Nana syaira
gadis cupu yang ingin segera menyelesaikan sekolah menengah nya agar tak selalu jadi bahan olokan siswa lain dan segera menggapai cita citanya untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik.
Kendra Aditama
Siswa populer namun memiliki kepribadian yang dingin bahkan sulit untuk diajak berkomunikasi selain dengan orang orang terdekatnya.
Apa jadinya jika takdir membuat mereka saling terhubung?
Yuk ikuti cerita pertamaku disini 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vennyrosmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Kendra." lirih sasya
Deg.. Adit yang sedikit mendengar wanita cantik di hadapannya ini memanggil nama depannya pun sedikit terkejut
Bagaimana dia tahu namaku." ucap adit dalam hati
Adit semakin menatap wajah wanita tersebut. Di lihat dari wajah terutama tatapan matanya yang teduh, adit merasa familiar dengan wanita cantik di hadapannya ini.
Tapi siapa." batin adit lagi
Adit yang memang tidak sering berinteraksi dengan wanita, sedang mengingat ingat wajah wanita khas indonesia tersebut.
Melihat kedua teman mereka yang saling bertatap mata, membuat mina dan siwon yakin kalau keduanya memiliki ketertarikan dan mereka senang jika pertemuan ini akan berlanjut sesuai keinginan mereka.
Hei dit, dipandang terus. Ayo perkenalkan dirimu." tegur siwon
Keduanya pun berhenti saling menatap bahkan sasya terlihat menundukkan wajahnya kembali.
Aku adit, Kendra Aditama." ucap adit
Siwon sedikit terkejut ketika adit memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama aslinya, ia semakin yakin kalu adit memang tertarik dengan sahabat mina itu.
Melihat keraguan pada wanita di hadapannya ini membuat kendra ingat dengan seseorang dari masa lalunya yang memiliki tingkah persis seperti wanita ini.
Mina yang merasa sasya sangat lamban pun segera berinisiatif untuk memberitahukan nama sasya.
Dia Nan..
Aku sasya." potong sasya cepat dan melirik sekilas pada kendra lalu tersenyum kaku
Setelah perkenalan tersebut mereka pun memutuskan untuk mencari restoran terlebih dulu. Adit dan sasya belum terlibat pembicaraan sama sekali, mereka hanya sesekali menjawab pertanyaan dari siwon atau mina tanpa terlibat obrolan pribadi mereka sendiri.
Di restoran, siwon dan mina duduk berdampingan, maka dapat dipastikan adit dan sasya juga duduk berdampingan.
Adit walaupun ia terlihat cuek, tapi dalan fikirannya ia sedang merangkai hal hal yang membuatnya sangat yakin kalau sasya adalah orang yang ia kenal. Walaupun wajahnya terlihat berbeda karena riasan, tapi ia bisa tahu dari gesture tubuh yang diperlihatkan sasya.
Mereka pun makan malam bersama, sebenarnya sasya merasa sangat tidak nyaman karena ia bisa merasakan kalau sedari tadi adit selalu memperhatikannya.
Sayang ayo kita naik ke menara namsan." ajak mina pada siwon
Ya baiklah." jawab siwon
Mmm mina aku tidak ikut ya." ucap sasya
Tapi sya."
Kamu tahu aku kan mina." sasya kembali berucap
Mina lupa kalau sasya tidak menyukai ketinggian. Ada perasaan takut dan khawatir yang berlebih jika sasya berada di ketinggian tertentu.
Baiklah, tapi kamu mau kemana nanti kalau aku pergi." tanya mina
Aku akan pul."
Dia akan pergi denganku, kamu tenang saja."
adit tiba tiba memotong ucapan sasya dan hal itu sukses membuat sasya terkejut.
Wahh benar, kamu tidak perlu khawatir sayang biar adit yang menemani sasya." ucap siwon
Baiklah, kalau begitu aku titip temanku ya adit."
Mina pun segera pergi dengan siwon meninggalkan sasya berdua saja dengan adit.
Setelah keduanya pergi, sasya dan adit masih saling diam. Lama kelamaan sasya semakin tidak menyukai situasi ini, kemudian ia bangkit.
Maaf, sepertinya aku akan pergi duluan." ucap sasya
Tunggu."
Adit memegang pergelangann tangan sasya, refleks sasya menepis tangan adit. Mendapat perlakuan seperti itu adit semakin yakin dan mengingat seorang wanita yang selalu tidak ingin di sentuh.
Ma maaf aku tidak sengaja." gugup sasya
Hmm aku tahu, ini pakai mantelmu dulu, diluar sangat dingin." jawab adit
Sasya pun menerima mantel yang memang ia lupakan.
Ah iya aku lupa. Terima kasih."
Adit memperhatikan sasya yang sedang memakai mantelnya, setelah selesai adit mengajak sasya untuk keluar dari restoran.
Adit, kamu tidak perlu mengantar aku pulang." ucap sasya
Aku sudah katakan pada temanmu kalau kita akan pergi bersama." jawab adit
Tapi.." sasya berusaha untuk menolak
Kenapa? Kamu seperti tidak nyaman." tanya adit
Bukan begitu, hanya saja aku." sasya sampai bingung harus berkata apa
Sudah, ayo kita jalan jalan saja dulu." ajak adit
Mau tidak mau sasya pun mengikuti langkah adit. Tak ada obrolan apapun di antara keduanya. Kemudian mereka pun duduk di sebuah kursi yang menghadap pada pagar pagar yang dipenuhi dengan gembok gembok warna warni tertempel disana. Banyak sekali yang berdiri di depan pagar tersebut dan sepertinya mereka pasangan pasangan yang sedang berkencan.
Kamu sudah lama bekerja disini?" tanya adit
Ya, dari kuliah saya disini." jawab sasya
berarti saat sekolah menengah kamu masih di indonesia?"
Aneh sekali pikir sasya pertanyaan adit ini.
Iya." jawanya singkat
Dimana sekolah menengahmu?" tanya adit lagi
Ditanya seperti itu membuat sasya curiga pada adit, seolah ingin mengorek informasi yang akan membuat adit atau kendra ini akan mengenali dirinya.
Hmm, sekolah ku bukan sekolah yang terkenal. Jadi kamu pasti tidak akan tahu." hanya jawaban itu yang terfikir oleh sasya
Sedangkan kendra yang memang sedang mengintrogasi sasya semakin yakin kalau wanita yang sedang duduk disampingnya ini ada teman SMA nya dulu Nana Syaira.
Kamu tinggal sebutkan saja, mungkin saja aku tahu sekolahmu itu." pancing adit
Kamu tidak akan tahu." ketus sasya
kendra pun akhirnya tidak tahan dengan keadaan yang membuat nya semakin penasaran apakah benar wanita ini nana.
Aku seperti mengenalmu sya." ucap adit
Ma maksudmu." sasya terbata
Kamu mengingatkan aku dengan seseorang yang aku kenal."
hahaha, wajahku memang pasaran. Banyak yang bilang seperti itu." sasya tertawa hambar
Kendra semakin kesal dengan sasya yang selalu mengelak, padahal ia bisa melihat kegugupan di mata sasya.
Kendra mengikis jarak dan menatap tajam mata sasya. Sasya sangat terkejut dengan hal itu, ia memundurkan sedikit wajahnya yang berjarak begitu dekat dengan wajah kendra.
Saat pertama kalu kita bertemu, aku mendengar kamu memaanggilku kendra." lirih kendra
Kamu mengenalku kan, Nana Syaira."
...****************...