Cinta Untuk Ibu

Frans melonggarkan dasinya saat masuk ke dalam apartemen nya. Ia duduk di sofa menghela nafas berat.

Ting Tong

Bel Apartemen berbunyi, Frans pun lekas berdiri dan membuka pintu.

"Emely. Masuk lah!." Ucap Frans saat melihat sahabat nya datang.

"Kamu baru pulang kerja ya?." Tanya Emely.

"Iya, kamu tumben ke sini." Balas Frans.

"Kangen aja sama Apartemen mu, entah kapan terakhir aku datang kesini, tidak ada yang berubah." Balas Emely. Frans tertawa kecil.

"Oh iya, aku bawakan kamu makan malam, kamu pasti belum makan juga kan?."

"Emely, apa kamu tahu Kalau Jane sedang ada masalah?." Tanya Frans.

"Masalah nya seperti yang kita sama sama tahu, tentang utang nya di bank." Ucap Emely sembari menyiapkan makanan yang ia bawa.

"Soal Masalalu Nya, apa kamu tahu?."

"Kita sudah berteman cukup lama dengan Jane, yang tidak pernah ia beritahu aku hanya lah tentang Siapa ayah Kyana." ucap Emely. Emely melihat Frans tampak diam seperti memikirkan sesuatu.

"Kamu suka pada Jane ya?." Tanya Emely.

"Apa yang kamu bicarakan."

"Kamu sangat peduli pada Jane, Kalau kamu suka pada nya lebih baik ungkap kan."Ucap Emely lagi.

"Aku juga peduli pada mu juga Emely."Ucap Frans. Emely pun tersenyum menggelengkan kepala nya.

"Ayo makan, nanti dingin." Ajak Emely, Frans pun mengiyakan.

Emely melihat Frans. Frans pun tampak menikmati makanan nya.

•••

Jane yang berada di kamar menemani Kyana bermain tiba tiba mendengar suara keributan di luar.

"Sayang, kamu disini dulu ya, Mama keluar dulu."Ucap Jane. Kyana pun dengan semangat mengiyakan.

"Berani nya kamu datang ke sini setelah kamu meninggalkan putri saya, Laki laki tidak tahu malu, Apa yang ingin kau buat kesini, kau ingin menghancurkan kembali hidup putri ku." Bu Lily tampak memaki Bryan yang berdiri diam tanpa melawan.

Jane yang melihat kedatangan Bryan ke rumah pun begitu terkejut.

"Ma, tenang lah, jangan seperti ini."Ucap Pak Erwin yang mencoba menenangkan istri nya.

"Untuk apa kamu datang ke sini?." Tanya Jane dengan tatapan yang marah. Bryan tampak masih diam.

Bu Lily melihat putri nya muncul pun diam, Ia tahu hati putri nya pasti sangat sedih dan tertekan saat melihat kemunculan Bryan.

"Aku datang hanya ingin bertemu dengan Kya, aku ingin melakukan tes DNA untuk memastikan Kya anak aku atau bukan."Ucap Bryan.

"Dan Tante Om, saya tidak pernah meninggalkan putri kalian, tapi dia sendiri yang meninggalkan saya dan pergi dengan laki laki lain, lagi pula kalau Kya terbukti adalah putri ku, saya akan bertanggung jawab."Ucap Bryan.

"Jangan harap!, Aku sudah beri tahu pada Anda Tuan Bryan Wilson, Kalau putri ku Kyana bukan putri anda."Ucap Jane.

Bu Lily dan Pak Erwin saling melihat mendengar perkataan Bryan.

"Pergi aku bilang."Teriak Jane.

Bryan membuang nafas kesal, lalu berjalan pergi meninggalkan rumah Jane.

Jane pun duduk bersama kedua orang tua nya di kursi. "Pa, Ma, Jane sudah tenang hidup tanpa dia, Jane gak bisa terima dia lagi dalam hidup Jane."Ucap Jane.

"Semua sudah lama berlalu Jane, Bryan pun perlu tahu kalau Kya adalah anak nya dan Kya pun sebaliknya, dia perlu tahu siapa ayah nya."Kata Pak Erwin.

"lagi pula, kesalahan itu semua karena ibu nya, bukan karena Bryan Jane."Terus Pak Erwin.

"Tapi tetap saja Pa, Dia tidak memperjuangkan Jane saat itu, dia malah menghilang, apa papa ingat, bahkan saat kita ke rumah nya, apa yang di lakukan keluarga nya pada kita."Ucap Bu Lily dengan kesal.

Kilas bagaimana perjuangan Bu lily dan pak Erwin datang ke rumah Bryan.

Ia di usir oleh penjaga di sana. "Maaf Pak, Bu, Tuan Bryan meminta kami mengusir kalian kalau kalian datang kesini. Jadi tolong silakan pergi."Ucap Sekuriti yang berjaga.

"Tapi kami mau bertemu dengan dia, dia harus mempertanggungjawabkan perbuatan nya."Ucap Bu Lily ingin menerobos masuk. namun di dorong penjaga hingga jatuh tersungkur.

Rasa sakit dan benci Bu Lily membuat ia sangat sulit menerima kedatangan Bryan hari ini.