Kecelakaan yang membuatnya cacat dan berakhir menggunakan kursi roda membuat Zenita sang Nona muda gagal menikah dengan kekasihnya. Ia terpaksa harus menikah dengan supir pribadinya karena mempelai pria tidak datang ke pernikahan. Namun bagaimana jadinya jika keduanya sudah memiliki pujaan hati masing-masing namun dipaksa untuk bersama?
Apakah keduanya akan saling jatuh cinta seiring berjalannya waktu? Ataukah berakhir dengan perceraian?
Sementara sang mempelai pria yang tidak datang ke pernikahan itu kembali ke kehidupannya setelah pernikahan itu terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Selingkuhan??
Hari sudah malam. Ini waktunya semua orang istirahat.
"Mas. Apa besok kita bisa ketemu?" Pesan Hazna. Franz sedang terdiam menatap layar ponselnya itu. Ia masih berpikir panjang untuk membalas pesan itu. Sungguh bertemu dengan wanita lain setelah ia sudah memiliki istri adalah hal terberatnya. Padahal dia cintanya, dia kekasihnya, namun sungguh berat rasanya untuk bertemu dengannya karena tanggungjawab.
"Tidak tahu Hazna. Kita liat saja hari besok ya."
Melihat jawaban itu membuat Hazna kesal.
Menyebalkan sekali Mas Franz. Apa dia lupa akan hari besok. Bukankah besok juga hari minggu. Apa hari minggu dia juga tetap bekerja!
"Pasti Mas juga kerja hari besok kan? Besok kan hari minggu Mas. Tidak bisakah kau tinggalkan saja pekerjaan itu sekarang? Kerjalah dikantor Papa! Disana banyak lowongan." Saking gregetnya Hazna sampai berucap seperti itu di pesannya.
"Bukan seperti itu Hazna. Mas juga nyaman kerja di tempat Nona. Mereka juga sangat baik sama Mas." Hanya perkataan ini yang mampu Franz ucapkan. Ia tidak ingin berdebat dengan kekasihnya sendiri. Terlebih mengakui tentang pernikahannya sekarang. Ini bisa jadi panjang lebar nantinya.
"Nyaman? Nyaman darimananya Mas? Bahkan kau sudah tak pernah libur sekarang! Mas memang berubah! Tidak pernah punya waktu untukku!"
Kan, ribut lagi kan. Astaga ya Tuhan. Aku lelah sekali dengan posisi ini.
"Ya sudah besok kita ketemu ya Hazna." Franz pasrah. Sepertinya besok ia harus bertemu dan benar-benar membicarakan semuanya.
Besok aku harus membicarakan tentang pernikahan ini pada Hazna. Tidak peduli jika aku harus ditampar sekalipun. Semakin lama aku menyembunyikannya akan semakin membuatnya sakit. Ya Tuhan, bantu aku untuk membicarakan ini semua kepada Hazna besok. Dan semoga saja Hazna dapat menerima kenyataan ini.
Franz benar-benar sudah berniat untuk membicarakan tentang pernikahannya pada Hazna besok. Ia sudah siap dengan resiko dan kemarahan kekasihnya juga, karena sebelum ia memberitahukan semua ini padanya sungguh membuatnya stress.
"Jangan lupa kadonya. Mas inget kan hari apa besok!"
Astaga! Besok kan hari ulang tahun Hazna. Tidak mungkin juga aku membicarakan semua ini padanya besok! Aku baru ingat, ulang tahun Hazna selisih 11 hari dengan Fara.
Sepertinya niatan Franz untuk mengatakan itu semua tertunda lagi. Besok adalah hari ulang tahun Hazna, tidak mungkin juga ia mengatakan ini semua padanya dihari ulang tahunnya.
*
*
Hari ini hari minggu. Tentu saja hari yang santai bagi seluruh makhluk bumi.
Tak ada pilihan lain untuk menghindari pertemuan, Franz pun berniatan untuk bertemu Hazna ditempat fitness saja. Karena beralasan lembur kerja dihari minggu adalah hal yang sudah dan tidak masuk akal lagi.
"Nona. Hari ini aku mau Nge-gym. Apa tidak papa aku tinggal sebentar?"
"Pergilah Mas. Jangan merasa terbebani denganku. Lakukan aktivitas yang biasa kamu lakukan sebelumnya. Jangan karena diriku kamu mau ngapa-ngapain jadi sungkan."
"Ah-iya." Tidak tahu harus berkata apalagi. Akhir-akhir ini istrinya begitu perhatian dan lemah lembut pikirnya. Menjadikannya tak enak hati untuk meninggalkan rumah.
Mau tidak mau Franz pun pergi meninggalkan rumah. Ia juga sudah lama tidak mendatangi tempat fitness miliknya.
Sebelum itu ia mampir ketempat ruko penjualan kado populer yang ada dikota ini. Setelah itu ia baru melanjutkan perjalanan ke tempat olahraganya sampai pada akhirnya sampai juga ditempat itu.
"Syukurlah. Ternyata semakin lama tempat fitnessku semakin rame. Aku sungguh tak menyangka ini. Semoga saja kedepannya aku bisa memiliki banyak cabang tempat olahraga." Franz sedang bergumam sendiri, ia merasa sedikit bahagia dengan suasana ramai tempat fitnesnya.
"Sayang...." Hazna langsung datang memeluk kekasihnya dengan gembira, entah darimana datangnya namun melihat Franz ia begitu bahagia ditempat itu.
"Kamu sudah datang! Aku kira kamu gak bakalan datang hari ini."
"Ini hari spesialmu Hazna. Tentu saja aku pasti datang. Ini untukmu" Franz langsung memberikan sesuatu yang ada ditangannya.
"Ini untukku?" Semakin gembira mendapatkan kado itu. "Sebenarnya tak dikasih apapun juga tidak papa Mas. Aku hanya ingin bertemu denganmu saja hari ini. Ini sudah cukup bagiku."
"Tak mungkin aku setega itu Hazna. Kamu sudah berolahraga?"
"Sudah. Aku sudah selesai yoga. Aku hanya ingin melihatmu olahraga hari ini Mas."
Astaga telingaku sudah panas! Gatal sekali mendengarkan percakapan mereka sejak tadi.
Salah seorang lelaki sudah turun dari alat Treadmill yang sedang ia gunakan. Ia langsung menghampiri keduanya yang sedang berduaan mengobrol. Sejak tadi ia sengaja mengenakan setelan olahraga panjang yang berpenutup kepala agar mereka tidak menyadari kehadirannya.
"Halo...Sudah lama kita tidak bertemu Franz!"
Suara berdayung namun mencekik. Suara itu juga tak asing lagi ditelinga Franz. Dan ternyata benar itu adalah Devin yang tiba-tiba datang menghampirinya.
"Devin??" Franz kaget melihat kehadirannya yang tiba-tiba itu.
"Kenapa? Kaget ya dengan kehadiranku? Aku hanya sedang berolahraga Franz. Tenang saja, memang tidak boleh ya aku berlangganan ditempat ini?" Devin sudah mencibir melihat Franz yang tampak bingung dan tegang melihat kehadirannya.
"Jangan takut begitu Franz? Apa karena wanita ini?? Sepertinya kau tegang sekali!"
"Bagaimana bisa kau datang kemari?"
"Semua memang bisa Devin lakukan. Apapun itu Franz. Termasuk mengetahui tempat fitness milikmu ini. Oh iya satu lagi, termasuk selingkuhmu ini! Hebat sekali ya Franz kau bisa berselingkuh!"
"Jaga ucapanmu! Apa yang kau katakan!" Franz sudah berusaha keras untuk menjaga perasaan kekasihnya dihari ulang tahunnya ini. Namun Devin justru menggagalkan semuanya.
Franz memang sudah berniatan dan pasti akan mengatakan semua kenyataan ini tapi tidak dengan hari ini, tapi Devin sudah menyerobot lebih dulu.
"Nona. Kau sungguh cantik dan manis. Tapi kenapa kau mau menjadi selingkuhan suami orang?"
"Selingkuhan?? Suami orang?? Apa maksudmu?!"
"Yah! Franz itu sudah menikah. Kenapa kau mau menjadi selingkuhnya Nona? Apa dia tidak mengatakan ke Nona bahwa dia itu sudah menikah??"
"Franz??" Hazna sudah menatap tajam Franz. Ia belom percaya mendengar semua ini.
Mereka masih bersitegang saling menatap.