Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Hana duduk di sudut tempat tidur, pikirannya terus berkelana kesana kemari. Dan Hana menatap tubuhnya yang masih memakai gaun putih. "Bagaimana ini, aku tidak punya baju pengganti." Gumam Hana.
"Tunggu-tunggu, dimana bajuku tadi." Kata Hana lalu berdiri mencari keberadaan baju yang tadi ia pakai sebelum di make over oleh pelayan. "Sial" Rutuk Hana, saat melihat bajunya sudah tidak layak pakai lagi, alias sobek.
"Tidak mungkin aku memakai baju seperti ini." Gumamnya, lalu Hana masuk ke dalam kamar mandi. Dan melepas baju pengganti yang ia pakai secara perlahan, walaupun sangat susah, namun Hana berhasil melepaskan.
Dan Hana pun mengambil handuk putih, dan langsung memakainya. "Setidaknya ini lebih ringan di banding gaun itu." Ucapnya,
Lalu Hana pun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di atas dadanya dengan panjang di atas lututnya, tubuh Hana terbuka. Dan tanpa Hana sadari ternyata ada sepasang mata yang sudah melihatnya sejak Hana keluar dari kamar mandi.
Setelah cukup lama melihat Hana, kini Elang berhadem membuat Hana kaget.
"Kau! Apa yang kau lakukan di kamar ini?" Tanya Hana, saat melihat Elang duduk dengan santainya di ataa sofa, dengan kaki yang tersilang.
"Aku?" Ucap Elang sambil tersenyum devil melihat ke arah Hana,
Hana yang menyadari tubuhnya di tatap dengan tatapan yang sangat mengerikkan, langsung menutup kedua da*danya dengan kedua tangannya.
"Keluar!" Perintah Hana.
Bukannya keluar, Elang justru tertawa dan berdiri dari duduknya, lalu menghampiri Hana yang duduk di tepi ranjang.
"A-apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Hana dengan terbata.
Tanpa menjawab, Elang justru berjalan semakin mendekat ke arah Hana, membuat Hana menjadi takut. Ya, tentu Hana takut, karena Hana belum siap kehilangan apa yang telah ia jaga selama ini.
"Elang, jangan lakukan itu." Kata Hana sambil mundur ke belakang. Dan tetap saja Elang tidak menjawab.
"Stop! Please jangan lakukan itu." Kata Hana saat tubuhnya sudah tidak mampu mundur.
Elang menaikkan sudut bibir atasnya membuat seutas senyum. Sungguh ini yang Elang tunggu-tunggu membuat Hana ketakutan, dan itulah yang membuat Elang bahagia.
Hana menutup matanya, dengan kedua tangan yang di angkat ke depan, di kepal seperti sedang siap untuk memberikan tinju.
Lalu. Brukkk, bantal mendarat sempurna tepat di wajah Hana, membuat Hana membuka matanya.
"Turun! Ini tempat tidurku" kata Elang dengan wajah datarnya, namun dalam hati ia tertawa melihat tingkah Hana yang menurutnya sangat lucu.
Hana melempar bantal itu kembali ke hadapan Elang, namun dengan cepat Elang menangkap bantal tersebut.
"Mulai malam ini kau tidur di sana!" Tunjuk Elang pada sofa yang berada di sudut dekat dengan jendela kamar.
Tanpa menjawab Hana hanya mengikut dan berjalan menuju sofa, lalu Hana menoleh melihat ke arah Elang yang sudah berbaring di atas tempat tidur.
"Pinjamkan aku baju." Ucap Hana, karena ia tidak mungkin akan tidur dengan hanya memakai handuk saja, yang ada bisa-bisa jika tidurnya sudah pulas, maka handunya bisa lepas, dan Elang akan melihat seluruh tubuhnya. Hana langsung menggelengkan kepalanya, saat membayangkan hal itu akan terjadi.
"Di lemari." Jawab Elang tanpa membuka matanya.
Dan Hana pun berjalan menuju lemari. Saat Hana membuka pintunya, betapa kagetnya Hana saat melihat seisi lemari yang full dengan pakaian wanita. Sungguh kini fikiran negatif muncul di benak Hana.
"Wah, pasti sudah banyak wanita yang ia ajak menginap di kamar ini." Batin Hana, namun Hana tidak memperdulikan lagi mau sebanyak apa jumlahnya, yang jelas malam ini Hana bisa tidur pulas dengan memakai baju, bukan handuk.
semangat terus thor
pediih tau
Karena bagi yang tidak mengetahui rasa sakitnya Hana, pasti akan mudah luluh dg perlakuan sepele Elang