NovelToon NovelToon
Tahanan Ranjang Sang Mafia

Tahanan Ranjang Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Mafia / Obsesi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Tamat
Popularitas:41.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Newbee

Dikhianati oleh ibu tiri dan saudara tirinya, Daisy yang baik hati menjadi tawanan di tempat tidur pemimpin mafia terbesar.
Benjove Haghwer, memiliki tinggi badan 190cm, dengan tubuh yang ideal dan wajah yang sempurna... Di balik penampilannya yang mempesona adalah iblis berhati dingin.
Daisy melarikan diri, Benjove terus mengejarnya.
Bagaikan kucing dan tikus, Benjove menikmati permainan ini, tapi tanpa disadari, dia sendiri jatuh cinta!
Akankah malaikat yang baik hati dan cantik ini bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 34

Malam itu Ben seperti binatang buas, tanpa ampun dan tanpa belas kasihan, meski Daisy telah berulang kali meminta berhenti.

Merasakan bagaimana menyatu dengan Daisy dan mengingat Daisy yang melarikan diri menemui Dereck, membuat amarah Ben tak kunjung reda, ingatan-ingatan itu terus menganggunya dan menbuatnya menjadi rakus, tamak, serta tak ingin melepaskan Daisy.

Berulang kali Daisy mengatakan bahwa ia sudah tak sanggup lagi, namun Ben seolah menjadi tuli karena ingin memenuhi dirinya dengan kenikmatan dan menumpahkan semua hasratnya. Ben ingin menakhlukan kerasnya hati Daisy. Ben ingin menjinakkan Daisy, seolah Daisy adalah kuda liar yang menantangnya dan membuatnya bersemangat.

Berkali-kali tubuh Daisy yang kecil tersentak dan terkejut dengan semua hal yang Ben lakukan. Dorongamln dan hentakan keras berkali-kali membuat perutnya seperti di tusuk, milik Ben terlalu besar dan Daisy terus saja merasakan miliknya begitu penuh terisi benda tumpul yang begitu keras bahkan rasanya seperti akan tembus sampai perutnya.

Kali ini Ben benar-benar seperti akan menghancurkan tubuh Daisy.

Ben yang duduk, menarik tubuh Daisy dan mendudukkan di atas pahanya yang kokoh dan keras, tubuh mereka saling berirama naik dan turun, seperti mesin yang bekerja tanpa henti. Mulut dan tangan Ben tak pernah diam menyesap dan meremas.

"Tuan... Sudah cukup...." Kata Daisy kelelahan suaranya lemah dan hampir habis.

"Jawab Daisy, kau pasti menyukai ini kan. Katakan kau tidak akan kabur lagi."

Ben kemudian membaringkan tubuh Daisy, dan terus memompa dirinya semakin cepat, menghisap seluruh bagian tubuh Daisy setiap inc, dan menggigiti tubuh Daisy.

Tak puas dengan itu kemudian Ben terus memompa dirinya lebih cepat dan lebih cepat lagi bagai singa yang berlari penuh dengan tenaga dan otot-ototnya, meski berulang kali ia menumpahkan cairan miliknya, benda keras itu tidak juga kunjung mengecil namun justru semakin tegang dan semakin besar.

"Aku... Semakin membencimu..." Kata Daisy menangis, dadanya naik turun, tubuhnya pun bergoyang karena Ben yang memompa dirinya dengan sangat keras.

"Meskipun kau membenciku, itu tidak akan pernah mengubah apapun, kau akan tetap di sini, menjadi tahananku. Sekarang kau hanya harus paham statusmu, maka jangan pernah menanggalkan panggilan Tuan padaku atau kau akan lebih menderita lagi."

Ben mencengkram kuat rahang Daisy, dan permainan Ben berlangsung hingga pagi.

Malam itu Ben benar-benar merasa energinya tersalurkan, amarahnya, rasa kecewanya, semua perasaan Ben yang berkecamuk menjadi satu bagaikan di leburkan menjadi energi yang menggairahkan, semua di telan oleh hasrat yang membara dan sensual kemudian ia salurkan ke dalam tubuh Daisy.

Malam itu hingga akhirnya Daisy pingsan karena tidak kuat menahan kekuatan Ben.

******

Samar-samar, suara burung yang bertengger di balkon membuat Daisy menggerakkan kepalanya, burung-burung saling bercicit dan berterbangan secara bergantian.

Sebuah cahaya yang terang menyilaukan mata Daisy, membuatnya membuka mata dan melenguh kesakitan.

Ketika ia benar-benar telah membuka matanya, ingatannya kembali pada malam dimana Ben melampiaskan semua tenaganya, pria itu bermain kasar dan bahkan tidak mengampuninya sama sekali meski Daisy telah berkali-kali memohon dan mengiba.

Bahkan ketika Daisy pingsan pun, Ben masih menyelesaikan putaran terakhirnya dan membuat geraman panjang yang cukup keras. Pria itu memeluk tubuh Daisy yang telah pingsan.

Ben bagai pria monster yang memiliki hasrat besar.

"Sepertinya 1 wanita saja tidak akan cukup melayaninya." Kata Daisy menekan kepalanya yang terasa sakit.

Daisy melihat tempat tidur yang ada di sampingnya, dan mengedarkan matanya ke sekeliling ruangan kamarnya.

"Setiap pagi dia selalu menghilang. Seolah-olah ingin memperjelas, aku hanya barang yang di pakai lalu di tinggalkan."

Daisy menghembuskan nafasnya lagi, ia melihat kamarnya sangat kacau, pecahan dan serpihan parfum, belum lagi pecahan piring, gelas, mangkuk dan semua makanan yang berserakan, sangat menjijikkan.

"Astaga, pantas saja baunya bercampur-campur." Kata Daisy merasa kesal mengingat kelakuan Ben.

"Kenapa dia harus membuat keributan yang sangat megah."

Daisy mencoba meraih gagang telepon di atas meja samping ranjangnya, saat beegerak meski sedikit tubuhnya benar-benar terasa kesakitan.

Semua bekas gigitan Ben membuat nya memiliki lebam yang cukup parah, bahkan bekas gigitan itu membentuk bulatan-bulatan di sekujur tubuhnya.

Ketika tangannya terulur hendak mengambil gagang telpon, ia melihat pergelangan tangannya membiru, itu adalah bekas ikatan yang cukup kuat.

Matanya kembali memerah dan ingin menangis, tapi ia mengingat lagi, bahwa mungkin inilah konsekuensi yang harus ia terima karena mencoba melarikan diri dari pria monster yang dingin itu.

"Aku ingat, dia mengatakan bahwa dia membenci wanita yang telah melahirkannya. Apa sebenarnya yang telah terjadi pada hidupnya di masa lalu." Kata Daisy.

Kemudian Daisy memencet beberapa angka dan teleponnya tersambung.

"Mena... Bisakah aku meminta tolong? Aku... Tidak bisa bangun dari tempat tidur." Kata Daisy dengan malu dan canggung.

Setelah Mena mengerti Daisy kemudian menutup teleponnya, dan mendesahkan nafas.

Tak berapa lama Mena datang di temani beberapa pelayan yang juga akan menyiapkan sarapan pagi untuk Daisy.

Kali ini Daisy tidak dapat berkompromi, karena ia benar-benar tidak dapat bangun dari tempat tidur, bergerak pun tubuhnya terasa nyeri dan kaku.

Mena kemudian mencoba memapah tubuh Daisy, sedangkan pelayan lain mengambil mantel dan di berikan pada Daisy, lalu pelayan-pelayan lainnya lagi mulai membersihkan kamar yang berantakan agar Daisy dapat makan dengan nyaman.

"Maafkan saya Nona, karena tidak langsung membersihkan kamar anda, karena Tuan Ben mengatakan kami baru boleh masuk jika Nona memerintahkan kami." Kata Mena.

"Iya aku mengerti."

Daisy berjalan pelan di papah oleh Mena dan pelayan, di dalam kamar mandi para pelayan juga sibuk menyiapkan bak mandi dan segala keperluan Daisy, dari berbagai sabun, parfum, dan wewangian untuk mandi.

Perlahan Daisy masuk ke dalam bathup, dan menghembuskan nafas leganya setelah perjuangannya berjalan tertatih dengan tubuh yang nyeri di sana dan di sini.

Kali ini tak butuh waktu lama untuk Daisy mandi, karena dia juga segera ingin kembali untuk berbaring di ranjang yang empuk.

Setelah Daisy duduk di ranjang, dengan telaten Mena membawakan sarapan untuk Daisy.

"Nona ini obat yang harus anda minum dari dokter Gavriel, dan ada tambahan vitamin satu lagi." Kata Mena meletakkan botol berbentuk kotak di samping beberapa obat yang harus Daisy konsumsi.

Daisy kemudian mengambil botol obat tersebut dan membacanya.

"Aku tahu ini bukan vitamin Mena, obat ini mencegah agar aku tidak hamil. Tapi aku akan meminumnya." Kata Daisy.

Mena cukup terkejut, bagaimana Daisy tahu.

"Kau pasti terkejut bagaimana aku tahu itu obat apa?" Kata Daisy.

"Maafkan saya Nona, saya tidak tahu harus mengatakan apa, jadi..."

"Aku tahu, kau tidak ingin membuatku tersinggung dan sedih. Terimakasih Mena, karena meski aku telah membuatmu beberapa kali dalam masalah, tapi kau masih tetap baik padaku." Kata Daisy tersenyum.

Mena mengangguk canggung.

"Tapi bagaimana anda bisa mengerti obat Nona Daisy?"

"Aku selalu memiliki peringkat satu di sekolah, dan kebetulan impianku dulu adalah ingin menjadi dokter spesialis, aku pernah melanjutkan ke universitas tapi terhenti di tengah jalan karena masalah biaya. Saat itu walaupun aku bekerja banting tulang siang malam dan seperti hampir mati, tetap saja, aku tidak dapat membayar untuk bisa melanjutkannya." Kata Daisy sembari menyendok makanannya.

"Nona... Saya mohon, jangan pernah mencoba melarikan diri lagi dari Tuan Ben." Kata Mena.

"Lalu sampai kapan aku akan seperti ini Mena? Di paksa. Di lukai. Di pakai seperti barang lalu di tinggal. Setiap aku membuka mata karena pingsan, yang tersisa hanyalah tubuhku yang penuh dengan rasa sakit, bekas lebam, dan aku seperti sendirian, hanya seperti wanita murahan yang di gunakan untuk melepaskan semua keinginan seksuallnya, dia membuangnya padaku dan aku harus meminum obat pencegah kehamilan. Hari-hari ku akan selalu seperti itu, tidak akan ada kebebasan bagiku."

Mena hanya diam ia tak bisa lagi mengatakan apapun, karena ia mengerti sebagain orang terlahir memiliki prinsip dan tekad yang kuat dan kokoh, menurutnya prinsip Tuannya dan Daisy sama-sama kuat, mereka ingin merdeka dengan cara mereka sendiri, hanya saja Daisy tidak mampu untuk melawan kekuasaan Ben dan tidak mampu melepaskan diri dari cengkraman kuat Ben. Rantai emas yang melilit leher Daisy, dan juga sangkar emas yang menjadi penjara untuk Daisy.

Dengan kata lain adalah Daisy di penjara di sebuah mansion yang megah dan mewah, dengan segala kebutuhan yang diinginkan, namun hati Daisy menolak semua itu.

bersambung

1
Neng Mayaa
bagus 👍
syarif uddin
25 thn tdk itu...perasaan hubungan Ben Dan dessy pernah sempat hangat waktu Umur anak2 mereka 3 thn mereka sempat itu kan ..sebelum Ben di tolong Gia waktu tertembak waktu di sebrang musuh nya di pulau
elsaanisya
baru seminggu kemaren selesai baca sampai tamat, tapi masih gabisa move on, akhirnya baca lagi 😭🙂
Kartika Manda
desi nya juga bodoh banget
elsaanisya
Luar Biasa.
elsaanisya
Ternyata sudah tamat. Novel yg luar biasa, perasaan kayak naik roll coaster, kita kesedot ikut ke dalam ceritanya. Banyak sudut pandang, banyak cerita di masing-masing tokoh, ajib banget. Sedih si udh selesai, tapi bakal baca ulang klo rindu. makasih author. bintang 5 🌿
elsaanisya
udh gapapa biarin zay begitu, ga cocok sama Gavriel. gara" salah paham semua jadi salah tapi disini si zay ini gamau salah. udh biarin. Gavriel biar dapet cewe yg lebih baik yg pasti ga saga si anshella aku ga setuju
Wani Ihwani
wkwkwk 😅😅😅😅
Wani Ihwani
kayak nya si penulis dah kehabisan ide🤦🤦🤦
elsaanisya
ampun pengen miliki Ben.. Ben aja gamau sama elu giaa
Wani Ihwani
apa ansela kah
elsaanisya
Muak muak muakk banget sama gia ampunnnn.. asli gatau diri. muak banget !!!!!
elsaanisya
gue curiga si Rafael nih belum meninggal. Cuma jebakan aja gasi ? ya gatau cuma asumsi pribadi aja yaaa
elsaanisya
asli baca ni cerita macu adrenalin banget pliss 😭
Puspita Sari
emang paling bener jodohnya zay itu si Gege....si gav terapi hanya untuk nafsunya saja dan Krn wajah zay mirip Daisy...wkwkwkk
elsaanisya
Daisy maaf ya kamu goblog banget. bisa"nya ketemu Gavriel di taman pula. ya tambah curiga lah babang Ben
elsaanisya
🤣 ngakak
Wani Ihwani
Luar biasa
Dila Karina
wowww bnget sih ceritanya, dari mula Ben dan Daisy terus dilanjutkan dengan zac dan gaby pokok nya karakter disini dapet semua perannya, apalgi tulisannya rapih banget thorr bgii dong saran nya, untuk membuat cerita seperti ini juga, gak ngebosenin untuk dibaca para penggemar... SEMANGAT TERUS BERKARYA YA, AUTHOR DITUNGGU KARYA SELANJUTNYA..
Andriansyah
seru ceritanya ..ada season 1 season 2 season 3👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!