My Bitter Ex

Beberapa hari Fa ela sibuk dengan pekerjaannya, begitu juga dengan Hugo yang sibuk dengan pekerjaan yang diberikan Brian padanya sebagai CEO muda.

Karena kesibukan mereka berdua, mereka jarang ketemu dan itu membuat ada yang hilang dihati Fa ela.

Saat masuk kedalam rumah Hugo, dia merasa ada yang hilang.

"Sepertinya rumah ini terasa sepi" Pikir Fa ela.

Tiba-tiba dia menampar pipinya sendiri dengan cukup keras.

Pla..ak

Sampai-sampai dia menoleh kesamping. "Sadar Fa ela!, apa kamu sedang merindukan Hugo? " Ucap Fa ela dengan keras.

"Apa hakmu merindukan dirinya?, sekarang kamu harus fokus dengan karirmu! " Ucap Fa ela pada dirinya sendiri.

Fa ela langsung masuk kedalam kamarnya dan bergegas mandi, setelah keluar dari kamar mandi yang hanya memakai handuk menutupi tubuhnya. Dengan rambut yang basah, setelah selesai keramas.

Tiba-tiba dia mendengar suara pintu terbuka, dan Fa ela yang bertanya.

"Apa itu pembantu yang membersihkan rumah ini?, tapi mana mungkin, dia datangnya pagi hari tidak mungkin datang kemari lagi" Ucap Fa ela dengan suara pelan.

Fa ela lalu mengunakan kaos oblong berwarna gelap dengan panjang diatas lutut, dan dia juga mengambil alat catok rambutnya. Jika yang datang adalah maling yang masuk kedalam rumah Hugo.

Fa ela lalu mengendap-endap keluar dari kamarnya, dikegelapan dia melihat sosok pria dari belakang yang mau masuk kedalam kamar lainnya.

"Siapa kau?, apa kamu maling?. Dan balik badanmu agar aku bisa melihat wajahmu! " Ucap Fa ela yang gugup.

Fa ela yang ketakutan bersiap-siap untuk memukul pria itu dengan catok ditangannya.

Saat pria itu berbalik badan, ternyata pria itu adalah Hugo.

"Hugo! Panggil Fa ela yang terkejut.

" Apa yang mau kamu lakukan dengan catokan ditanganmu? "Tanya Hugo.

" Ah! , ini aku mau menata rambut ku. Hehe.. "Ucap Fa ela sambil tertawa kecil diwajahnya.

Hugo lalu melihat penampilan Fa ela yang mengoda, membuat wajah Hugo memerah dan dia memalingkan wajahnya dari Fa ela.

" Apa dirumahmu kamu memakai pakaian seperti ini? "Tanya Hugo yang menahan rasa malunya.

" Ada apa dengan pakaianku? "Ucap Fa ela sambil melihat dirinya.

Dan dia lalu menyadari kalau dia berpakaian hanya atasan saja karena tadi terburu-buru keluar kamar.

" Oh maaf, aku akan ganti baju dulu! "Seru Fa ela yang juga merasa malu didepan Hugo.

Dia lalu berlari kearah kamarnya dan segera menutup pintu kamarnya, Hugo yang melihat Fa ela berpakaian seksi seperti itu dia merasa kegerahan.

" Kenapa aku merasa kepanasan? "Ucap Hugo dengan wajah memerah.

Dan dia langsung berlari kearah kulkas dapur, lalu mendinginkan dirinya dengan membuka kulkasnya.

Tak beberapa lama kemudian Fa ela keluar dari kamarnya, dengan berpakaian sopan.

Dan Hugo sudah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua yang sudah tertata diatas meja makan.

"Wah, kakak yang membuat ini semua! " Kagum Fa ela, sambil mencicipi masakan Hugo.

"Kamu boleh makan dulu" Ucap Hugo.

"Aku akan menunggu mu selesai" Ucap Fa ela.

Fa ela yang melihat Hugo memasak dia menjadi terpesona, dia melihat Hugo bersinar terang.

"Baru aku tahu pria ini mempunyai sisi yang mempesona, kenapa dulu dia tidak menunjukkan padaku sisi seperti ini?. Malah dia menunjukkan sisi menakutkan padaku" Suara hati Fa ela.

Fa ela yang terus menerus memandang Hugo, sambil melekukan tangannya dan dia tertidur diatas tangannya yang dilipat. Tanpa sadar Fa ela yang kelelahan tertidur dan memimpikan waktu dia bertengkar dengan Hugo sebelum melakukan perjalanan waktu.

________________

Didalam mimpi Fa ela saat itu dia menghadang mobil Hugo, tepat dikantor nya.

Ci..it

Suara rem mobil Hugo, Fa ela yang memakai pakaian seperti gadis yang kekurangan karena saat itu keluarga nya sudah bangkrut dan kondisi keluarga nya yang menghadapi begitu banyak kesulitan.

"Keluar Hugo! " Teriak Fa ela dengan lantang.

Hugo dengan santainya keluar dari mobilnya dan berjalan kearah Fa ela. Mereka berdua saling berhadapan dengan tatapan yang penuh amarah.

"Kenapa kamu lakukan hal tersebut kepada perusahaan ayahku? " Tanya Fa ela. "Apa karena aku menolak bertunangan dengan dirimu? " Tanya Fa ela.

"Jika kamu mau tahu alasannya tanyakan kepada ayahmu sendiri, dan juga aku bertunangan dengan mu bukan karena mencintai mu tapi sebagai rencana balas dendam kepada keluarga mu" Jawab Hugo.

"Apa maksudmu? " Tanya Fa ela.

"Sebaiknya kamu tanyakan sendiri saja tentang apa yang dilakukan oleh ayah mu" Ucap tegas Hugo.

Fa ela langsung terdiam dan Hugo langsung masuk kedalam mobilnya.

Hugo yang selesai memasak buat makan malam, dia menghampiri Fa ela yang sedang tertidur di meja makan. Hugo menatap Fa ela dengan tersenyum diwajahnya.

"Saat kamu tidur kamu terlihat cantik" Ucap Hugo sambil membelai wajah Fa ela dengan jari telunjuknya.

Tanpa sadar jarinya berhenti dibibir Fa ela, dia merasakan kelembutan bibi Fa ela yang merah seperti apel.

Tiba-tiba saja Fa ela membuka matanya dengan pelan, dan melihat kalau Hugo sedang memperhatikan dirinya.

"Aku mau membangunkan dirimu" Ucap Hugo dengan gugup.

Fa ela pun langsung berdiri tegak dari kursinya dan melihat kearah Hugo.

Hugo yang tambah gugup, dia langsung berpura-pura mengambil sesuatu didapur.

"Aku lupa membawa buah didapur" Ucap Hugo sambil berbohong.

Fa ela lalu melihat kearah meja kalau ada buah disana.

"Kak, disini sudah ada buah. Dan juga mejanya sudah penuh dengan makanan yang kakak buat" Ucap Fa ela.

"Oh benarkah, kalau begitu sebaiknya kita makan" Ajak Hugo.

Mereka berdua akhirnya makan malam bersama dengan tenang, tapi dikepala Fa ela penuh pertanyaan tentang Hugo.

"Sebenarnya, ada dendam apa dia dengan ayahku? " Pikir Fa ela.

Tak beberapa lama mereka berdua selesai makan.

"Terima kasih atas makanannya" Ucap Fa ela dengan manis.

"Aku juga berterima kasih karena untuk pertama kalinya aku makan dengan seseorang, walaupun aku masih punya kakek tapi kami jarang sekali bertemu" Penjelasan Fa ela.

"Jadi orang yang kaya belum tentu bahagia, dia kesepian" Suara hati Fa ela.

Tiba-tiba Fa ela mendekati Hugo dan memeluk dirinya dengan hangat, sambil menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.

"Mulai hari ini tak akan aku biarkan dirimu sendirian lagi, aku akan selalu berada disisimu" Ucap Fa ela dengan lembut.

Pelukan Fa ela membuat Hugo mulai menginginkan lebih dari Fa ela, saat Fa ela mau melepaskan pelukannya. Tiba-tiba Hugo menghentikan Fa ela.

"Aku minta sebentar saja, kita seperti ini! " Ucap suara lembut Hugo.

"Iya" Jawab Fa ela dengan tersenyum.

Pelukan Fa ela malam itu, membuat hati Hugo yang seperti es mencair dan dia tambah mencintai Fa ela.