NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20 Musuh Bebuyutan

“Lu pikir Gue takut sama ketengilan Lu itu, Lu cuma pakai nama kakak-kakak Lu doang yah” ucap Taufan yang kini tampaknya juga menatap Candra dengan tatapan musuhan.

“Yah gimana yah, abang-abang Gue kebetulan keren banget dan nggak sebanding sama kalian berdua” balas Candra yang tetap merendahkan keduanya.

“Loh ini ada apa?” Jigar yang sebelumnya ke toilet dan tidak melihat Candra datang menghampirinya.

“Lu juga disini?” Gisel juga ikut terkejut melihat keberadaan Jigar.

“Iya Gue tadi keluar makan sama Candra, soalnya kak Juan ke rumah Kak Jeno katanya bahas hal penting” Jigar tetap bercerita seolah melupakan pertikaian sengit Candra dan kedua pria yang ada didepannya.

“Udah mending kalian berdua pergi dari sini, sejak awal kami juga tidak ingin kalian bergabung disini, carilah meja lain atau cafe lain jangan mengganggu kami” Gisel berbicara tegas agar Candra juga

Candra memandang remeh keduanya yang kini sudah menatapnya dengan kesal.

“Udalah kita cari tempat lain aja” Rafa menarik tangan Taufan yang tampak lebih emosi darinya.

“Dan Lu, urusan kita belum selesai sampai kapan pun, sampai Gue bisa bales perbuatan Lu” sambung Rafa lalu segera meninggalkan mereka dengan menyeret lengan Taufan.

“Mereka siapa sih?” Tanya Gisel pada Candra yang sudah ikut bergabung di meja mereka dan juga Jigar.

“Mereka musuh bebuyutan kakak Gue dan teman-temannya” jawab Candra dengan wajah santai dan mencomot kentang yang ada didepan Nia

“Ih Lu kok ngambil kentang Gue” kesal Nia yang melihat Candra mengambil makanannya tanpa meminta izin padanya.

“Pelit banget Gue cuma makan satu doang” jawabnya enteng,

“Terus kalian kenapa bisa berurusan dengan mereka?” Jigar bertanya pada perempuan-perempuan yang ada didepannya.

“Kita tadi lagi makan dan ngobrolin urusan Karin, tapi mereka tiba-tiba aja datang minta gabung, padahal kita uda bilang kalau kita lagi ngomongin hal pribadi dan nggak mungkin juga kita kumpul sama orang yang nggak kita kenal kan” Gisel menjelaskan situasi yang terjadi sebelumnya.

“Yang penting kalian harus jaga diri, mereka dendaman banget soalnya, Mereka bakal mengusik siapapun yang sudah membuat mereka kesal, padahal mereka juga yang suka nyari gara-gara” Jigar tampaknya juga kesal pada kedua orang tadi, hanya wajahnya lebih terkontrol dan tidak ikut meremehkan keduanya.

“Tapi Gue liat Lu paling kesal sama mereka tadi Can” Wina cukup menyimak bagaimana Candra menanggapi Rafa dan Taufan. Bahkan Candra juga jelas memperlihatkan wajah meremehkan keduanya.

“Candra pernah jadi korban keroyokan mereka, dan waktu itu Kak Jeno dan Kak Haikal bales sampai mereka mereka babak belur, dan sampai sekarang mereka belum lagi mengusik kita-kita” jelas Jigar yang kini melirik Candra yang tampak emosi mengingat kejadian tersebut.

“Lu babak belur di keroyok mereka berdua tadi?” Tanya Nia yang cukup penasaran, Ia sedikit kasihan pada Candra mendengar cerita Jigar.

“Gue nggak Cuma di keroyok mereka berdua, mereka punya geng motor dan anak-anak geng motornya turun banyak banget. Bahkan Gue nggak bisa ngitung jumlah mereka karena gelap, tapi Gue yakin mereka lebih dari sepulu orang” Candra Kembali mengingat kejadian tersebut dan membuat tangannya mengepal hingga memperlihatkan buku-buku jarinya.

“Bahkan Kak Jeno juga pernah di keroyok sama mereka saat mencari anak panti yang hilang” sambung Jigar,

“Gila yah, itu kan bisa dilaporin polis ikan ada visum juga biar bisa jadi bukti” ucap Karin yang tiba-tiba kesal mendengar bahwa Jeno juga pernah menjadi korban kekerasan anak-anak geng motor itu.

“Ya kali, Lu mau Kak Jeno dipenjara?” Candra tersenyum lucu mendengar ucapan Karin yang ingin melapor ke polisi mengenai Jeno yang telah di keroyok.

“Kok gitu, kan Kak Jeno di keroyok” sambung Nia yang juga bingung dengan jawaban Candra yang aneh,

“Apa mereka punya koneksi di kepolisian hingga susah ditahan?” Sambung Wina yang juga turut prihatin jika memang itu terjadi, dan pasti akan susah mengadili mereka.

“Ng-nggak gitu, soalnya waktu itu yang mengeroyok Kak Jeno semuanya babak belur, kan Kak Jeno yang akan di seret ke penjara” Jigar menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena bingung melihat bagaimana ekspresi kesal perempuan-perempuan yang ada didepannya.

“Jadi Kak Jeno yang malah buat mereka babak belur?” tanya Gisel yang juga ikut terkejut.

“Iya lagian mereka Cuma sepulu atau sebelas orang gitu kayanya, jadi mudah aja buat Kak Jeno mengatasinnya” sambung Candra dengan enteng dan tertawa lucu mengingat bagaimana Jeno merekam wajah babak belur mereka untuk dikirimkan pada Rafa ketua geng mereka.

“Kak Jeno mukulin mereka sendirian doang?” tanya Karin yang sedikit ngilu membayangkan bagaimana Jeno memukul sepuluh orang hingga babak belur dengan tangannya sendiri.

“Hmm” Jigar menganggukkan kepalanya dengan antusias dan bangga mengingat bagaimana Jeno yang pulang hanya dengan sedikit lebam di sudut bibirnya namun musuhnya harus masuk ke rumah sakit.

Gisel, Karin, Nia dan Wina kini saling menatap dengan tatapan ngilu, Yah karena saat ini mereka membayangkan bagaimana beringasnya Jeno jika memukul orang dan membuat mereka masuk ke rumah sakit dengan tangannya sendiri.

“Udah kalian nggak usah terkejut gitu, Kak Jeni mukanya doang yang imut lucu, tapi kalau ngamuk emang ngeri” tambah Candra membuat mereka berempat tertawa kecut dan sedikit bergidik ngeri.

.

“Brengsek, itu dua bocah ngapain di sana sih, padahal Gue udah ketemu lagi sama gadi itu” Kesal Rafa sembari menendang udara yang ada didepannya.

Yah, mereka bukan tidak sengaja meminta bergabung pada Gisel dan teman-temannya, melainkan Ia mengincar Gisel yang sudah disukainya saat pernah melihatnya di tokoh bunga. Wajah Gisel saat serius merangkai bunga begitu cantik, dengan wajah tanpa riasannya yang tampak polos dan lembut.

“Tapi kayanya cewe itu kenal sama dua curut itu” sambung Taufan yang melihat kegelisahan di wajah Rafa.

“Udalah, Gue nggak akan diam aja, dan bakalan nyari kesempatan buat deketin dia. Ini baru awal cantik, Gue bakalan ngejar Lu sampai kemana pun karena Lu udah nyuri hati Gue” ucap Rafa lirih yang tidak jelas didengar oleh Taufan.

Taufan hanya cuek dengan apa yang diucapkan oleh Rafa, itu karena Ia hanya ingin membantu Rafa mendekati gadis impiannya dan mengikuti apa pun rencana yang akan dibuat oleh Rafa.

“Tapi tadi Gue liat teman-temannya cantik semua, Gue disuruh merem sambil milih juga nggak masalah” Ucap Taufan yang menggoda Rafa.

“Awas Lu yah macem-macem sama cewe Gue” ucapnya lalu baik duduk diatas motornya untuk menyesap sebatang rokok

“Kenalan aja belum Lu, udah bilang cewe Lu aja” Taufan tertawa lucu melihat temannya yang hobinya berantem dan tidak peduli dengan perempuan kini menyukai perempuan yang bahkan belum dikenalnya, tapi mungkin Ia malah sudah jatuh cinta sama perempuan itu.

.

Setelah mengobrol banyak kini mereka sudah akan kembali ke rumah mereka masing-masing, namun Candra tidak ingin terjadi sesuatu pada mereka ber empat sehingga meminta kakaknya dan juga teman-temannya datang ke cafe untuk mengantar perempuan-perempuan yang mempunyai arah rumah yang berbeda-beda.

“Lu kenapa sih minta mereka kan nanti ngerepotin” ucap Gisel yang tidak enak, dan Ia juga tidak mengerti perasaanya yang deg-degan saat mendengar Haikal dan Juan yang akan datang untuk mengantar mereka kembali.

“Udah Gue kenal banget sama karakter mereka, dan Gue yakin mereka nggak akan pergi begitu saja” Candra dengan begitu santai bermain diatas layer ponselnya menunggu kabar posisi kakaknya.

“Oh iya, kenapa nggak Kak Jeno aja yang diajak, kan Kak Jeno jago berantem terus kalau Kak Jeno juga kan rumahnya searah sama Karin” tanya Nia yang membuat Jigar menaikkan kedua alisnya sehingga jidatnya mengkerut karena bingung dengan ucapan Nia.

“Kan tadi Lu pada bilang kalau Kak Jeno bisa ngalahin sepuluh orang sekaligus, jadi maksud Nia kalau sama Kak Jeno bakalan aman banget” ucap Wina menjawab kebingungan keduanya.

“Eh Lu pikir Kakak Gue sama Kak Juan nggak jago berantem?” Kesal Candra pada Nia yang seolah meremehkan kakaknya yang tidak pandai berantem.

“Mereka semua jago berantem kok jadi aman, bahkan Kak Riza yang kecil mungil begitu lebih gesit dan orang-orang pada umumnya” Jigar menyambung ucapan Candra membela kakak-kakaknya.

“Iya deh Iya, Gue nggak maksud remehin mereka kok, Cuma Gue kelewat kagum aja sama cerita kalian berdua tentang Kak Jeno” Nia tidak ingin berdebat dengan Candra sehingga memilih mengiyakan apa dikatakan Jigar dan Candra.

“Ya udah ayo keluar Kak Haikal udah didepan” ucap Candra yang berdiri lebih dulu dan disusul oleh yang lainnya.

.

Seperti yang dikatakan sebelumnya Haikal dan Juan datang dengan mobil masing-masing karena akan mengantar salah satu dari mereka.

Haikal mengantar Gisel, Juan mengantar Nia. Sedangkan Wina dan Karin bersama dengan mobil Jigar dan Candra karena rumah mereka yang searah.

“Ya udah kalian hati-hati, Can, mereka sekarang ada di ujung ruko samping cafe ini dan memperhatikan kita, jadi Lu berdua harus hati-hati” ucap Haikal memperingati Candra dengan berbisik.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!