Pengkhianatan yang di lakukan Mike, membawa Aleena bertemu dengan seorang pria tampan yang tidak di kenalnya sama sekali di sebuah club mewah yang berada di pusat kota London.
Minuman alkohol yang di teguk Aleena malam itu benar-benar mempengaruhi dirinya. Gadis polos itu seketika menjadi liar bahkan dengan berani merayu pria yang saat itu berada di dekatnya.
Pria tampan pemilik rahang tegas itu terlihat semakin gelisah, ketika merasakan aliran panas tubuhnya tidak wajar. Terlebih gadis muda pemilik wajah cantik dengan rambut warna karamel bergelombang indah itu merayunya dengan gerakan begitu seksi.
Dalam keadaan setengah sadar Aleena menyerahkan tubuhnya pada pria asing yang tidak di kenalnya sama sekali.
Keduanya menghabiskan malam panas dengan liar layaknya pasangan yang sedang di mabuk cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU INVESTOR
Aleena baru saja selesai joging di sekitar perkebunan oat. Setelah kemarin ia baru saja tiba di sana belum sempat berkeliling perkebunan.
Tidak ada perubahan signifikan di perkebunan. Ternyata ayahnya memang benar akan selalu mencintai mamanya dan dirinya.
Orlando mengatakan ayahnya melarang semua pekerja merubah atau memindahkan tempat yang sudah ada sejak ia menikah dengan Rubi dan memiliki anak Aleena.
"Tidak ada yang bisa menentang keputusan ayah mu, sayang", ucap Orlando tadi pagi pada Aleena.
"Selamat pagi nona muda?", sapa seorang laki-laki muda berwajah latin yang sedang memindahkan jerami.
"Pagi. Apa kau yang membantu paman Orlando?".
Laki-laki itu menganggukkan kepalanya. "Iya nona. Nama ku Sergio. Siap membantu nona kapan pun", ucapnya sambil sedikit menundukkan kepala memberi hormat.
Aleena tersenyum ramah. "Baik Sergio. Senang mengenal mu. Aku ingin melihat Rubi, kamu lanjutkan saja pekerjaan mu", ujar Aleena berlalu menuju kandang kuda.
Aleena tersenyum seraya mengusap-usap bulu halus Rubi. "Hai Rubi apa kau merindukan aku? Aku sangat merindukan mu. Sebenarnya, sekarang aku ingin sekali menunggangi mu kita ke danau seperti dulu, tapi aku harus menemui seseorang. Aku janji setelah urusan ku selesai akan mengajak mu jalan-jalan mengelilingi perkebunan seperti dulu", ucap Aleena tersenyum.
Seperti mengerti apa yang di bicarakan Aleena, kuda itu mengendus di wajah Aleena yang sedang tertawa bahagia.
Tanpa Aleena sadari, dari kejauhan Nicole memperhatikannya. "Sebenarnya apa tujuan dia kembali ke perkebunan. Kehadiran nya bisa mengancam posisiku di perkebunan. Aku harus menyingkirkan dia secepatnya", ujar Nicole dengan tatapan penuh kebencian pada Aleena.
*
Aleena siap menyambut tamunya. Investor yang akan menanamkan modal pada perkebunan dan peternakan milik keluarga nya.
Sejak dua puluh menit yang lalu ia sudah menunggu di ruang kerja ayahnya. Sebuah bangunan dua lantai yang letaknya Sekitar lima ratus meter dari hacienda.
Aleena tampak serius membaca surat kerja sama yang akan ia tandatangani bersama investor tersebut jika keduanya sudah deal dengan kesepakatan.
Dari yang Aleena baca, kedua bela pihak sama-sama di untungkan dari kerja sama itu.
Beberapa saat berlalu..
Aleena merenggangkan kedua tangannya. Gadis itu melihat jam di dinding.
"Huhh sudah satu jam, kenapa mereka belum datang juga. Apa mereka tersesat, kesulitan menemukan tempat ini?", ucap Aleena pada dirinya.
Tok
Tok
"Masuk...
"Nona Aleena, mereka sudah tiba. Apa nona akan menunggu mereka di sini atau ikut menyambut kedatangan mereka di luar?", tanya Melisa sekertaris ayahnya.
"Aku akan keluar. Persiapan berkas-berkas yang harus di tandatangani jika pertemuan berjalan lancar", ujar Aleena mengingatkan.
"Baik nona, semua sudah saya persiapkan. "Tuan Owen juga sudah datang jika hari ini di sepakati perjanjian nona dan investor".
"Oke...Kerja baik Melisa. Ayo kita keluar".
"Baik nona".
*
Aleena dan orang-orang kepercayaan Ferdinand berdiri di depan kantor ayahnya.
Gadis itu Hanya berpakaian semi formal saja, karena di perkebunan. Bukan tempatnya untuk mengenakan pakaian kerja ketika ia menjadi sekertaris tuan Harley.
Dua mobil berwarna hitam berhenti di carport. Terlihat seorang turun membukakan pintu bagian belakang.
Nampak seorang pria tampan turun dari bangku belakang memasang kaca mata hitam.
Aleena yang sedang berbicara dengan Owen pengacara ayahnya menolehkan kepala menatap tak percaya siapa yang di lihatnya melangkah mendekati nya.
"T-uan Harley? Ryan?" gumam Aleena mengerjapkan kedua matanya seakan tak percaya siapa di hadapannya kini.
"Apa kau siap bekerja sama dengan investor perkebunan mu, nona Aleena Deandra?", bisik Sean mencondongkan tubuhnya ketika bersalaman dengan Aleena yang diam membeku.
"Tangan mu sangat dingin. Apa kau gugup?". Tersirat kata-kata menggoda di ucapan itu. Membuat Aleena cepat-cepat melepaskan tangannya. Dan segera tersadar kembali.
"Selamat datang di perkebunan Bierdi, tuan Marco Aguero...Atau tuan Sean Livingstone Harley", jawab Aleena berusaha tersenyum meskipun terpaksa.
Karena nama yang tertera di proposal yang di berikan ayahnya nama investor tersebut bernama Marco Aguero. Kenapa yang datang malah atasannya. Aleena menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Maaf nona Aleena apakah anda putri tuan Ferdinand?", tanya salah satu orang Sean.
"Iya. Ayah ku sedang sakit maka saya yang menggantikannya, semoga bukan suatu masalah", jawab Aleena ketika semua sudah duduk di ruang meeting.
"Tentu saja bukan masalah nona. Perkenalkan saya Marco Aguero, kepala cabang Harley company di Skotlandia. Sementara tuan Sean Livingstone Harley adalah CEO Harley company yang berada di London. Semoga penjelasan saya bisa menjawab pertanyaan nona tadi", ujar Marco.
"Sebenarnya tuan Harley sangat sibuk, namun beliau menyempatkan hadir di pertemuan ini. Karena beliau serius ingin menjadi investor di Bierdi", sambung Marco lagi.
Aleena menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sementara Sean, menatap Aleena sambil menahan tawanya . Terutama melihat gadis itu serba salah begitu.
"Well. Langsung saja ke intinya. Berikan surat yang harus aku tandatangani", ucap Sean tanpa membuka kaca mata hitam yang bertengger di wajah tampannya.
"Tuan tidak akan membacanya terlebih dahulu?".
"Tidak perlu. Aku percaya pada nona Aleena Deandra", jawabnya dengan pasti.
Kata-kata Sean semakin membuat Aleena grogi. Nyatanya Sean langsung menandatangani kontrak perjanjian kerjasama sama mereka.
Jadilah kini mereka sebagai rekan kerja selama beraktivitas di Bierdi. Sekaligus sebagai atasan dan bawahan saat berada di Harley company.
...***...
To be continue
