Terjerat Om CEO

Malam harinya.

"Mas udah dong marahnya." Key mencoba membujuk suaminya itu.

Arsen tak menjawab, ia hanya melepas kamejanya lalu pergi ke kamar mandi tanpa menghiraukan panggilan istrinya.

Arsen ngambek! Key itu peka gak sih? Arsen tuh cemburu!

"Aduh, mas Arsen sejak kapan sih jadi kaya anak kecil gini." Gerutu Key yang merasa sangat kesal! Ia sudah mencoba membujuk suaminya itu dari tadi tapi tetap saja, ia hanya di anggap angin lewat.

"Lagian salah Key apa coba? Dari tadi Key ngomong gak ditanggepin, Key bujuk juga gak mempan!" Key merasa heran, sebenarnya suaminya itu kenapa? Ia bingung apa salahnya? Arsen marah? Tapi marah kenapa?

Mau tahu Arsen marah karena apa? Ya jawabannya Arsen cemburu! Tapi dia gengsi! Arsen gengsi buat bilang kalo dia tuh cemburu, Arsen hanya tidak tahu caranya mengungkapkan bahwa ia cemburu!

Flashback

"Terimakasih atas kerjasamanya pak Anton." Arsen menjabat tangan investornya.

"Sama-sama pak Arsen, senang bisa bekerja sama dengan anda." Anton melirik ke arah Key yang hanya tersenyum tipis.

"Sekretaris anda sangat cantik pak Arsen." Mendengar ucapan itu bukan hanya Key yang tersentak kaget tapi Arsen juga.

"Hahahaha... Terimakasih tuan." Key tertawa canggung, ia melirik ke arah Arsen.

Wajah suaminya itu menekuk masam, ia menatap tajam ke arah Anton.

"Bagaimana kalo kita makan siang bersama dulu? Apakah boleh saya meminjam sebentar sekretaris anda pak Arsen? Saya ingin mengajaknya makan bersama." Anton mengalihkan pandangannya ke arah Arsen.

"Tidak bisa!" Tegas Arsen dengan tatapan mautnya seolah siap menghabisi siapa saja di dekatnya.

Anton menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Baiklah saya mengerti, pasti nona Key sedang sibuk. Mungkin lain kali saya bisa mengajak nona Key makan siang bersama, bagaimana?"

"Tidak! Tidak kali ini ataupun lain kali! Dan tidak akan pernah!" Tekan Arsen di setiap katanya.

Belum sempat Anton menjawab, ia hanya terdiam ketika Arsen menarik pinggang mungil dan ramping Key dengan posesif.

"Anda tidak bisa mengajak istri saya seenaknya tuan Anton yang terhormat." Arsen menyeringai ketika Anton terdiam dan mengepalkan tangannya.

"Sepertinya pembicaraan kita cukup sampai disini saja. Saya dan istri saya harus segera pulang!" Arsen kembali menekan setiap katanya, seolah ingin Anton ingat bahwa Key adalah istrinya.

Key tersenyum canggung melihat Arsen yang begitu posesif kepadanya. "Terimakasih pak Anton, kami berdua permisi dulu."

Anton tak menjawab, ia hanya tersenyum tipis. Namun tatapan matanya tak bisa berbohong, ia menatap tajam Arsen yang dibalas tak kalah tajam.

Arsen langsung menarik lengan istrinya untuk pergi ke luar restoran.

Sial! Sepertinya Arsen harus memberhentikan Key menjadi sekretaris nya! Baru sehari saja Key menemaninya bertemu investor, Key sudah berhasil memikat hati investor nya! Apalagi jika Key setiap saat mengikutinya bertemu investor? Bisa-bisa semua pria jatuh cinta dengan istrinya itu!

Arsen mengakui bahwa pesona istrinya itu benar-benar luar biasa! Mampu memikat hati banyak orang, dengan paras yang menawan, senyum gummy smile yang manis dan lihatlah lekuk tubuh Key yang sangat ideal.

Arsen sepertinya harus mulai menjaga ketat istrinya itu!

Flashback on

Ceklek!

Pintu kamar mandi terbuka, Key mengalihkan pandangannya. Ia menatap suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi aset burung berharganya.

Arsen benar-benar sangat ya ampun bagaimana Key menjabarkannya? Suaminya itu sangat sempurna!

Arsen tak menghiraukan keberadaan Key, ia berjalan begitu saja melewati Key.

Key menghela nafas panjang. "Key mandi dulu ya mas." Arsen tak menjawab ia fokus mencari baju tidur miliknya di lemari.

Setelah Key masuk ke dalam kamar mandi, Arsen mendengus kesal. Istrinya ini sangat tidak peka!

"Ck! Apakah ia tidak peka? Padahal jelas-jelas saya ini sedang cemburu! Masa tidak peka-peka!" Gerutu Arsen kesal karena Key masih saja tidak peka dengan perasaannya.

Sementara itu di dalam kamar Key mulai memikirkan cara untuk membujuk suami bayi besarnya itu.

"Mas Arsen ini kenapa ya? Apa mas Arsen marah gara-gara kejadian tadi?" Key mulai mengingat saat kejadian di restoran.

Setelah pergi meninggalkan restoran, Arsen langsung mengemudikan mobilnya menuju kantor. Bahkan saat di sampai di kantor Arsen tak mencoba mengajaknya berbicara.

Dan hal itu berlanjut sampai sekarang, selama perjalanan pulang pun. Arsen tak mencoba mengajaknya berbicara, padahal Key sudah mencoba mencairkan suasana tapi Arsen tak menanggapinya.

"Apa mas Arsen cemburu? Ya ampun! Key bagaimana bisa kamu tidak menyadarinya?" Kini Key mulai menyadari penyebab suaminya itu mendadak diam.

"Aduh gimana ya cara bujuknya?" Key mengigit ibu jarinya, ia mencoba mencari cara untuk membujuk suaminya itu.

"Eh?" Tiba-tiba satu ide gila terlintas dalam benak Key, ide yang bahkan Key sendiri ragu untuk mencobanya.

Bukan! Bukan ragu tidak akan berhasil, ia hanya ragu mencobanya. Key merasa malu, tapi ia yakin seratus persen bahwa idenya ini akan mampu membujuk Arsen.

Tapi haruskan Key melakukannya? Key takut, ia merasa malu!

"Biarin deh daripada mas Arsen diam terus." Key sudah memutuskan akan melakukan hal gila ini untuk membujuk suaminya itu.

Key mulai melakukan ritual mandinya, ia akan membuat Arsen melayang malam ini. Ya Key sudah memantapkan hatinya! Ia harus membujuk suaminya itu, dan cara ini adalah yang bisa ia lakukan.

Setelah selesai mandi, Key langsung membungkus tubuhnya dengan bathroom lalu berjalan keluar dari kamar.

Ia tak melihat tanda-tanda keberadaan suaminya itu, tapi baguslah ini akan memperlancar rencananya.

Dengan rambut yang masih basah, ia berjalan menuju lemari. Key melirik satu set baju yang belum pernah Key pakai sekalipun.

"Kira-kira mas Arsen suka gak yah? Tapi kalo mas Arsen gak suka gimana?" Key mengetuk-ngetuk jarinya di dagu, ia mulai berpikir apakah benar cara ini akan berhasil membujuk suaminya itu?

"Tapi coba dulu aja deh, semoga aja mas Arsen suka dan gak marah lagi." Key mulai mengambil satu set baju tersebut, lalu berjalan menuju meja riasnya.

Key mulai berkutat dengan berbagai peralatan makeup itu, ia hanya memakai lipstik merah yang dipadukan dengan liptint berwarna cherry. Lalu ia mulai menata rambutnya, ia menggulung rambutnya ke atas lalu memperlihatkan leher jenjang mulus dan putih.

Key masih fokus mempersiapkan dirinya untuk malam ini. Lalu setelah selesai ia berjalan kembali masuk ke kamar mandi, semoga saja cara ini berhasil membujuk suaminya.

Tak lama setelah Key masuk ke dalam kamar mandi, Arsen berjalan masuk ke dalam kamar. Ia celingak-celinguk mencari keberadaan istrinya.

Ia melirik ke arah kamar mandi yang tertutup, pasti istrinya itu masih mandi. Dengan memakai piyama tidur lengan pendek, Arsen mendudukkan dirinya di kasur.

Ia mulai memainkan ponselnya seraya menunggu istrinya itu. "Apa dia masih tidak peka? Ck! Sangat menyebalkan!"

Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka dan munculnya istri kecilnya disana. Berdiri diam di depan pintu kamar mandi dengan penampilan yang...

"Mas Arsen..."