"Kamu itu milik saya, seluruh tubuh kamu juga milik saya! Hanya saya yang boleh menikmatinya."
~ Vicky Salvino
•••
Azila Anastasya, sosok gadis cantik berusia muda itu harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya merupakan incaran dari sosok lelaki yang tak lain adalah ayah sahabat dekatnya sendiri. Azila tentu tak percaya, kehadirannya ke rumah sahabatnya justru menjadi awal mula malapetaka ini terjadi.
Vicky Salvino, duda tampan kaya raya yang telah bertahun-tahun ditinggal sang istri itu sudah lama tak merasakan kenikmatan duniawi. Sebab itulah Vicky mengincar Azila, teman dari anaknya. Sejak lama Vicky mengagumi gadis itu, bahkan ia bertekad memiliki Azila seutuhnya.
Mampukah Vicky mewujudkan keinginannya?
Atau justru Azila dapat kabur dari kejaran lelaki itu?
Baca yuk kelanjutan kisah mereka disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon patrickgansuwu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Disambut
Azila tiba kembali di rumahnya setelah lima tahun lebih ia pergi untuk menempuh pendidikan di luar negeri, ya tentu saja Azila sangat senang dan tidak sabar ingin segera masuk ke dalam sana. Ia ditemani Max, kini sama-sama turun dari taksi yang mereka tumpangi dan mengambil seluruh barang milik mereka dari bagasi.
Setelah membayar, Max kembali mendekati Azila dan membiarkan supir taksi itu pergi. Max terus menatap wajah Azila yang masih terdiam mengamati rumahnya sendiri, Max pun menghela nafasnya seolah tahu apa yang tengah dipikirkan gadis itu. Perlahan Max menaruh tangannya di pundak Azila, membuat sang empu terkejut dan reflek menoleh ke arahnya.
"Eh Max, ma-maaf! Kamu udah bayar taksinya ya? Sorry loh, tadi aku malah ngelamun. Nanti biar aku ganti uang kamu deh," gugup Azila.
Max menggeleng, "Gausah zila, biar aja. Kita kan udah sampe, jadi ini rumah kamu ya? Keren banget, aku suka sama desainnya. Ini jadi kelihatan mewah dan elegan gitu," ujarnya.
"Hm, begitulah. Kamu kan belum punya tempat tinggal disini, apa malam ini kamu mau menginap disini dulu?" ucap Azila.
"Hah? Apa boleh?" tanya Max sedikit syok.
"Ya boleh dong, kenapa enggak? Kita sesama yatim-piatu harus saling membantu, toh kamu udah banyak bantu aku waktu di Swiss. Apa salahnya kalau aku balas kebaikan kamu?" ucap Azila sambil tersenyum.
"Waduh, aku jadi ngerasa gak enak sama kamu. Tapi, beneran nih gapapa? Emang gak akan ada yang marah?" ujar Max.
"Maksud kamu marah gimana nih? Santai aja kali, di dalam paling cuma ada bibik aku. Yuk kita masuk aja! Kamu pasti juga capek banget kan?" ucap Azila.
"Oke deh, kamu benar sih. Aku capek dan haus juga nih," ucap Max.
Azila tertawa dibuatnya, lalu ia pun membantu Max membawa koper miliknya dan mulai melangkah bersama-sama ke dalam rumah itu. Namun, langkah mereka terhenti saat tiba-tiba pintu rumah terbuka dan muncullah orang-orang dari dalam sana.
"Selamat datang kembali, Azila!" ternyata, tak hanya bik Imah lah yang ada disana, melainkan Amar serta Mayang—tantenya.
"Hah? Kalian semua ada disini?" Azila terkejut, seolah tak menyangka ia akan diberi kejutan seperti ini.
Perlahan Mayang menghampirinya disertai senyum lebar di kedua pipinya, wanita itu mengusap lembut wajah keponakannya yang cantik dan berusaha menahan kesedihannya. Ia tak ingin di hari kepulangan Azila, justru dirinya terlihat bersedih.
"Iya sayang, tante kan mau bikin sesuatu yang spesial buat kamu," ujar Mayang.
"Ahaha, makasih banyak ya tante! Aku senang deh dikasih kejutan kayak gini, rasanya kayak lagi mimpi," ucap Azila dengan penuh rasa bahagia.
"Sama-sama sayang, tante juga senang kok lihat kamu senang. Selamat datang ya Azila, semoga kamu bahagia selalu!" ucap Mayang.
"I-i-iya tante..."
Mayang langsung memeluknya dan mengusap punggungnya, ia dapat merasakan kesedihan di dalam hati Azila saat ini. Tapi sepertinya Azila tak mau terlihat sedang bersedih di depannya, itulah sebabnya Mayang semakin sulit menahan diri.
"Oh ya, selamat juga ya atas wisuda kamu! Maaf banget tante gak bisa hadir disana, tapi tante selalu doakan yang terbaik kok buat kamu!" ucap Mayang setelah melepas pelukannya.
"Gapapa tante, makasih loh atas semuanya. Begini aja aku udah senang kok," ucap Azila.
"Hm, aku juga mau ucapin selamat buat kamu Azila! Ini ada kue dan sedikit hadiah untuk kamu, semoga kamu suka ya!" ucap Amar.
Amar menyodorkan sebuah kotak hadiah ke arah Azila, disitulah Azila tersenyum dan berterima kasih pada Amar. Tak hanya itu, bik Imah yang sedari tadi diam kini ikut maju menghampiri putri dari majikannya.
"Non, maaf ya bibik cuma bisa kasih ini buat non Azila! Emang ini gak seberapa, tapi insyaallah berkah buat non!" ucap bik Imah.
"Ah bibik ini, aku jadi terharu deh. Boleh kan aku peluk bibik?" ucap Azila.
Azila pun memeluk bik Imah dengan erat, sedangkan Mayang terlihat beralih menatap wajah Max yang masih berdiri di dekat mereka. Sontak Max menundukkan kepala secara spontan, ya karena ia baru kali ini bertemu dengan mereka.
"Ah ya, kamu ini temannya Azila di Swiss kan ya? Siapa nama kamu, nak?" tanya Mayang.
"Betul tante, kenalkan saya Max!" jawab Max seraya mencium tangan wanita itu.
"Ohh Max, makasih ya kamu udah temenin dan jagain ponakan tante selama disana! Ternyata kamu lebih ganteng ya daripada di foto," ucap Mayang.
"Haha, tante bisa aja." Max malu-malu dibuatnya.
Akhirnya mereka semua memasuki rumah secara bersama-sama, melanjutkan obrolan santai itu di ruang tamu.
•
•
Disisi lain, Ceisya tengah menikmati malam indah bersama kekasihnya di sebuah club malam. Mereka tampak berjoget ria sambil menenggak minuman yang sudah dipesan, suasana disana terlihat cukup meriah dengan alunan musik dj yang merdu.
"Beb, ternyata seru banget ya kayak gini? Makasih loh udah ajakin aku kesini," ucap Ceisya di sela-sela jogetannya.
"Sama-sama sayang, aku sebenarnya udah lama banget pengen bawa kamu kesini. Tapi, kamu kan sibuk banget tuh sampe gak ada waktu," ucap Leon.
"Iya sih, maafin aku ya sayang! Tapi kan sekarang kita udah bareng-bareng nih, jadi kamu jangan sedih lagi ya!" ucap Ceisya.
Leon tersenyum dan merangkul gadisnya itu dengan erat, mereka kembali bersulang dan meminum minuman itu bersama-sama. Suasana semakin meriah, namun justru Ceisya juga mulai kehilangan kesadaran setelah terus-menerus mengkonsumsi minuman tersebut.
"Enak gak sayang? Kamu suka kan sama minumannya?" tanya Leon.
Ceisya mengangguk, "Jelas suka, kamu emang pinter banget pilihin minum buat aku. Aku jadi pengen nambah terus deh, makasih ya sayang!" jawabnya sambil tersenyum.
"Bagus itu, kamu tambah aja lagi yang banyak sayang! Abisin semuanya, malam ini kan malam spesial kita!" ucap Leon.
"Ahaha, bener kamu sayang.."
Tanpa ragu, Ceisya meminum semua minuman disana sampai habis tak bersisa. Ia begitu menikmatinya, sampai-sampai ia tak sadar kalau Leon telah meletakkan sesuatu di dalam minuman itu. Leon pun menyeringai disela goyangannya, seolah telah merencanakan sesuatu di kepalanya.
Benar saja, tak lama kemudian Ceisya pun mulai merasakan sesuatu yang aneh di dalam dirinya. Entah kenapa tubuhnya tiba-tiba panas seperti menginginkan sesuatu, cepat-cepat ia mengipas-ngipas dan sedikit menurunkan bajunya.
"Uhh, panas banget sih sayang! Aku gak tahan nih, kamu tolongin aku dong!" ujar Ceisya tak tahan diri.
Tentu saja Leon merasa senang mendengarnya, ya semua rencana yang ia jalankan kali ini berhasil ia lakukan dengan sempurna. Ceisya sudah masuk dalam pengaruh obatnya, sehingga akan mudah baginya melancarkan aksinya.
"Bagus! Sebentar lagi aku bakal ngerasain tubuh indah kamu sayang," batinnya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GUYS YA!!+...