Perenggut Malam Pertamaku

Perenggut Malam Pertamaku

1. Malam Tak Terduga

Tepat pukul sepuluh malam pesta pernikahan Ingrid dan Bastian selesai. Ingrid merasa sangat bahagia karena akhirnya bisa menikah dengan pria yang dicintainya.

Bastian dan Ingrid pun masuk ke dalam kamar pengantin yang di sewa di hotel tempat mereka mengadakan resepsi pernikahan.

"Grid, kamu bersihin diri dulu, ya? Aku mau keluar sebentar," pamit Bastian setelah membaca pesan masuk di handphonenya.

"Hum," sahut Ingrid dengan seulas senyum di bibirnya.

Setelah Bastian pergi, Ingrid membersihkan diri dengan berendam di dalam bathtub yang dipenuhi dengan bunga. Aura kebahagiaan terlihat jelas di wajah cantik gadis berambut panjang itu. Setelah merasa tubuhnya rileks, bersih, segar dan harum, Ingrid pun mengakhiri ritual mandinya.

"Bastian sudah kembali apa belum, ya? Ah, aku jadi grogi dan deg-degan sekali," gumam Ingrid seraya memakai lingerie berwarna hitam yang sangat kontras dengan kulitnya yang putih mulus.

Ingrid menatap penampilan dirinya di depan cermin seraya menggigit bibir bawahnya.

"Seksi banget. Ah, aku malu," gumam Ingrid menutup wajahnya yang bersemu merah dengan kedua tangannya. Sesaat kemudian Ingrid memakai baju tidur kimono untuk menutupi lingerie seksi yang dikenakannya.

Ingrid keluar dari dalam kamar mandi dan terpesona saat melihat kamar pengantin itu terkesan romantis dengan cahaya lilin yang redup. Ruangan itu nampak remang-remang, namun terkesan semakin romantis dengan dekorasi khas pengantin baru.

"Bastian menyiapkan ini semua? Romantis banget, sih!" batin Ingrid dengan hati yang berbunga-bunga.

"Greb"

Ingrid tersentak saat tiba-tiba ada yang memeluk tubuhnya dari belakang.

"Bas, ini kamu, 'kan?" tanya Ingrid memastikan.

"Hum," sahut pria yang memeluk Ingrid.

Saat Ingrid ingin menoleh ke belakang, pria itu langsung memegang kedua pipi Ingrid, agar gadis itu tidak menoleh ke arahnya.

"Eh, Bas, kenapa kamu menutup mataku?" tanya Ingrid saat tiba-tiba pria di belakangnya itu menutup matanya dengan kain.

"Ssstt.. menurut lah!" bisik pria itu dengan suara yang terdengar pelan, tepat di telinga Ingrid.

Ingrid merasakan tubuhnya di sentuh dengan lembut dan ciuman-ciuman lembut di lehernya membuat tubuh Ingrid meremang. Wanita itu diam dan pasrah saat merasakan tali baju tidur kimononya ditarik. Ingrid memejamkan matanya yang tertutup kain itu saat baju tidur kimononya di lepas dan lehernya kembali di ciumi dengan lembut. Detak jantung Ingrid berdetak kencang saat tangan besar itu merayap menyusuri tubuhnya.

"Ah... Bas.." desaah Ingrid yang tubuhnya semakin meremang merasakan setiap sentuhan di tubuhnya dan ciuman-ciuman lembut di lehernya.

Pria itu memutar tubuh Ingrid perlahan, kemudian mencium bibir Ingrid dengan lembut. Perlahan tangan kiri Ingrid pun terulur melingkar di leher pria itu, sedangkan tangan kanannya memegang dada pria itu yang ternyata sudah bertelanjang dada. Ingrid dapat merasakan dada itu begitu padat dan berotot. Akhirnya secara naluriah Ingrid membalas ciuman lembut yang semakin lama semakin agresif, memabukkan dan menggelora itu.

Tubuh Ingrid diangkat, lalu dibaringkan di atas ranjang dengan perlahan dan lembut seolah takut melukai Ingrid. Wanita itu kembali terhanyut dalam ciuman yang memabukkan, Ingrid tidak sadar saat helai demi helai kain yang menempel di tubuhnya terlepas. Pria itu menikmati setiap jengkal tubuh Ingrid tanpa terkecuali dan membuat banyak tanda di kulit yang putih dan mulus Ingrid. Ingrid menggeliat dengan suara seksi yang keluar dari mulutnya.

"Ughh.. Bas.."

Ingrid melenguhh dan menjambak rambut pria yang sedang menikmati dan memainkan dua buah benda lembut dan kenyal di dadanya itu.

Hasrat sepasang insan itupun semakin lama semakin terbakar. Pria itu melepaskan celana boxer yang dikenakannya, lalu menutup tubuhnya dan tubuh Ingrid dengan selimut. Ingrid memekik dan mencakar punggung pria itu saat merasakan ada yang memaksa memasuki tubuhnya. Namun mulut Ingrid langsung di bungkam dengan bibir pria itu.

Hingga akhirnya Ingrid sudah tidak lagi merasakan sakit dan perlahan-lahan mulai merasakan kenikmatan yang semakin lama semakin luar biasa. Rasa nikmat yang baru kali ini dirasakan Ingrid. Ingrid hanya bisa meracau dan bergerak gelisah saat tubuhnya terus diombang-ambingkan dalam kenikmatan yang tidak bisa dideskripsikan olehnya.

"Ini nikmat sekali. Aku merasa melayang ke langit ke tujuh. Kenikmatan ini terasa menjalar ke seluruh tubuhku menciptakan sensasi yang tidak bisa aku deskripsikan," batin Ingrid yang benar-benar dibuat melayang-layang merasakan kenikmatan yang belum pernah dirasakannya seumur hidupnya.

Sudah beberapa kali Ingrid dan pria di atas tubuhnya itu mendapatkan pelepasan, namun pria dia atas tubuhnya itu seolah tak kenal lelah dan kembali membuai tubuh Ingrid lagi dan lagi. Ingrid dan pria di atasnya itu pun semakin menggila merasakan kenikmatan yang terus menerus meningkat.

"Dia sangat perkasa.." batin Ingrid membalas ciuman di bibirnya dengan agresif. Sedangkan tangannya menyusuri dada dan perut yang terasa padat dan berotot itu.

Pria di atas tubuh Ingrid semakin bergerak cepat membuat Ingrid merasakan sesuatu yang ada di dalam tubuhnya kembali ingin meledak.

"Ceklek"

Dua insan yang masih berada di bawah selimut yang sama itu hampir sampai di puncak saat suara pintu di buka. Keduanya tidak menyadari ada yang melihat dan mendengar aktivitas mereka yang sedang panas panasnya itu.

"Hahh.."

"Hahh.."

"Tak"

"Eghh.."

"Ughh.."

Suara lenguhaan panjang dua insan yang sedang mencapai puncak kenikmatan itu terdengar sedetik setelah lampu menyala.

"Brengseek! Apa yang kau lakukan pada istriku!"

Suara teriakkan itu seketika membuat Ingrid terkejut karena Ingrid mengenali suara itu adalah suara Bastian, pria yang beberapa jam lalu resmi menjadi suaminya.

"I...itu suara Bastian. Lalu.. lalu siapa yang sedang berada di atas tubuhku?" batin Ingrid yang tiba-tiba wajahnya menjadi pias.

Dengan napas yang masih tersengal-sengal setelah mendaki bukit cinta, Ingrid melepas kain yang menutupi matanya. Kelopak mata Ingrid langsung melebar dan matanya membulat sempurna. Ternyata pria yang ada di atas tubuhnya bukan lah suaminya, tetapi adik iparnya yang bernama Marcell.

Selama bertunangan dengan Bastian jarang bertemu dan hanya saling pegang tangan. Bahkan pelukan pun hanya beberapa kali. Belum lagi parfum yang dipakai Marcell saat ini sama dengan parfum yang dipakai Bastian. Hal ini membuat Ingrid tidak curiga kalau pria yang bersamanya bukan Bastian, melainkan Marcell.

"Akkhh..!" pekik Ingrid bersamaan dengan pemuda itu melepaskan penyatuan mereka dan langsung turun dari atas tubuh Ingrid.

"Aku hanya ingin mencicipi barang baru milik kakak. Ternyata sangat nikmat," ucap Marcell dengan senyuman mengejek nampak tersungging di bibirnya menatap ke arah Bastian. Seolah puas melihat api kemarahan di mata Bastian yang datang bersama seorang pria itu.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Marcell, Ingrid yang menangis di balik selimut pun merasa sakit hati. Apakah Marcell menganggap dirinya sebagai barang atau mainan? Sungguh, hati Ingrid sangat terluka karena merasa kesucian dan ikatan pernikahannya hanya di anggap sebagai candaan oleh Marcell.

Sedangkan Bastian berjalan dengan cepat menghampiri ranjang yang beberapa saat lalu masih berderit dan bergoyang itu. Mata Bastian merah seperti api yang sedang berkobar.

Pria yang tadi datang bersama Bastian nampak mengepalkan kedua tangannya. Ekspresi marah dan kecewa terlihat jelas di wajah pria itu.

"Srakk"

"Bugh"

Marcell menarik selimut menutupi seluruh tubuh Ingrid hingga tubuh Ingrid tidak terlihat sama sekali bersamaan dengan tinju Bastian yang mengenai wajahnya.

Marcell terpental jatuh di samping ranjang, namun pemuda itu seperti tidak merasakan kesakitan dan bergegas memakai celana boxer-nya yang tergeletak di lantai.

"Ku bunuh kau! Beraninya kamu meniduri istriku di malam pertama ku!" teriak Bastian berjalan cepat ke sisi ranjang tempat Marcell terjatuh.

Dengan membabi buta Bastian meninju, menendang dan mengumpat Marchel. Marcell yang sepertinya kehabisan tenaga setelah menggoyang ranjang pengantin milik kakak tirinya itu pun nampak kesulitan menghindari serangan Bastian yang membabi buta.

Tapi apakah benar Marcell kehabisan tenaga karena bercinta, hingga tidak bisa lagi menghindari serangan Bastian? Hanya Marcell yang tahu.

"Dasar anak haram tidak tahu diuntung! Tidak tahu diri! Aku bunuh kau!" teriak Bastian penuh amarah menghajar Marcell.

...🌟...

...Terlalu lama bersandiwara menutupi segalanya membuatku lupa mana dusta, mana realita....

...Menolong mu dengan cara menjatuhkan mu, itu adalah kesalahan ku....

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

novi 99

novi 99

lagian lu kemana aja Tian

lama bener ... sampe mereka beronde-ronde
apa ngurusin wanita lain dulu.

2024-08-06

0

Rahmawati

Rahmawati

makanya skrg para istri jgn maau diajak bercinta kalo di suruh tutup mata, biarpun alasannya biar romantis ato gmn, jgn mau yah

2024-07-29

1

Eny Raharjo

Eny Raharjo

meski mata ditutup suara/tarikan nafas tetep hafal dong....

2024-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Tak Terduga
2 2. Emosi
3 3. Maaf
4 4. Sama Brengseeknya
5 5. Orang Misterius
6 6. Bersedia
7 7. Akting
8 8. Semakin Penasaran
9 9. Kekasih
10 10. Terjerat Cinta
11 11. Semakin Benci
12 12. Manipulatif
13 13. Image
14 14. Memutar Balikkan Fakta
15 15. Playing victim
16 16. Di Hadang
17 17. Agar Natural
18 18. Tertusuk
19 19. Mengantar Pulang
20 20. Berbohong
21 21. Tidak Mau
22 22. Syarat
23 23. Merasa Menjadi Korban
24 24. Penampilan
25 25. Bertanggung Jawab
26 26. Trauma
27 27. Pasrah
28 28. Tanpa Filter
29 29. Hangat
30 30. Obat Penenang
31 31. Mencari Informasi
32 32. Akhirnya Tahu
33 33. Montir
34 34. Waiters Ganteng
35 35. Everything I do
36 36. Khawatir
37 37. Penasaran
38 38. Dendam
39 39. Si Cungkring
40 40. Uring-uringan
41 41. Baru Tahu
42 42. video
43 43. Pilihan
44 44. Dirumahkan
45 45. Refleks
46 46. Rasa Hormat
47 47. Menerka-nerka
48 48. Mengakui
49 49. Tidak Pulang
50 50. Menyusul
51 51. Prioritas
52 52. Terlalu Nyaman
53 53. Pengakuan
54 54. Maaf
55 55. Curiga
56 56. Saling Menyalahkan
57 57. Ide
58 58. Gugup
59 59. Gelisah
60 60. Seutuhnya
61 61. Nambah
62 62. Mempertimbangkan
63 63. Rencana
64 64. Menutupi
65 65. Canggung
66 66. Angkuh
67 67. Gadis Yang Sama
68 68. Pemegang Saham
69 69. Terpesona
70 70. Tersinggung
71 71. Memilih Bekerja
72 72. Merasa Takut
73 73. Masih Mikir
74 74. Isyarat
75 75. Merajuk
76 76. Penolong
77 77. Anak
78 78. Memaksa
79 79. Hampir
80 80. Was-was
81 81. Tidak Bisa Memutuskan
82 82. Menohok
83 83. Semakin Sakit
84 84. Kembali
85 85. Pulang ke Rumah
86 86. Penuh Ide Jahat
87 87. Mengikuti
88 88. Membalikkan Posisi
89 89. Sisa Pembayaran
90 90. Sadisme
91 91. Jujur
92 92. Tidak Menyangka
93 93. Mengubah Pembagian
94 94. Tidak Peduli
95 95. Penahanan
96 96. Perdebatan
97 97. Kenapa?
98 98. Tergoda
99 99. Mengunjungi
100 100. Takut Terganggu
101 101. Tak Tahu Malu
102 102. Bukan Mengancam
103 103. Bukan Berarti
104 104. Harus
105 105. Apa Mungkin?
106 106. Menggemaskan
107 107. Menyusun Rencana
108 108. Tidak Rela
109 109. Menempel
110 110. Bersemangat
111 111. Solusi
112 112. Berbohong
113 113. Puber Kedua
114 114. Ngaku
115 115. Menjinakkan
116 116. Menemui
117 117. Terpaksa
118 118. Merasa Bersyukur
119 119. Kepentok Kenyataan
120 120. Serius
121 121. Maaf
122 122. Sorry I Hurt You
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Malam Tak Terduga
2
2. Emosi
3
3. Maaf
4
4. Sama Brengseeknya
5
5. Orang Misterius
6
6. Bersedia
7
7. Akting
8
8. Semakin Penasaran
9
9. Kekasih
10
10. Terjerat Cinta
11
11. Semakin Benci
12
12. Manipulatif
13
13. Image
14
14. Memutar Balikkan Fakta
15
15. Playing victim
16
16. Di Hadang
17
17. Agar Natural
18
18. Tertusuk
19
19. Mengantar Pulang
20
20. Berbohong
21
21. Tidak Mau
22
22. Syarat
23
23. Merasa Menjadi Korban
24
24. Penampilan
25
25. Bertanggung Jawab
26
26. Trauma
27
27. Pasrah
28
28. Tanpa Filter
29
29. Hangat
30
30. Obat Penenang
31
31. Mencari Informasi
32
32. Akhirnya Tahu
33
33. Montir
34
34. Waiters Ganteng
35
35. Everything I do
36
36. Khawatir
37
37. Penasaran
38
38. Dendam
39
39. Si Cungkring
40
40. Uring-uringan
41
41. Baru Tahu
42
42. video
43
43. Pilihan
44
44. Dirumahkan
45
45. Refleks
46
46. Rasa Hormat
47
47. Menerka-nerka
48
48. Mengakui
49
49. Tidak Pulang
50
50. Menyusul
51
51. Prioritas
52
52. Terlalu Nyaman
53
53. Pengakuan
54
54. Maaf
55
55. Curiga
56
56. Saling Menyalahkan
57
57. Ide
58
58. Gugup
59
59. Gelisah
60
60. Seutuhnya
61
61. Nambah
62
62. Mempertimbangkan
63
63. Rencana
64
64. Menutupi
65
65. Canggung
66
66. Angkuh
67
67. Gadis Yang Sama
68
68. Pemegang Saham
69
69. Terpesona
70
70. Tersinggung
71
71. Memilih Bekerja
72
72. Merasa Takut
73
73. Masih Mikir
74
74. Isyarat
75
75. Merajuk
76
76. Penolong
77
77. Anak
78
78. Memaksa
79
79. Hampir
80
80. Was-was
81
81. Tidak Bisa Memutuskan
82
82. Menohok
83
83. Semakin Sakit
84
84. Kembali
85
85. Pulang ke Rumah
86
86. Penuh Ide Jahat
87
87. Mengikuti
88
88. Membalikkan Posisi
89
89. Sisa Pembayaran
90
90. Sadisme
91
91. Jujur
92
92. Tidak Menyangka
93
93. Mengubah Pembagian
94
94. Tidak Peduli
95
95. Penahanan
96
96. Perdebatan
97
97. Kenapa?
98
98. Tergoda
99
99. Mengunjungi
100
100. Takut Terganggu
101
101. Tak Tahu Malu
102
102. Bukan Mengancam
103
103. Bukan Berarti
104
104. Harus
105
105. Apa Mungkin?
106
106. Menggemaskan
107
107. Menyusun Rencana
108
108. Tidak Rela
109
109. Menempel
110
110. Bersemangat
111
111. Solusi
112
112. Berbohong
113
113. Puber Kedua
114
114. Ngaku
115
115. Menjinakkan
116
116. Menemui
117
117. Terpaksa
118
118. Merasa Bersyukur
119
119. Kepentok Kenyataan
120
120. Serius
121
121. Maaf
122
122. Sorry I Hurt You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!