NovelToon NovelToon
Perenggut Malam Pertamaku

Perenggut Malam Pertamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / One Night Stand / Cinta Terlarang / Menikah Karena Anak
Popularitas:719k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

"Brengseek! Apa yang kau lakukan pada istriku?"

"I...itu suara Bastian. Lalu.. lalu siapa yang sedang berada di atas tubuhku?" batin Ingrid yang tiba-tiba wajahnya menjadi pias.

"Aku hanya ingin mencicipi barang baru milik kakak. Ternyata sangat nikmat," ucap Marcell dengan senyuman mengejek nampak tersungging di bibirnya menatap ke arah Bastian. Seolah puas melihat api kemarahan di mata Bastian yang datang bersama seorang pria itu.

Malam pengantin yang seharusnya menjadi malam sakral bersejarah dan paling membahagiakan bagi seorang pengantin menjadi malam tragis awal mula kehancuran Ingrid setelah mengetahui bahwa yang mengambil kesuciannya bukanlah suaminya, melainkan adik iparnya yang bernama Marcell. Pria yang terkenal playboy dan tidak berguna.

Bagaimana nasib pernikahan Ingrid setelah malam itu? Apakah Bastian akan berlapang dada menerima Ingrid ataukah menceraikan Ingrid yang telah ternoda di malam pertama pernikahan mereka itu?

Yuk, ikuti ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Tidak Mau

Berbohong bukanlah hal yang baik. Namun, terkadang berbohong adalah opsi yang bisa diambil untuk menyelamatkan diri, atau untuk mendapatkan keuntungan.

Siapapun bisa berbohong, tapi berbohong dengan baik adalah sebuah seni, dan hal itu membutuhkan banyak kecerdasan serta latihan.

Seseorang harus memiliki kemampuan kognitif yang bagus untuk bisa menyusun strategi agar bisa menutupi kebohongannya dan membuat orang-orang di sekitarnya percaya.

Semakin tinggi IQ seseorang, akan semakin rumit penipuan yang dapat lakukan. Semakin banyak kebohongan yang dapat di ingat dan di ceritakan kepada lebih banyak orang, maka semakin besar jaringan yang dapat di hafal di kepala seseorang, dan semakin banyak orang yang dapat di bodohi secara bersamaan.

Namun ada peribahasa yang mengatakan, "Sepandai-pandainya Tupai Melompat, Sekali Waktu Jatuh Juga". Peribahasa ini diartikan, di dunia ini tidak ada yang sempurna dan manusia tidak luput dari kesalahan.

Dan inilah yang saat ini terjadi pada Bastian. Sepandai-pandainya Bastian berbohong, nyatanya ketahuan juga.

Mampus!

Satu kata itulah yang ada di dalam hati Bastian setelah mendengar pertanyaan Budi.

"Kenapa diam? Apa kamu punya kembaran, hingga semalam Ingrid bisa pergi dengan orang yang mirip kamu?" tanya Budi yang tidak mendengar jawaban dari Bastian.

"Ti..tidak, Yah," sahut Bastian tergagap.

"Kenapa kamu tidak mencari Ingrid? Padahal Ingrid di culik di depan matamu sendiri. Dimana tanggung jawab kamu sebagai seorang suami?" cecar Budi.

"Aku..aku juga sedang mencari Ingrid, Yah," sahut Bastian yang kalang kabut karena di cecar Budi.

"Kenapa kamu tidak mengabari ayah, kalau Ingrid di culik orang?" tanya Budi lagi.

"Aku..aku tidak ingin ayah khawatir, karena itu aku sengaja tidak memberitahu ayah," jawab Bastian yang menemukan jawaban bagus yang lagi-lagi hanyalah dusta belaka.

"Apa kamu sudah lapor polisi?" tanya Budi yang masih terus membuat Bastian harus berpikir cepat untuk mencari jawaban bagaikan sedang ikut lomba cerdas cermat.

"Su..sudah, Yah. Aku sudah lapor polisi," sahut Bastian yang masih terus berbohong dan berbohong lagi.

"Benarkah? Kalau kamu benar-benar sudah melaporkan hal ini pada polisi, seharusnya polisi mengatakan pada ayah kalau laporan tentang Ingrid di culik sudah ada. Kenapa polisi tidak mengatakan hal itu pada ayah? Kamu melaporkan hal ini pada polisi atau pada polisi tidur?" tanya Budi yang sengaja berbohong untuk mengetahui kejujuran Bastian.

"Maksudku, aku baru saja mau melapor, Yah," sahut Bastian yang semakin kebingungan menutupi semua kebohongannya. Pria itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena harus terus mencari alasan dan jawaban untuk menutupi kebohongannya.

"Baru mau lapor karena ayah menanyakan hal ini sama kamu? Apa kamu merasa bisa menemukan istrimu tanpa bantuan siapapun? Atau jangan-jangan kamu nggak peduli istrimu di culik orang?" tuduh Budi semakin memojokkan Bastian.

"Aku terlalu panik mencari Ingrid, Yah. Jadi aku lupa semuanya," sahut Bastian yang kali ini menemukan jawaban bagus.

"Panik? Apa kamu akan terus berbohong saat kamu sedang panik?" tanya Budi yang lagi-lagi membuat Bastian memeras otak untuk mencari alasan.

"Aku..aku.."

"Sudah! Cukup!" sergah Budi memotong kata-kata Bastian, "aku sudah sangat muak mendengar kebohongan kamu. Ke sini sekarang juga! Ayah mau bicara sama kamu," ucap Budi langsung mengakhiri panggilan. Karena semakin lama bicara dengan Bastian, Budi semakin merasa kesal mengetahui menantunya terus menerus berbohong.

Ingrid tertunduk tanpa bisa mengatakan apapun. Wanita itu benar-benar tidak menyangka kalau suaminya berbohong seperti itu.

"Kamu dengar sendiri, 'kan, Grid? Suamimu itu seorang pembohong. Dan parahnya lagi, dia nggak peduli sama kamu. Sudah tahu kamu di culik orang di depan matanya sendiri, tapi dia malah tidak mencari kamu. Ayah jadi semakin tidak yakin, jika dia mencintai kamu," ucap Budi yang terlihat sangat kecewa pada Bastian.

Ingrid bungkam tidak bisa mengatakan apapun. Jujur Ingrid juga kecewa mengetahui suaminya berbohong dan juga tidak mencari dirinya yang semalam di culik orang.

Budi menghela napas kasar, kemudian keluar dari kamar itu tanpa mengatakan apapun lagi. Terlihat jelas kekecewaan di wajah Budi.

Ani menghela napas panjang, kemudian menatap Ingrid yang tertunduk.

"Grid, bunda jadi nggak percaya sama suami kamu itu. Bagaimana bisa seorang suami tidak mencari istrinya yang di culik di depan matanya sendiri? Bunda dengar, hubungan Bastian dan Marcell tidak baik. Jangan-jangan, kamu dijadikan istri oleh Bastian karena Marcell menyukai kamu. Dan Marcell menodai kamu karena tidak ingin Bastian memiliki kamu," asumsi Ani penuh kecurigaan.

Ingrid tidak menjawab. Wanita itu diam tanpa tahu harus mengatakan apa. Hanya rasa kecewa di hati Ingrid setelah mengetahui suaminya berbohong dari awal hingga akhir.

*

Lima belas menit kemudian Budi pun kembali masuk ke dalam kamar Ingrid. Ternyata pria paruh baya itu dari apotek. Budi membawa beberapa macam testpack dengan merek yang berbeda. Dengan perasaan tak menentu Ingrid pun langsung melakukan tes urine. Tiga orang itu menunggu hasil tes dengan jantung yang berdegup kencang, apalagi Ingrid. Bahkan tangan wanita itu sampai berkeringat dingin.

"Aku mohon, semoga tidak positif. Aku tidak ingin mengandung anaknya," batin Ingrid penuh harap.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya tiga orang itupun melihat hasil tes itu. Budi menghela napas panjang dan Ani terdiam tanpa kata melihat hasil tes yang semuanya menunjukkan garis dua itu. Sedangkan Ingrid nampak meneteskan air mata dengan tangan yang tremor memegang testpack.

"Tidak..ini tidak mungkin! I..ini pasti salah," gumam Ingrid yang tidak bisa menerima kenyataan ini.

"Semua testpack ini menunjukkan garis dua, Grid. Jadi nggak mungkin salah," sahut Ani.

"Aku nggak ingin anak ini, Bun. Aku nggak mau! Aku nggak mau!" pekik Ingrid memukul-mukul perutnya sendiri sambil menangis berharap janin dalam kandungannya itu mati.

"Hentikan, Grid! Apa yang kamu lakukan? Apa kamu ingin menjadi pembunuh?" ucap Budi seraya menahan tangan Ingrid agar berhenti memukul perutnya sendiri.

"Aku nggak ingin anak ini, Yah! Aku nggak mau. Aku akan mengeluarkannya dari tubuhku," pekik Ingrid menangis histeris.

"Grid, anak itu tidak berdosa. Bagaimana bisa kamu tega ingin membunuh dia? Apa salah dia padamu? Tuhan telah mempercayakan dia padamu. Kenapa kamu malah ingin membunuh dia? Ayah tidak ingin memiliki anak seorang pembunuh," ucap Budi mencoba menyadarkan Ingrid.

"Grid, buyutmu hanya memiliki anak satu, yaitu nenekmu. Nenek kamu juga cuma punya satu anak, yaitu bunda. Bunda harus berobat kemana-mana selama beberapa tahun agar bisa mengandung, hingga akhirnya bunda mengandung kamu. Setelah melahirkan kamu pun bunda kembali berobat agar kamu bisa memiliki adik. Tapi hasilnya nihil,"

"Jika kamu menggugurkan bayi itu, bagaimana jika kamu kesulitan mengandung lagi? Bagaimana jika seumur hidupmu kamu tidak bisa memiliki anak lagi? Menjadi seorang wanita rasanya tidak akan sempurna jika tidak bisa melahirkan seorang anak. Lagipula, benar kata ayah kamu, jika kamu ingin menggugurkan anak itu, kamu akan menjadi seorang pembunuh," ujar Ani berusaha menyadarkan Ingrid agar tidak mengambil jalan dan keputusan yang salah.

"Aku nggak mau nikah sama dia, Bun. Aku nggak mau punya anak dari dia," sahut Ingrid masih menangis.

"Kalau kamu nggak mau nikah sama dia, apa kamu yakin Bastian mau menjadi ayah dari anak itu? Kalaupun dia mau, apa dia akan memperlakukan anak itu seperti anaknya sendiri?" tanya Budi membuat Ingrid tidak bisa menjawab.

Ingrid diam tanpa mengatakan satu patah katapun. Ingrid juga tidak yakin Bastian mau menerima bayi dalam kandungannya. Mengingat Bastian dan Marcell yang tidak akur, sangat kecil kemungkinannya Bastian mau menerima anak itu, apalagi membesarkannya seperti anaknya sendiri.

"Kamu tidak bisa menjawabnya, 'kan? Kalau begitu, nanti akan ayah tanyakan secara langsung pada suami kamu itu, apa dia mau menerima anak itu atau tidak," ucap Budi pada akhirnya.

"Sebaiknya sekarang kamu bersihkan dirimu dulu, lalu sarapan," ujar Ani yang tidak ingin putrinya sakit. Apalagi Ingrid sedang mengandung.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
gempi
la
Cicih Sophiana
bagus Eri lebih baik di kasih ke orang yg tdk di kenal dari pada di kasih ke orang yg gak punya akhlak..
Cicih Sophiana
Marcell terlalu baik... gak mikir klo Nindy deketin Marcell bkn krn tugas... tp cuma modus..
yesi yuniar
dedek bayi ngidam masakan papa marcell ya... 😁🤭
Durahman Kedu
mantab. lanjutkan
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
biasa dah kalo dajal mati ya lamaaa
Anonim
ini Alex sudah dapat karma burungnya tak berguna.
eee masih berbuat sadis lagi.
Karma apa lagi yang bakal didapat
Zahbid Inonk
ini si alex parah udah d kasih karma masih ja blagu
CintaAfya
dasar pelakor luknut masih gak sedar diri .... Nindy kamu bukannya tidak suka melihat kemesraan Ingrid dgn Marcell tp sebenarnya kamu cemburu....
iirmaynt
kirain nama Eri itu tadi cowok loh.. eh ternyata cewek.. sempat bingung aq tadi
Monica
oalah Lex...jd gk heran jika semua usahamu waktu mau mencelakai Inggrid semuanya gagal total karena ternyata kamu org yg sembrono..selalu emosi yg kamu kedepankan..harusnya intai dulu Eri..masak iya lgsung main plak plak aja..sdh kena karma masih saja bnyk tingkah..ngomong yg alus kan bisa sama Eri..lupa ya kalau looo lahir dari seorang wanita..dasar keong racun
nuraeinieni: makax tuh karma burungx sdh tdk bisa terbng,,,,semoga dpt karma lagi,,,, kecelakaan berakhir dgn lumpuh
total 1 replies
iirmaynt
wkwkwk... aq bayangin nya klo Ingrid modelan gitu kyk uler keket dalam kepompong terus nti jadi kupu-kupu 🦋 🤭
iirmaynt
betul kata Ingrid... makanya segera lah jaga jarak dari Nindy 😏😏
abimasta
alex ga sadar juga padahal sudah jd mandul,masih saja arogan
barning sipp
kasihan eri ma ibunya moga aja mereka bisa selamat
kaylla salsabella
kasihan Eri dan ibu nya
Syavira Vira
lanjut
Lovely_88
Semoga ada yg nolongin Eri ama Ibu'y donks kasian mrk si kutu kupret Alex g ada kapok2'y ntar loe kena batu'y ampe metong baru tau rasa loe y g pantes loe jadi Bpk coz penjahat kelamin loe maka'y kena karma loe di doain ma perempuan yg loe sakitin kapok wes 😡😡
yumna
mudah"n ad yng tolngin kmu eri...dan ank km bsa selmat dr alex....semua yg km katakan bner eri alex dah dpet krmanya
Sri Hendrayani
rasain km alex
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!