Chen sambil menatap Ling Zhao dengan niat membunuh.
Sementara itu, Hao Tian yang tidak tertarik dengan pertarungan diantara kultivator yang ada di alun-alun mengajak Ling Chen untuk latih tanding dengannya di salah satu arena yang kosong.
Alun-alun kota petir memiliki lebih dari selusin arena yang hampir digunakan setiap harinya untuk latihan ataupun duel hidup dan mati.
Ada banyak kultivator bebas yang berdatangan untuk mencari pengalaman sekaligus memperluas relasi mereka.
Saat ini, kerumunan kultivator yang berada di alun-alun telah mencapai seribu orang. Beberapa diantara mereka hanya datang untuk melihat serta tidak sedikit yang datang untuk mencari hiburan.
Saat Ling Chen dan Hao Tian berada diatas arena, Hao Tian mengeluarkan pedang besar dua tangan yang terbuat dari material khusus Ling Chen tidak ketahui asal usulnya.
Dia menggengam pedang erat itu dengan kedua tangannya sambil menatap Ling Chen dengan binggung, "Bro, dimana senjatamu?"
Ling Chen terdiam sejenak, dia menatap lurus pada Hao Tian dan menjawab, "Kau akan mati jika aku bertarung menggunakan senjataku."
***
Tbc~