Path To Immortality

Path To Immortality

Chapter 1 : Transmigrasi

Tahun 2037 kalender bulan~

Sore hari saat matahari mulai turun ke cakrawala, sekelompok siswa dan siswi dengan pakaian khas anak SMA berjalan keluar dari gerbang sekolah.

Tak lama berselang, seorang anak laki-laki yang terlihat cukup lusuh berjalan keluar sambil mengenakan earphone di telinganya.

Pemuda itu memiliki paras yang standar, tidak tampan tetapi juga tidak jelek juga. Dengan tubuh yang cukup tinggi, dia memiliki postur tubuh layaknya seorang atlit.

Begitu dia melangkah beberapa meter dari gerbang sekolah, dia berhenti dan mengeluarkan ponselnya dari saku celana.

Layar ponsel yang dinyalakan menunjukkan pukul 4 sore, ekspresinya sedikit berkedut dan ia bergumam sambil menghela nafas pelan.

"Hahh, aku harus segera bergegas ke tempat konstruksi atau orang tua itu akan memarahiku lagi seperti kemarin."

Begitu dia melepas earphone dari telinganya dan bergegas menuju halte bus, dia mendengar suara seorang perempuan memanggil namanya.

"Ling Chen!!"

Ketika ia berbalik, seorang gadis dengan paras cantik berdiri tepat di belakangnya sambil tersenyum-senyum lebar.

Dua lesung pipi yang terlihat saat gadis itu tersenyum membuatnya semakin terlihat menawan.

"Ah, ternyata kamu ketua kelas, ada perlu apa denganku?" Ling Chen memberi jawaban dengan acuh tak acuh.

Bukan karena dia tidak tertarik dengan gadis cantik itu, tetapi Ling Chen memilih untuk tidak mencari masalah yang membuat kehidupan sekolahnya yang damai menjadi hancur.

Perempuan di depannya bernama Xue Yu.

Dia adalah seorang putri dari konglomerat terkaya di kota Huanxia, selain latar belakangnya yang luar biasa, gadis itu juga memiliki paras yang sangat cantik hingga siapa saja pasti terhipnotis oleh kecantikannya entah itu pria ataupun wanita.

Ayahnya adalah seorang walikota, ibunya sendiri adalah artis yang sangat terkenal, sementara pamannya adalah seorang ketua dari biro penegak hukum.

Dengan latar belakangnya, Ling Chen bisa membayangkan sebanyak apa laki-laki yang mengejarnya. Bahkan dia menjadi murid tercantik di sekolahnya selama tiga tahun ini.

Tidak diragukan lagi berhubungan dengannya akan membuat kehidupannya hancur.

Mendengar jawaban acuh tak acuh yang Ling Chen berikan, Xue Yu menggembungkan pipinya dan berkata dengan cemberut.

"Apakah kamu memiliki waktu malam ini?"

Ling Chen menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Waktu luang? entah kapan terakhir kalinya dia bisa menikmati hal itu. Semenjak kematian kedua orang tuanya 8 tahun yang lalu, ia bertahan hidup dengan warisan yang tersisa dari orang tuanya dan bekerja paruh waktu sepanjang hari sampai tengah malam.

"Aku minta maaf ketua kelas, pekerjaanku baru selesai saat tengah malam."

Mendengar jawaban itu, Xue Yu terlihat sedikit kecewa tetapi itu tidak berlangsung lama.

"Baiklah kalau begitu, aku akan mengajakmu lain kali.."

Begitu gadis itu menyelesaikan ucapannya, dia berbalik dan berjalan masuk kedalam sebuah mobil mewah dengan beberapa mobil hitam yang mengawalnya.

Ling Chen mengangkat bibirnya dan terhenti karena Xue Yu telah pergi terlebih dulu.

"Hahhh, aku merasa bersalah karena membuatnya terus berharap..."

Ling Chen menghela nafas sejenak dan kembali melihat jam pada layar ponselnya.

"Sial, aku akan telat!" dia segera berlari menuju halte bus yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempatnya saat ini.

Butuh beberapa menit bagi Ling Chen untuk sampai di halte bus terdekat dari sekolahnya. Pakaiannya basah karena keringat yang mengucur selama perjalanannya menuju halte bus.

Dia duduk pada salah satu kursi yang kosong sambil mengatur nafasnya yang berantakan.

Dia membuka ponsel dan mulai mencari informasi pekerjaan lain yang dapat ia lakukan saat ini.

Pada saat yang sama, matanya secara tidak sengaja melihat seorang gadis kecil berlari ke tengah jalan raya untuk mengambil bonekanya yang terjatuh.

Ling Chen tidak tahu apa yang menyerang kepalanya, tetapi tubuhnya tanpa sadar berdiri dan berlari ke tepi jalan.

Ia menoleh ke kanan dan melihat sebuah truk besar melaju dengan kecepatan besar kearah gadis kecil itu.

"Sialan tidak ada waktu."

Ling Chen menerobos kerumunan yang ada di depannya dan segera berlari untuk menyelamatkan gadis kecil itu.

Dalam beberapa detik sebelum truk itu menabrak gadis kecil di sana, Ling Chen yang telah berlari kearahnya berhasil mendorong gadis kecil itu menjauh dan membuatnya tertabrak oleh truk itu dengan ganas.

Brakk!!

"Ahhh, seseorang cepat telpon ambulan! ada korban kecelakaan disini."

"Hei nak bertahanlah, ambulan akan datang sebentar.."

Tubuh Ling Chen tergeletak di tanah, darah terus mengalir melalui mulut dan juga kepalanya.

Telinganya tidak dapat lagi mendengar teriakan kepanikan dari kerumunan orang itu. Aliran panas menyebar ke dalam tubuhnya dan pandangannya menjadi semakin pudar.

Untuk sesaat, Ling Chen yang melihat gadis kecil itu menangis padanya tersenyum lega.

"Setidaknya hidupku tidak berakhir sia-sia..."

Saat kesadaran Ling Chen sepenuhnya menghilang, jiwa tubuhnya memadat dan membentuk sebuah bola kecil bercahaya.

Cahaya itu kemudian ditarik oleh sebuah kekuatan misterius dan mengirimnya ke sebuah dunia yang ukurannya ratusan kali lipat lebih besar dibandingkan dengan bumi tempat tinggal Ling Chen dulu.

Bola cahaya itu kemudian melayang selama puluhan tahun hingga kemudian memasuki tubuh seorang remaja yang tergeletak tidak sadarkan diri di tengah hutan.

Begitu jiwa Ling Chen berhasil menyatu dengan tubuh remaja itu, tubuh yang tidak sadarkan diri itu perlahan bergerak hingga beberapa detik setelahnya kedua matanya terbuka lebar.

"Hahh.. Hahh... Hahh"

Remaja itu terbangun dengan wajah pucat, nafasnya terdengar sangat berat seolah-olah dia baru saja bangkit dari kematian.

Setelah menarik nafas untuk kesekian kalinya, remaja itu akhirnya menyadari ada yang aneh dengan suasana di sekitarnya.

"Dimana ini? Bukankah seharusnya aku mati setelah truk itu menabrakku?"

Saat remaja itu tenggelam dalam kebingungan dengan situasi saat ini, hidungnya mencium bau darah yang begitu pekat dari arah utara.

"Sebenarnya apa yang terjadi..." gumamnya pelan, wajahnya masih menunjukkan jejak kebingungan.

Saat dia mencoba untuk menggerakkan kakinya, lonjakan rasa sakit yang begitu hebat langsung berdenyut ke kepalanya.

"Arghh!! Apa-apaan rasa sakit yang tidak masuk akal ini." pemuda itu menjerit kesakitan sambil memegangi kedua kakinya yang tidak bisa digerakkan.

"Tch, sebenarnya apa yang terjadi sialan!!" pemuda itu mengumpat kesal sambil menggerakkan giginya karena rasa sakit yang semakin tak tertahankan.

Di tengah lonjakan rasa sakit yang membuatnya tidak bisa bertahan, sebuah layar hologram misterius tiba-tiba muncul di depan matanya.

Kemunculan layar hologram itu membuatnya semakin kebingungan hingga ia membaca tulisan yang ditampilkan di layar.

[Selamat host, jiwa anda berhasil bertransmigrasi! dalam beberapa detik selanjutnya, proses sinkronisasi akan segera dimulai]

[Diharapkan host harus menjaga kesadaran atau sesuatu yang buruk akan terjadi pada jiwa anda]

"Tungg-.."

Sebelum pemuda itu sempat mengajukan pertanyaan, layar hologram misterius itu hilang secara tiba-tiba.

Dengan menghilangnya layar hologram itu, lonjakan rasa sakit yang jauh lebih buruk dari kematian itu sendiri mulai menyerang kepalanya.

***

Tbc~

Note : Revisi...

Terpopuler

Comments

Panjul

Panjul

mampir dulu kesini ninggal jejak ,
tapi terakhir update 02-08-2024 Yo lanjutkan Thor 💪

2024-08-11

0

Dewo Bumi

Dewo Bumi

Awal yang baik mudah-mudahan tidak menjadi novel Hiatus Thor 🙏

2024-07-28

1

Halu

Halu

mampir bang

2024-07-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!