Karna sering diberi hukuman, clara merasa benci dengan angga sang dosen. Bahkan sampai berucap jika dia tak ingin memiliki pasangan seperti dosennya, namun siapa sangka orang tua mereka saling kenal, alhasil mereka dijodohkan dan menikah. Akan kah cinta tumbuh dihati Clara setelah terjadi pernikahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apes
Hari ini clara merasa beruntung karna ia tak lagi mendapat hukuman tugas dari Angga sang dosen. Sehingga pagi ini dia berangkat kampus dengan hati yang riang gembira, berjalan dengan senyum yang terus terkembang menyusuri koridor lorong kampus menuju kelasnya.
Clara masuk kedalaman kelas dan langsung menyapa dua sahabatnya yang sudah duduk berdekatan. Seperti yang lain tampak menunggu kedatangan pak dosen masuk kedalam kelas.
"hai girls selamat pagi every body buat kamu yang belum mandi, Good morning buat kamu yang giginya kuning" sapa clara dengan penuh semangat dan ceria seraya menghampiri kedua sahabatnya yang juga sama hebohnya menyambut kedatangan clara sang sahabat.
"eeeeee sinderela patah hati akhirnya nggak telat lagi" balas shania menyapa clara sang sahabat.
Akan tetapi dengan tak sengaja clara tersandung kaki meja dan membuat dia terhuyung jatuh.
"haduh gawat" ucap shania dan yola dengan gerak cepat membantu clara bangun.
"uuuuuuuuhhh haaaa, baru juga senang udah apes lagi. Ada apa sih dengan hidup gueee" rengek clara menahan sakit.
"lagian lo jalan nggak liat liat, ini mah bukan sinderela patah hati lagi tapi jadi sinderela patah tulang" celetuk yola secara spontan.
"kalian ikhlas nolongin nggak sih" bentak clara.
"ya ikhlas lah" jawab mereka berdua.
"kenapa malah ngatain?" sahut clara mulai jengkel.
Walau shania dan yola sering dibentak oleh clara, namun mereka tak pernah sedikitpun merasa sakit hati. Malah ketika sehari saja mereka tak mendengar clara membentak mereka, mereka akan merasa curiga kalau clara ada problem. Clara lekas berdiri dengan bantuan kedua sahabatnya, kemudian duduk dan mengobrol sembari menunggu dosennya masuk.
"eh gue denger sebentar lagi kampus kita bakal ngadain ospek maba tau" kata shania membuka obrolan.
"oh iya ya, ini udah masuk tahun ajaran baru" kata clara yang baru menyadari
"kira kira kapan bakal diapain?" tanya yola penasaran.
"yang gue denger sih senin besok. Tapi pastinya nggak tau kapan" terang shania lagi.
"ya masih lama, masih ada enam hari lagi" keluh yola, namun langsung mendapat toyoran keras dari clara.
"yeeeee, bilang aja lo mau tebar tebar pesona sama anak maba"
"hehehe, tau aja lo clar"
"tau lah, akal bulusmu udah kebaca duluan"
Disaat mereka ngobrol, mereka langsung berhamburan menempati tempat duduk masing masing seiring terdengar derap langkah kaki yang terbaru buru. Seiring melesatnya Angga masuk kedalam kelas ia juga menyapa semua mahasiswa didalam kelas itu.
"Good morning semua" ucap Angga seraya meletakkan buku dan peralatannya diatas meja pada sudut ruangan yang memang dikhususkan untuk dosen.
"morning sir" jawab seluruh mahasiswa dengan kompak.
Angga terlihat menelisik mengamati seluruh mahasiswa dan mahasiswinya dan mendapati seorang mahasiswi yang menurutnya sedikit bandel. Ya itu adalah clara, pada hari ini akhirnya clara bisa datang lebih awal sehingga tidak terlambat lagi.
"saya lihat ada pemandangan langka dikelas ini" kata Angga dengan matanya fokus membuka daftar absensi mahasiswa.
Sedangkan yang lain hanya saling tolah toleh menanggapi perkataan sang dosen, dengan raut wajah penuh tanya. Dan setelah semua menyadari bahwa clara tidak datang terlambat barulah mereka paham.
"nggak usah nyindir gitu kali pak" kata clara dengan tatapan mata yang ogah ogahan.
"oh, merasa tersindir toh?" jawab Angga dengan santainya.
"dari pada nyindir mending nyender pak" celetuk mahasiswa lain, dan langsung yang lain tertawa menanggapi.
Setelah puas bersenda gurau sejenak, mereka langsung masuk pada inti pelajaran hari itu. Angga menjelaskan poin poin penting dari pelajaran pagi itu dengan penuh ketelitian dan keseriusan. Di sela sela Angga yang tengah serius menjelaskan, datang seorang dosen perempuan berbadan tambun mengetuk pintu.
"permisi pak, maaf boleh minta waktunya sebentar" kata bu venti dengan tersenyum senyum malu maluin kepada pak Angga.
"oh boleh bu, ada apa?" tanya Angga mempersilahkan.
"cuma mau ngasih informasi pak buat mahasiswa dikelas ini" jawab lagi bu venti dengan masih bergelagat malu malu.
"shan, kembaran lo tu" kata yola bebisik sambil menahan senyum menggoda shania. Dan shania hanya merespon dengan plototan tajam.
"ok, disini saya tidak akan banyak basa basi, saya hanya ingin menyampaikan informasi untuk kalian. Disini kalian sebagai kakak tingkat wajib ikut dalam proses pengenalan lingkungan kampus, dalam artian kalian sebagai panitia ospek pada hari senin besok. Saya pilih kelas ini karna kelas ini yang paling banyak jumlah mahasiswanya" kata bu venti memberi informasi dengan tiba tiba gestur dan gelagatnya berubah menjadi sangat tegas dan raut wajah yang datar, menunjukan kesan galak dan garang kepada mahasiswanya. Namun setelah selesai memberi informasi kembali berubah sikapnya malu malu kucing saat berterimakasih dan berpamitan kepada Angga. Tampaknya bu venti menyukai Angga, mengingat Angga adalah dosen paling muda dan paling tampan diantara dosen dosen yang lain.
Waktu terus berjalan, hingga tak terasa kelas pada hari ini usai.
"baiklah, saya rasa pertemuan pada hari ini cukup sampai disini, silahkan semua boleh pulang" Angga menutup pertemuan dan keluar lebih dulu dari kelas.
Clara, shania dan yola juga langsung keluar kelas. Mereka berjalan beriringan seperti biasa, dan saling bercerita disepanjang perjalanan menyusuri lorong kampus.
"eh clar, kayaknya hari ini gue nggak nebeng lo dulu ya, soalnya kata bokap gue mau njemput gue sekalian pulang kerja. Katanya lewat depan kampus" kata shania berpamitan kepada clara.
"lah, kenapa nggak papa kali ikut gue" kata clara yang tak merasa keberatan jika shania pulang dengannya, walaupun shania memang berat bobot tubuhnya.
"buat kali ini aja, nih bokap gue udah sampek di parkiran, gue duluan ya" kata shania yang sudah beranjak lebih cepat.
"kayaknya gue juga bakal pulang sendiri deh clar" kata yola yang ikut ikutan akan meninggalkan clara.
"kenapa lagi, nyokap lo minta ditemenin ke salon?" tanya clara sedikit jengkel.
"enggak, ini kakak gue katanya minta gue buat nemuin dia dulu sebelum pulang"
"iyyyyyyeeeeeehhhh, terus gue pulang sama siapa dong" clara mencebik kesal.
"pulang sendiri lah, emang mau pulang sama Abdi?" yola meledek clara.
"is" clara memutar bola mata jengah merespon.
Dan akhirnya clara menuju parkiran sendirian, mengambil mibilnya dan melajukan mobilnya keluar parkiran. Dan saat ia akan keluar parkiran, tiba tiba ia mengerem mendadak dan tak sengaja menabrak sosok laki laki bertubuh tinggi tegap yang hendak menuju parkiran juga.
"mampus, sial lagi deh gue. Kenapa harus nabrak dosen itu sih" kata clara yang merutuki kecerobohannya.
Clara turun dan melihat keadaan orang yang ia tabrak.
"pak, bapak nggak papa? Pak saya minta maaf pak saya kaget bapak nyebrang tiba tiba" kata clara membantu Angga untuk bangkit.
Angga bangkit dibantu oleh clara dengan meringis menahan sakit, terlihat sikunya terluka.
"aaawww, kamu SIMnya nembak ya. Atau kamu belum punya Sim?"
"iiiihhh bapak, saya kan nggak liat kalau bapak mau nyebrang lagian bapak nyebrangnya mendadak. Saya kan kaget"
