Transmigrasi Aletta ( Antara Kebebasan Dan Komitmen )

¥¥¥¥¥¥¥¥¥

**Masih di sekolah**.

Setelah insiden tadi pagi , Alettha sekarang sedang berada di kantin bersama dengan Nara yang setia menemaninya.

Tak beberapa lama kemudian , Arkan dan Revan datang menghampiri mereka dan langsung duduk di depan mereka.

"Lo hobi banget sih duduk satu meja bareng kita"ucap Nara yang melihat Arkan malah terlihat memakan makanan milik Nara , hingga hal itu membuat Alettha menatap bingung kearah mereka berdua.

"Sekalian jagain tuan putri"jawab Arkan.

"Sebenarnya hubungan kalian itu apa sih?"sahut Alettha yang sangat penasaran dengan status antara hubungan Nara dan Arkan.

Mendengar perkataan Alettha , membuat Arkan berhenti makan lalu dia terlihat menatap Nara yang duduk di depannya.

"Gue sendiri juga bingung"ucap Arkan dengan raut wajah sendu.

"O .. begitu"ucap Alettha yang kemudian memakan snack yang dia beli tadi.

"Lo enggak penasaran Tha?"sambil melihat kearah Alettha yang asik memakan snack miliknya.

"Emang lo udah siap cerita , kalau lo udah siap cerita maka gue akan dengerin , kalau enggak ya .. gue juga enggak akan maksa"ucap Alettha yang membuat Nara tersenyum sebab teryata Alettha menghargai privasi Nara.

"Teryata lo bukan tipe cewek yang selalu ingin tahu urusan orang lain"sahut Revan.

"Karena gue juga enggak akan suka jika urusan pribadi gue di usik sama orang lain , dan hal itu juga yang gue terapkan sekarang"

"Ngomong ngomong , lo ada ngehubungi Altezza enggak , sejak pagi tadi gue hubungi ponselnya enggak aktif"ucap Revan yang mengundang raut wajah bingung Alettha saat menanyakan mengenai Altezza.

"Enggak , dia enggak ada hubungin gue , apa kalian sudah cek ke rumahnya?"ucap Alettha yang entah mengapa merasa cemas karena tidak mendapatkan kabar dari Altezza.

"Kita berdua sudah kerumah nya , tapi dianya enggak ada dan di markas juga enggak ada , makanya gue tanya sama lo , mungkin aja dia ada ngehubungin lo"sahut Arkan yang merasa penasaran dengan Altezza yang tiba tiba menghilang.

"*Emang dia punya no ponsel gue .. , kok gue enggak tahu soal itu*? *terus kalau dia tidak di rumahnya dia kemana dong? kok gue jadi kepo gini sih* .." batin bingung Alettha.

Dan saat Alettha masih asik dengan pikirannya , seorang wanita terlihat sedang berjalan menghampiri Alettha dan tiba tiba langsung menumpahkan satu gelas jus buah di kepala Alettha.

"Brengsek , lo apa apaan ha..!!"kesal Nara yang langsung berdiri saat melihat Alettha di siram dengan minuman yang lengket itu.

"Memangnya kenapa ha .. , dia pantas ngedapetin itu , sok jadi penguasa di sekolah ini , emang dia pikir dia itu siapa!!"ucap wanita itu sambil meninggikan suaranya saat bicara tepat di belakang Alettha.

"Cewek bodoh , denger ya Elva .. jika lo tidak tahu siapa Alettha mending lo jangan coba coba melakukan hal bodoh kayak gini , jika seperti ini lo sama aja mempermalukan diri lo sendiri di tempat umum"ucap Nara tersenyum smirk kearah Elva yang mengepalkan kedua tangannya karena marah dengan apa yang di katakan oleh Nara barusan.

"Halah .. lo itu juga sama aja kayak dia , sok berkuasa , atau jangan jangan lo ada main dengan guru di sini hingga membuat lo jadi berani kayak gini"ucap Elva tersenyum remeh melihat Nara.

"Teryata mulut lo tajam juga , apa lo enggak ngaca sama diri lo sendiri?"ucap Nara yang balik tersenyum remeh sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap penuh cemooh Elva.

"Maksud lo apa ha .. , lo ngatain gue cewek yang enggak bener gitu!!"hardik Elva , hingga membuat Alettha kemudian berdiri dari duduknya dan berbalik menatap tajam Elva.

"Jika lo enggak mau dianggap cewek murahan , maka jangan bertindak sebagai cewek murahan , bahasa dan tingkah laku lo itu enggak mencerminkan sebagai cewek baik baik"ucap dingin Alettha yang kemudian berbalik ingin pergi meninggalkan kantin.

Namun dia sempat terkejut saat mendapati Altezza sudah ada di kantin sambil memperhatikan dirinya , dan sesaat kemudian Alettha jadi teringat mengenai kejadian Riska tempo hari , hingga hal itu membuat Alettha sedikit cemas dengan nasib Elva nantinya.

Dan saat melihat Altezza berjalan mendekati Alettha , entah kenapa Alettha mendadak takut saat melihat mata elang milik Altezza yang terlihat marah.

Entah kepada siapa Altezza marah sekarang , namun yang jelas Alettha merasa jika Altezza terlihat begitu menyeramkan di mata Alettha sekarang.

Dan saat Altezza ingin meraih tangan Alettha , tubuhnya mendadak gemetar , hingga membuat Altezza urung untuk menyentuh Alettha.

"Maaf .."ucap Alettha yang sadar jika dia melukai hati Altezza , lalu setelahnya dia memilih untuk pergi meninggalkan kantin.

Bersama dengan Dika yang selalu siaga di dekat Alettha , karena sebenarnya sejak tadi Dika juga menyaksikan apa yang terjadi dengan Alettha , dan diam juga atas perintah dari Alettha yang tidak ingin jika Dika ikut campur dengan urusan Alettha saat di sekolah.

Makanya sejak tadi Dika hanya diam menyaksikan apa yang terjadi pada Alettha , dan sebelum ada perintah dari Alettha , maka Dika akan terus mengawasi , meski sebenarnya dia juga marah saat Alettha di perlakukan seperti itu oleh seorang wanita yang tidak tahu apapun soal Alettha.

Sedangkan Altezza sendiri terlihat termenung dengan sikap Alettha tadi , lalu setelahnya dia menyusul Alettha karena dia ingin memastikan sesuatu yang selalu dia pikirkan sejak semalam.

Dan berharap dengan bicara pada Alettha dia akan menemukan jawaban dari apa yang sejak kemarin menganggu pikirannya.

........

**£££££££**