NovelToon NovelToon
Dibuang Karena Hamil Anak Perempuan

Dibuang Karena Hamil Anak Perempuan

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom / Janda
Popularitas:20.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Dicampakkan saat sedang mengandung, itu yang Zafira rasakan. Hatinya sakit, hancur, dan kecewa. Hanya karena ia diketahui kembali hamil anak perempuan, suaminya mencampakkannya. Keluarga suaminya pun mengusirnya beserta anak-anaknya.

Seperti belum puas menyakiti, suaminya menalakknya tepat setelah ia baru saja melahirkan tanpa sedikitpun keinginan untuk melihat keadaan bayi mungil itu. Belum hilang rasa sakit setelah melahirkan, tapi suami dan mertuanya justru menorehkan luka yang mungkin takkan pernah sembuh meski waktu terus bergulir.

"Baiklah aku bersedia bercerai. Tapi dengan syarat ... "

"Cih, dasar perempuan miskin. Kau ingin berapa, sebutkan saja!"

"Aku tidak menginginkan harta kalian satu sen pun. Aku hanya minta satu hal, kelak kalian tidak boleh mengusik anak-anakku karena anakku hanya milikku. Setelah kami resmi bercerai sejak itulah kalian kehilangan hak atas anak-anakku, bagaimana? Kalian setuju?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saskia

Brakkk ...

Refano masuk ke kantornya dengan wajah ditekuk. Bahkan ia membanting pintu ruangannya kasar membuat seseorang yang duduk di meja tepat di depan ruangannya berjengit kaget. Ia sampai mengurut dada karena jantung yang. berdegup kencang.

Melihat sang atasan masuk ke ruangannya dengan wajah masam, ia lantas pergi ke pantai untuk membuatkan secangkir kopi. Setelah jadi, ia membawa kopi itu ke dalam ruangan atasannya dengan langkah melenggak-lenggok bak seorang model.

Lalu ia meletakkan secangkir kopi tersebut dengan senyum merekah khas dirinya. Setelahnya ia berjalan ke belakang Refano dan mulai memijit punggung Refano yang matanya sedang terpejam. Refano tetap memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan pijitan dari seseorang yang merupakan sekretarisnya sendiri. Tangan yang awalnya di pundak itu kini menjalar ke atas, memijat kepala hingga pelipis membuat Refano terasa rileks.

"Sudah baikan?" tanya sang sekretaris dengan senyum merekahnya.

Refano mengangguk tanpa menjawab.

"Mau cerita?" tanya Sang sekretaris sekaligus sahabat Refano itu. Refano bergeming, kemudian membuka mata dan mengulurkan tangannya untuk membuka laptop di hadapannya.

"Biasa," jawab Refano acuh. Namun kilasan rintihan kesakitan Regina melintas di pelupuk matanya. Refano langsung menggeleng, menepis kilasan tersebut dari pikirannya.

"Masalah dengan istrimu lagi?" terka sang sekretaris yang tak lain adalah Saskia itu. Saskia merupakan sekertaris Refano sekaligus sahabatnya. Orang tua Saskia pun bersahabat dengan orang tua Refano karena itulah mereka bisa saling mengenal dan menjadi sahabat. Sebenarnya mereka memiliki satu sahabat lagi, tapi tinggal di luar negeri.

Refano diam. Seperti biasa, memang Refano tidak suka banyak bicara. Hanya menjawab seperlunya saja. Bahkan ia nyaris tidak memiliki teman dikarenakan sifat sombong yang diturunkan oleh kedua orang tuanya.

Saskia menghela nafasnya, "kalau keberadaannya membuatmu terus merasa tertekan, kenapa tidak kau ceraikan saja, hm? Untuk apa kau mempertahankan perempuan udik seperti dia. Hanya buang waktu dan tenaga saja, Fan." Saskia berujar santai, seolah menceraikan seseorang itu semudah membalikkan telapak tangan. Tanpa berpikir dampak dari perceraian itu, apalagi Refano telah memiliki anak dari istrinya itu. Bahkan kini istri Refano sedang hamil.

"Tidak semudah itu, Sas. Apalagi sekarang Fira sedang hamil. Bagaimana kalau anak yang dikandungnya itu anak laki-laki? Kau tahu kan, aku membutuhkan pewaris anak laki-laki," jawab Refano datar setelah membuang nafas panjang.

"Iya, itu kalau ... Kalau tidak? Bagaimana kalau dia lagi-lagi hamil anak perempuan? Mau sampai kapan kamu menunggu? Mau sampai berapa anak perempuan yang ia lahirkan? Bisa-bisa rumahmu sudah seperti daycare," tukas Saskia dengan mata menyipit. Refano terdiam. Benaknya tampak berpikir dalam kegamangan. "Fan, aku udah berkali-kali bilang sama kamu, aku bersedia melahirkan anak laki-laki untukmu. Kenapa kita tidak menikah saja, toh kita sudah saling kenal dengan baik, begitu pula orang tua kita. Aku yakin, aku bisa hamil anak laki-laki kelak. Kau lihat mbak Lidia, ketiga anaknya laki-laki, aku yakin, aku pun sama seperti mbak Lidia, bisa hamil anak laki-laki. Bahkan aku bersedia hamil anak laki-laki berapa pun yang kau mau," tutur Saskia yang begitu yakin kalau dia bisa hamil anak laki-laki. Lupakah dia, ada Tuhan yang lebih berhak memutuskan segala sesuatu dan segala yang terjadi di dunia ini tentu atas kuasa-Nya.

Refano mengangkat wajahnya, "harus berapa kali ku bilang, aku hanya menganggapmu sahabat, Sas, tak lebih. Bagaimana aku menikahimu bila aku sedikit pun tidak memiliki rasa apapun padamu?"

Saskia mendengkus, "dan harus berapa kali pula aku bilang, aku tak apa. Cukup aku yang mencintaimu dan cukup kau terima cintaku maka akan aku lakukan apapun itu untuk dirimu termasuk harus mengandung anak-anakmu, aku bersedia. Tidakkah kau bisa melihat ketulusanku?" tukas Saskia dengan sorot mata penuh kesungguhan. Saskia sebenarnya gadis yang cantik. Dia juga berasal dari keluarga terpandang, meskipun tidak sekaya keluarga Refano.

"Sas," lirih Refano.

"Sudah, pikirkan saja dulu tawaranku. Aku keluar dulu. Ingat, jam 11 nanti kita ada meeting," pungkas Saskia sebelum keluar dari ruangan Refano.

Refano menghela nafas panjang. Sebenarnya semalam ibunya pun sudah membicarakan hal tersebut. Ibunya menyarankan dirinya menikahi Saskia sebab ibunya yakin kali ini pun Zafira akan melahirkan anak perempuan. Liliana mengatakan, dari ciri-ciri kehamilan Zafira saat ini, itu menunjukkan kehamilan anak perempuan. Tapi haruskah ia menikah lagi? Dengan Saskia? Sahabatnya sendiri.

Refano menghembuskan nafas kasar, mungkin sebaiknya ia pertimbangan lagi. Seperti yang dikatakan Saskia, bila yang Zafira lahirkan anak perempuan lagi, mau sampai berapa anak lagi yang harus Zafira lahirkan baru ia bisa memiliki anak laki-laki? Bisa-bisa rumahnya berubah menjadi daycare karena menampung terlalu banyak anak.

Terlalu menginginkan anak laki-laki, membuat Refano benar-benar mengabaikan anak-anak perempuannya. Seandainya ia tahu keutamaan memiliki anak perempuan, apakah ia masih ingin menolak kedua putrinya yang menggemaskan itu?

Seperti hadis Nabi Muhammad Saw tentang merawat anak perempuan yang berbunyi, "Siapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat, antara saya dan dia seperti ini. Beliau menggabungkan jari-jarinya.” (Muslim).

Dan bila ada yang memiliki 3 orang anak perempuan, "Siapa yang memiliki 3 anak perempuan, lalu dia bersabar, memberinya makan dan minum, dan pakaian dari hasil usahanya, maka semuanya akan menjadi pelindungnya pada hari kiamat”. (HR Ibnu Majah).

Tapi sayang, Refano dan kedua orang tuanya terlalu menutup mata atas segala keutamaan itu. Yang mereka pikirkan hanyalah apa yang mereka miliki di dunia. Kegemerlapan dunia terlalu menyilaukan mata mereka. Terlalu ketakutan sumber penghasilan utama mereka diambil alih oleh anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya itu hanyalah ketakutan mereka sendiri.

...***...

"Fan, kita mau makan siang di mana?" tanya Saskia sambil membereskan berkas-berkas yang berceceran di atas meja. Mereka baru saja selesai mengadakan meeting dengan beberapa kepala cabang.

"Terserah," jawab Refano acuh tak acuh.

Saskia mendengkus kemudian menggelengkan kepalanya, "ke restoran Jepang kesukaanmu, bagaimana?"

"Oke." Irit bicara, seperti itulah Refano sebenarnya.

Tak lama kemudian, mereka pun tiba di restoran Jepang yang ada di sebuah mall. Refano menyerahkan pilihan menu pada Saskia sebab gadis itu telah mengetahui semua kesukaan Refano. Saskia pun lantas memesan berbagai macam menu yang memang kerap Refano pesan. Saat sedang menyantap makanan, tiba-tiba Saskia. menangkap keberadaan Zafira dan kedua putrinya yang sedang berjalan-jalan. Sebuah smirk terbit di bibirnya. Apalagi saat ia tahu salah seorang putri dari Refano dan Zafira telah melihat keberadaannya.

Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah Refano yang di saat bersamaan ia melihat sudut bibir Refano yang terkena Shoyu yang merupakan cocolan dari sushi yang barusan Refano makan. Lantas Saskia mengambil tisu dan dengan gerakan lembut bak seorang kekasih yang begitu perhatian dengan kekasihnya, Saskia pun mengusap saus itu dengan tatapan penuh arti. Di sela-sela usapannya, Saskia tersenyum sebab ia dapat melihat dari sudut matanya kalau Zafira tengah memperhatikannya.

Refano mendongak, menatap Saskia yang baru saja menarik tangannya, "ada Shoyu di sudut bibirmu. Tapi sekarang sudah bersih. Kau seperti anak kecil saja, makan sampai belepotan gitu," ujar Saskia sambil bersungut-sungut membuat Refano tersenyum tipis.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
Des Nita
Buruk
Wanti Suswanti
cemburu bilang bos jangan dipendam jadi kayak singa akhirnya...
Yulianthy Ethi
Lumayan
Yulianthy Ethi
Buruk
yunna
Luar biasa
meris dawati Sihombing
Ndak logis itu thor...mosok ngorbankan anak2..Rmh tangga..mn ada anak udah dewasa takut dgn ancaman emaknya. hadeuhhh..
suka2 entelah thor..😛
Siti musyarrif
Luar biasa
Siti musyarrif
suka ceritanya thour
Shinta Kristina
Luar biasa
Kadek Yuni
Biasa
Lee Fay
Masih blm bsa diterima, seakan si refan sangat tolol krna gak bsa ngatasi liliana
Lee Fay
Bjirr enk bgt hukumannya lgsung mati, pdhal ayu menderitanya berpuluh2 tahun
Lee Fay
Blunder bgt thor, sumpah! Next cerita jgn ngaco lgi ya
Lee Fay
Tetap gak masuk akal thor, klo mau buat alasan yg logis dong. Alasanmu aneh! Kacau bgt konfliknya
Eka Nur Aisah
👍👍
Esti Esti
Alhamdulillah
Esti Esti
harusnya saskia mandul aja 😭😭
Esti Esti
nyimak
pupus
Luar biasa
Trisna
itu Reno pasti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!