Pengkhianatan yang di lakukan Mike, membawa Aleena bertemu dengan seorang pria tampan yang tidak di kenalnya sama sekali di sebuah club mewah yang berada di pusat kota London.
Minuman alkohol yang di teguk Aleena malam itu benar-benar mempengaruhi dirinya. Gadis polos itu seketika menjadi liar bahkan dengan berani merayu pria yang saat itu berada di dekatnya.
Pria tampan pemilik rahang tegas itu terlihat semakin gelisah, ketika merasakan aliran panas tubuhnya tidak wajar. Terlebih gadis muda pemilik wajah cantik dengan rambut warna karamel bergelombang indah itu merayunya dengan gerakan begitu seksi.
Dalam keadaan setengah sadar Aleena menyerahkan tubuhnya pada pria asing yang tidak di kenalnya sama sekali.
Keduanya menghabiskan malam panas dengan liar layaknya pasangan yang sedang di mabuk cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERINTAH DONATELLA
Suara tuts terdengar cukup jelas. Menunjukkan tempat kerja itu begitu sibuk, karyawan duduk di tempat masing-masing, fokus menyelesaikan tugas mereka. Sebagian karyawan lalu lalang, bergerak dan bergegas entah itu membawa berkas-berkas ataupun menuju tempat lain antar divisi.
Kini hampir menuju pukul dua belas siang. Menjelang waktu istirahat dan jam makan siang.
Aleena pun sibuk dengan pekerjaan nya. Memindahkan file penting ke folder baru sesuai petunjuk Rico beberapa waktu yang lalu.
Kesibukannya benar-benar mengalihkan pikiran Aleena yang terjadi tadi pagi karena kehadiran Mike di apartemen nya.
"Stella, kita harus ruangan nona Donatella sekarang. Ia meminta kita berdua menemui nya. Apa berkas-berkas itu sudah siap juga Aleena? Sekalian saja kita bertiga keruangan nona Donatella", ucap Rico berdiri dari tempatnya.
Stella menganggukkan kepala, sambil mengacungkan ibu jarinya pada Rico.
"Hm, iya sedikit lagi ", jawab Aleena.
Rico mendekati meja Aleena. Dan melihat pekerjaan gadis itu. Ia tersenyum seraya memanggutkan kepala. Ternyata Aleena cepat beradaptasi dengan pekerjaannya. Tidak perlu mengulang-ulang ketika membimbingnya. Cukup bicara sekali gadis itu langsung mengerti padahal ia masih baru.
"Done. Ayo kita keruangan manajer", ucap Aleena tersenyum manis.
"Aku senang melihat mu bekerja Ale, kamu cepat mengerti", puji Rico tulus.
"Aku jadi kuatir, kau akan melompati jabatan ku, Aleena", celetuk Stella. Menyiapkan berkas yang harus di bawanya.
Ketiganya melangkah bersama.
"Kamu tidak usah sungkan bertanya pada kami Ale, jika membutuhkan bantuan kalau kau menemukan masalah pekerjaan. Beruntung kita memiliki manajer yang sangat baik. Nona Donatella sangat memperhatikan karyawan. Terutama karyawan yang rajin dan berprestasi yang bisa mengangkat divisi marketing", ucap Rico memberi tahu Aleena.
"Ayo kita bergegas, hampir jam makan siang. Perut ku sudah lapar, aku lupa sarapan tadi pagi", seloroh Stella.
"Huh, kamu meskipun sudah makan tetap saja kelaparan", balas Rico tertawa.
Laki-laki itu mengetuk pintu ruangan atasannya. Tertempel di pintu "Manajer Marketing".
Aleena mengikuti langkah Rico dan Stella. Ketiganya masih berdiri di depan meja kerja karena atasannya sedang menerima panggilan telpon.
"Iya, segera saya kirim ke atas". Donatella menaruh telpon ke tempatnya.
Donatella melihat name tag yang tersemat di kemeja putih yang di pakai Aleena.
"Aleena, kau antarkan berkas penting ini ke lantai lima puluh, ruangan tuan Harley, CEO perusahaan ini. Kau gunakan saja lift khusus direksi. Ia membutuhkannya sekarang juga–"
Aleena terkejut mendengarnya. CEO? Ia akan bertemu langsung CEO perusahaan? Benarkah? Mimpi apa aku semalam benaknya.
"Biar saya saja nona yang mengantarkan berkas penting itu kepada tuan Harley", potong Stella tersenyum.
"Kita bertiga harus membahas target pasar musim ini, Asisten Tuan Harley tadi bilang, beliau segera meminta laporan itu", jawab Donatella seraya memberikan berkas yang akan di bawa Aleena.
Terlihat raut wajah kecewa Stella. Namun ia berbisik ke telinga Aleena. "Kau harus merapikan pakaian dan rambut mu Ale. Bos tampan itu sangat perfeksionis. Tidak suka melihat karyawan asal-asalan dan nggak rapi. Good luck Ale, semoga ia tidak membentak mu. Dia bos yang kejam".
Mendengar perkataan Stella membuat bulu kuduk Aleena berdiri. Jujur ia takut dan gugup sekali. Jantung nya berdetak kencang.
Bahkan kakinya gemetaran saat melangkah menuju lift khusus. Jemari tangannya pun berkeringat dingin.
Ketika sudah di dalam lift yang membawanya ke lantai lima puluh, Aleena menelisik penampilannya. Merapikan rambutnya yang terurai dan melatih berbicara di depan pantulan lift. Berulang kali ia lakukan itu. Agar tidak gugup.
Ting
Aleena tampak gugup. Ia ragu-ragu untuk keluar. Ia melihat keadaan sekitar ada beberapa orang bekerja di depan komputer masing-masing. Suara begitu hening. Tak terdengar sama sekali ketikan hingga suara manusia. Hening dan sunyi.
"Ada yang bisa saya bantu, nona?", tanya seorang wanita ketika melihat kehadiran Aleena yang celingak-celinguk memperlihatkan sekitar.
"Hm. Maaf nona saya dari divisi marketing, mau mengantarkan berkas untuk tuan..
"Tuan Harley?", potong wanita itu.
"Iya nona", jawab Aleena dengan sopan.
Wanita itu menunjuk pintu berukuran besar beberapa meter dari tempat Aleena.
Aleena langsung ke sana setelah mengucapkan terimakasih pada Linda nama wanita yang membantu.
Aleena menghirup banyak oksigen sebelum mengetuk pintu. Aleena melihat nama SL. Harley yang tertempel di pintu. Di bawah nama tertulis CEO.
Degup jantung Aleena kian kencang ketika ada yang membuka pintu dari dalam.
Dingin ruangan yang sekilas ia lihat begitu mewah, seketika menusuk tulang Aleena.
Aleena bisa menangkap suara laki-laki tengah berbicara cukup kencang. Sepertinya sedang memarahi seseorang. Sekilas Aleena melihat punggung laki-laki itu. Ia sedang berbicara melalui handphone. Tubuh Aleena terpaku. Bergidik menyaksikan sekilas.
"Ehem...
Lamunan Aleena buyar, seketika tersadar. Dihadapan nya berdiri pria muda tengah menatap Aleena.
"M-aaf tuan. Saya Aleena mengantar kan berkas penting dari nona Donatella untuk tuan Harley", ucap Aleena sedikit terbata.
Laki-laki dihadapannya tersenyum padanya. "Berikan pada ku, tuan Harley sedang sibuk. Terimakasih Aleena", ucapnya ramah.
Aleena menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis memberikan berkas penting yang di bawanya. Ia tahu pasti pria itu asisten CEO.
Aleena permisi setelah memberikan berkas itu. Ia langsung menuju lift khusus. Tepat sekali lift itu tebuka.
Aleena memberikan jalan ketika seorang pria tampan keluar dari lift . Ia sedang menelpon seseorang. Sekilas melirik Aleena. Aleena tersenyum sedikit seraya menganggukkan kepalanya pada pria itu. Dan masuk ke dalam lift.
Seperti ada yang janggal pria itu membalikkan tubuhnya tepat pintu lift tertutup. Ia sempat melihat Aleena sesaat.
"Bukankah dia...
"Ah tidak mungkin...
...***...
To be continue