TERLEMPAR KE ZAMAN KUNO

Xia Lin membuang nafas kasar, sepertinya gadis itu merasa tidak puas dengan peningkatan yang saat ini dialaminya, namun jika dia terus memaksakan diri, kemungkinan besar lautan spiritualnya akan mengalami masalah, mau tak mau gadis itu menghentikan kultivasi untuk sementara waktu, dia beralih untuk melakukan peningkatan kekuatan fisiknya.

Xia Lin duduk di bawah pohon besar sambil menikmati buah-buahan segar, dia kembali memikirkan apa yang akan dilakukannya kepada keluarga Xia, jika hanya memberikan pelajaran begitu saja, tentu Xia Lin merasa sangat tidak adil, karena pemilik tubuh yang sebelumnya harus menghembuskan nafas terakhir setelah mendapatkan ketidakadilan yang sangat besar.

Humpt...

Gadis itu berdiri, kemudian melesat dengan sangat cepat menuju inti hutan. Sepertinya dia akan mulai berburu binatang buas, meningkatkan kekuatan tubuh dengan cara berlatih tentu dia membutuhkan seorang lawan yang memiliki tingkat lebih tinggi daripadanya.

Swosh...

Tap...

Xia Lin menjejakan kakinya di atas tanah sambil melirik ke kiri dan ke kanan, dia masih belum menemukan sesuatu yang membuatnya tertarik. hingga membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Hutan ini benar-benar sangat tidak menyenangkan, bahkan tidak ada satu hewan buas pun yang ku temui. Benar-benar payah!" rutuk gadis itu.

Orang lain tentu saja akan menghindari pertemuan dengan binatang roh, apalagi yang memiliki tingkatan yang sangat tinggi. Namun Xia Lin sebaliknya, dia malah ingin mencari pengalaman bertempur dan hewan roh adalah satu-satunya yang dia inginkan, karena lawan tersebut hanya memiliki intuisi yang tajam.

Angin menderu dengan sangat kuat, fluktuasi udara mulai berubah-ubah. Xia Lin mengerutkan dahi, gadis itu memiliki kepekaan yang sangat tinggi, dia yakin jika saat ini ada bahaya yang mengincar dirinya, secara perlahan membuat dia meningkatkan kewaspadaannya.

Groaaar...

Dari kejauhan, terdengar suara raungan yang sangat panjang. Sudut bibir Xia Lin segera melengkungkan senyuman tipis, akhirnya dia memiliki sparing yang akan meningkatkan kemampuannya ke tahap yang lebih tinggi.

Seekor monyet api tingkat 5 muncul, matanya merah menatap ke arah Xia Lin. Gadis itu sepertinya telah memasuki wilayah teritori milik sang monyet, sehingga membuatnya merasa kesal.

"Astaga! Monyet ini benar-benar sangat besar, dia lebih pantas untuk disebut kingkong!" ucap Xia Lin sambil tertawa.

Dia segera mendekat, sambil menyipitkan matanya. Setiap hewan roh pasti memiliki wilayah teritorial, mereka juga memiliki benda-benda yang sangat berharga, bahkan tidak sedikit yang melindungi herbal-herbal langka. Xia Lin yakin jika langkahnya kali ini tidak salah, monyet api tingkat 5 tersebut pasti memiliki sesuatu yang mungkin bisa dia curi untuk peningkatan kultivasinya.

Grrr...

Bulu-bulu monyet tersebut berdiri, seluruh tubuhnya diselimuti oleh api, matanya menunjukkan keserakahan.

"Hahaha... Kau benar-benar sangat lucu!" ucap Xia Lin, monyet itu segera menunjukkan taring dan cakar tajamnya, dia bergerak dengan sangat cepat ke arah Xia Lin untuk melakukan penyerangan, namun gadis itu hanya menghindarinya dengan cara melompat-lompat, dia terus berkelit dari setiap serangan.

Kemarahan monyet api kian membesar, dia merasa jika Xia Lin tidak menganggapnya sebagai lawan yang seimbang, hingga gadis itu tidak mengeluarkan jurusnya sama sekali. Hal itu tentu saja membuat dia merasa harga dirinya terinjak-injak, tanpa ragu monyet itu pun kembali melakukan penyerangan, kali ini cakarnya diliputi dengan api.

Dia mengaum dengan sangat kencang, cakarnya membentuk 2 lapis saber Qi, Xia Lin memelototkan mata, kali ini dia mulai serius dan mengeluarkan pedangnya.

Dia segera berayun, mengeksekusi jurus miliknya. Xia Lin tidak terburu-buru menggunakan jurus kaisar pedang, namun dia ingin meningkatkan jurus ciptaannya sendiri.

Pedang neraka sunyi!

Tubuh gadis itu melayang dengan sangat indah, kemudian mengeluarkan percikan-percikan berwarna keperakan. Pedangnya mulai terasa dingin, seketika seluruh tanah langsung membeku.

Monyet api sejenak menghentikan serangannya, melihat kekuatan yang menakutkan dari tubuh gadis tersebut, namun sebagai seekor hewan roh tingkat 5, tentu saja dia tidak akan mundur, apalagi lawannya hanya berada di tingkat element gathering tier tahap 7.

Pedang Xia Lin mulai melesat, menunjukkan tiga lapis sword Qi yang cukup tebal, hal itu juga membuat para elit dari tingkat bunga mekar langsung memelototkan mata mereka. Gadis yang masih berada di tingkat element gathering tier telah mampu mengeluarkan niat pedang yang begitu kental, bahkan sword Qi miliknya memiliki ketegasan yang penuh.

Peng...

Peng...

Peng...

Sword Qi dan saber Qi berbenturan, membuat Xia Lin dan monyet api itu termundur beberapa langkah ke belakang. Sudut bibir Xia Lin mulai mengeluarkan darah, sedangkan monyet api masih tetap tegar di tempatnya, dia menunjukkan seringaian iblis di depan gadis kecil itu.

Perbandingan yang sangat jauh antara dua kekuatan yang saat ini berada di arena pertempuran, monyet api tingkat 5 sebanding dengan para praktisi tingkat gushing spring tier, namun seorang gadis yang memiliki pemahaman ilmu bela diri cukup tinggi, meskipun masih berada di tingkat yang rendah tidak memiliki ketakutan sama sekali, dia ingin melampaui batasannya, agar segera melonjak naik menuju ranah yang lebih tinggi lagi.

"Tidak buruk!" ucap Xia Lin, namun berhasil membuat monyet api tersebut kembali murka. Gadis di hadapannya seolah tidak mengerti perbedaan kekuatan antara langit dan bumi, dia memaksakan diri untuk melawan makhluk yang jauh lebih kuat daripada dirinya sendiri.

Groar...

Monyet api kembali meraung, dia melancarkan serangan yang cukup keras, bahkan kali ini terlihat 4 kilasan saber Qi yang sangat tebal, meluncur dengan begitu ganas ke arah Xia Lin.

Gadis itu kembali melengkungkan senyuman tipis, kemudian menggerakkan tangannya untuk menyambut serangan yang dilakukan oleh monyet api. Di bawah tekanan yang begitu besar, Xia Lin mengalami peningkatan, kilasan sword Qi miliknya menjadi semakin kuat, bahkan terlihat 1 tambahan sword Qi yang mulai muncul, namun warnanya sedikit pudar dan tidak tahan lama.

Blam...

Gadis itu terpental beberapa kali hingga mengeluarkan seteguk darah dari mulutnya, namun dia kembali berdiri dan mulai mengkonsolidasikan konstitusi tubuh cermin dalam gerakan bela dirinya.

Semakin besar tekanan yang diberikan oleh pihak lawan, maka Xia Lin akan semakin bersemangat, dia mulai mengacungkan pedangnya, mengeluarkan jurus seribu pedang yang telah dipahaminya sejak beberapa bulan terakhir.

Jurus pedang neraka sunyi masih dalam tahap peningkatan, sedangkan jurus seribu pedang merupakan warisan yang diberikan oleh guru Ma, sehingga dia jauh lebih memiliki pemahaman terhadap jurus tersebut.

Seribu pedang muncul, namun hanya 400 yang benar-benar membentuk pedang, 600 terakhir hanya berupa serpihan-serpihan kristal seperti biasanya, namun kali ini memiliki tingkat ketajaman yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya.

Monyet api terlihat semakin marah, dia akhirnya mengeluarkan seluruh kekuatannya dengan sempurna. Kedua tangannya bergerak dengan sangat cepat membentuk 10 bayangan dengan cakar tajam yang dipenuhi oleh aura membunuh, saber Qi melesat cepat menghantam dada Xia Lin tanpa bisa dihindari oleh gadis itu, namun konstitusi tubuh cermin tiba-tiba saja aktif, melepaskan auranya, hantaman kekuatan dahsyat kembali menembus pemiliknya.

Blam...

Bruk...

Bruk...

Xia Lin dan monyet api itu sama-sama terjatuh di atas tanah, namun jurus Xia Lin sebelumnya melesat dengan sangat cepat, hingga membuat monyet api itu langsung terbelah beberapa bagian.

Jurus seribu pedang benar-benar sangat mengerikan, bahkan jika digunakan oleh seorang praktisi tingkat rendah. Namun jika pemiliknya telah memiliki niat pedang, maka kemungkinan besar kekuatannya akan jauh lebih mematikan.

"Seperti yang diharapkan dari seorang keturunan raja hantu!" ucap salah seorang elit tingkat bunga mekar setelah melihat kejadian tersebut sambil menyunggingkan senyuman tipis, dia merasa sangat bangga dengan gadis itu. Meskipun dalam keadaan terdesak, Xia Lin sama sekali tidak berniat untuk kabur dan memilih untuk bertahan hingga batas kekuatan terakhirnya.