KETIKA ISTRI KU STADIUM AKHIR

Sudah berjam-jam beralu Eve menahan kantuk yang terasa sangat berat dan pria itu belum juga pulang, rasa dingin mulai menguasai ruangan tamu itu kini Eve tidak bisa lagi menahan rasa kantuknya hingga matanya terpejam begitu saja.

Hingga suara nafas yang berat kini menerpa lehernya, suara itu berasal dari suaminya sendiri yang mengecup pipi dan beralih kedagunya

“Maitias…..”

Pria itu tidak menjawab apapun melainkan tetap melanjutkan aktivitasnya menjelajahi tubuh wanita itu dengan lebih keras

“Sayang!” Teriak wanita itu akhirnya, Ciuman pria itu tidak seperti biasa Maitias menciumnya dengan sangat keras hingga menyisakan beberapa ruam merah di tubuhnya “Apa yang terjadi pada mu!”

Tidak seperti biasa Maitias bersikap sedikit kasar padanya, bahkan di begitu kasar di bandingkan saat dia marah dan cemburu

“Kenapa? Kenapa kau melakukan ini Eve!”. Maitias berteriak frustasi dia mengukung Istrinya menatap wanita itu dengan tajam “Orang-orang itu lebih penting dari ku? Lalu kenapa kau menikah dengan ku uh!”

“Maitias aku mencintai mu lebih dari apapun!, Maitias ini hanya sebentar lagi aku tidak akan…”

“Bohong! Kau selalu mengatakan ha yang sama dan berakhir dengan kesibukan mu bersama dengan pria itu, apa kau juga mulai melihatnya huh!”

Eve menggeleng dengan keras dia mulai terasa sesak karena cengkraman dar suaminya sendiri

“Aku melihat kalian bersama juga saa kalian tertawa bersama di mobil saat kaian pulang, kalian selalu bersama aku cemburu…… dan kau tidak pernah memahami ku..”

Srak!.

Maitias membuka pakaian wanita itu dengan sekali robekan, tatapan pria itu menujukan seberapa kekecewaannya dia dengan seminggu yang berat mereka lalui, Eve bahkan merasakannya Eve sangat memahami perasaan pria itu hingga dia hanya bisa menyerahkan tubuhnya sepenuhnya pada suaminya dia tidak menghiraukan lagi rasa lelahnya dan juga rasa berdenyut di kepalanya jika emosi pria itu bisa hilang karena apa yang Maitias lakukan maka dia rela saat itu juga

Malam pun berlanjut di ruang tamu itu suara rintihan yang perlahan menghilang dan juga suara gaduh hingga hanya terdengar ketukan jam dinding

Suasana panas namun kini jauh lebih tenang dari pada sebelumnya, Maitias menatap Istrinya yang sudah terpejam entah sejak kapan

Dia mengehela nafasnya dengan berat mengecup wanita itu dengan sangat lembut “Maafkan aku……”. Maitias menyelimuti tubuh wanita itu dengan jasnya lalu menggendong Eve ke kamar mereka yang nyaman.

*****

Pagi yang hangat kini muncul, Eve belum juga bangun meski cahaya matahari telah menerpa wajah cantiknya apa yang di lakukan Maitias benar-benar merebut kekuatannya.

“Sayang……”

Maitias menatapnya pria itu memeluk Istrinya dengan erat karena wanita itu tidak kunjung sadar, hingga satu hal lain kini menarik perhatiannya suara ponsel wanita itu tidak berhenti berdering sejak tadi

Suara panggilan dan Pesan masuk yang berasal dari Romeo membuat pria itu kembali kesal. Tidak ada rekan kerja yang sedekat ini!. Dia membuka setiap pesan di sana tidak ada yang mencurigakan kecuali satu nama yang membuat pria itu tertarik

“Aiden Lorex”.Kenapa mereka membahas mengenai pria ini.Pria itu menjadi bingung sejak pesta kemarin pria itu merasa aneh dengan interaksi ketiga orang itu.

“Hmmhh!”. Suara lenguhan Eve kini terdengar, Maitias menaruh Ponsel Eve kembali ke atas nakas

“Sayang kau sudah bangun?”. Tanya Maitias dengan lembut, dia mengecup pipi wanita itu dengan penyesalan dia sadar betapa dia menyakiti wanita itu semalaman “Ayo sarapan bersama sebelum berangkat kerja, aku akan mengantar mu”

“Kau masih marah?”

Maitias mengangguk “Ku pikir kau mengerti, bersihkan tubuh mu aku akan menunggu di dapur”

Pria itu memasak makanan dengan menu sederhana namun dengan kasih yang dia tuangakan kedalam sana, dia memasakan mengggantikan wanita itu setelah dia memberikan tubuhnya sendiri

“Ayo makanlah”.

“Terima Kasih Sayang”. Aduh aku akan terlambat Bryan pasti akan marah lagi

“Aku hanya ingin mengingatkan mu lagi dan lagi… tapi ku pikir aku juga punya batas kesabaran Eve”

“Maitias…”

“Aku suami mu Eve, kita sudah menikah dan kau berada dalam aturan ku …”

Eve terdiam  dengan Maitias yang menceramahi dirinya dia hanya bisa mengangguk dan mengatakan ya tidak ada pendapat yang ingin di dengar oleh pria itu . Hanya sebentar lagi, ini bukanlah masalah besar, wajar jika dia kesal . Wanita itu mengulang perkataannya setiap saat dalam benaknya tidak ingin memulai pertengkaran dengan pria itu

“Ya dan satu lagi, apa hubungan kalian dengan Aiden”

“Aiden, ah dia kau tahu sendiri jika dia sedang menawarkan kerja sama dengan kami”

“Kerja sama, aku tahu aku juga akan bekerja sama dengan pria itu”.

Sontak Eve menatapnya terkejut Eve tampak tidak menyukai perkataan pria itu,Ah sial firasat Romeo benar,ini akan menjadi semakin sulit

“Ada apa?”

“Ah tidak, tapi apa kau yakin akan bekerja sama dengannya”. Bagaimana aku memberi tahumu, jika cela rencana kami terlihat sedikit saja maka hancur lah rencana ini dan pria itu akan terhindar dari hukuman yang akan dia dapatkan!. “Sayang …. jika kau hanya ingin mengerjakan keamanan perusahaan dengan firma yang akan di bangun pria itu kau bisa mengandalkan kami”. Maitias malah tersenyum miring dia menatap wanita itu tajam

“Kau bahkan tidak punya waktu untuk mengurus ku bagaimana kau bisa mengurus perusahaan”

“Sayang tapi menurut ku pria itu bukanlah pria yang baik, kau mau mendengarkan ku?”

“Kali ini tidak”. Tangan Maitias mengusap kepala wanita itu dengan lembut “Banyak peluang yang akan ku dapatkan darinya, omset perusahaan u mungkin akan naik lebih dari tiga puluh persen”. Itu akan memudahkan kita untuk bersama, setelah aku mengumumkan pernikahan kita tidak akan ada lagi yang akan membuat mu menjauh dariku

Eve mencoba menormalkan wajahnya .Ah tugas tambahan lagi, tapi aku harus terjun aku yakin pria itu tidak hanya mengincar kerja sama dengan mu Maitias, kenapa kau menjadi sedikit bodoh.

“Sudah selesai? Kemari lah aku akan mengantar mu”. Pria itu menarik tangan istrinya untuk ikut dengan nya sampai mereka berada di depan perusahaan firma , di sana sudah ada Romeo yang menunggunya dengan kesal dan juga cemas

“Lihat sahabat mu yang terbaik itu sudah menunggu di sana”. Ucap pria itu dengan cemburu

“Maitias, dia hanya rekan ku tidak lebih dari sana”. Kenapa dia mengesalkan!

“Terserah, pergilah bekerja sayang aku akan menunggu mu di rumah”. Maitias mengecup kening wanita itu lalu berlalu  begitu saja melakukan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi“Maitias….”

"Eve! Cepat ikut aku! Ada beberapa masalah yang harus kita selesaikan!". Teriak Romeo menghampiri wanita itu

"Bagaimana dengan Bryan?"

"Tenanglah aku sudah mengurusnya tadi". Walau dia sangat marah besar!