NovelToon NovelToon
Kemarau Menggigil

Kemarau Menggigil

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berbaikan / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam / Slice of Life
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Ayah, aku butuh selimut untuk tubuhku yang penuh keringat. Kipas angin tua milik bunda hanya mengirimkan flu rindu. Sebab sisa kehangatan karena pelukan raga gemuknya masih terasa. Tak termakan waktu. Aku tak menyalahkan siapa pun. Termasuk kau yang tidak dapat menampakkan secuil kasih sayang untukku. Setidaknya, aku hanya ingin melepuhkan rasa sakit. Di bawah terik. Menjelma gurun tanpa rintik gerimis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21

Ia tak menunjukkan senyuman dan kesedihannya. Tapi ketika ia merasakan itu, kita turut merasakannya.

...----------------...

Entah mengapa, di hari pertamaku sekolah setelah satu bulan diskors. Rasanya seluruh tubuhku gemetar. Aku seperti mengalami trauma. Padahal seharusnya apa yang telah aku lakukan membuat orang lain trauma. Ah, ada apa denganku? Pagi ini aku berangkat menggunakan angkot. Rasen tidak menjemput dengan alasan harus pergi ke sekolah adiknya terlebih dahulu. Oleh karena itu, aku benar-benar sendiri untuk hari pertama bolos panjang.

Benar saja. Baru saja sampai di depan gerbang, orang-orang di sekitar langsung melihatku. Baiklah, sepertinya aku benar-benar terkenal seantero sekolah. Dainty, siswi dari kelas XI IPS 1. Telah diskors selama satu bulan karena telah mencelakai dua orang sekaligus sampai masuk ke rumah sakit. Tidak hanya itu. Ia juga memiliki banyak kasus lainnya. Ia benar-benar bukan orang yang benar dan jangan pernah berurusan dengannya. Apalagi menjadi temannya. Kurang lebih seperti itu aku memaknai tatapan orang-orang sekitar.

"Senang melihat neng Dainty bisa sekolah lagi," sapa pak satpam sekolah begitu aku melangkahkan kaki masuk melewati gerbang.

Padahal, ia adalah satpam baru. Bahkan belum genap dua bulan. Artinya, aku melihatnya di sini belum sampai tiga puluh kali. Sebab sisanya aku masih mendekap di rumah. Bahkan untuk orang baru sepertinya saja sudah mengenalku. Ya, setidaknya ia menyapaku dengan ramah dan tidak mengatakan bahwa aku seorang penjahat.

Berbeda dengan teman-teman di luar kelas. Teman-teman kelasku justru seperti orang-orang yang tidak melihat siapa-siapa. Mereka seperti pura-pura tidak melihatku. Jika tak sengaja menengok, maka mereka akan membuang wajah. Terserah saja, aku sudah terbiasa dengan hal itu. Ini dia, sang penjahat telah kembali. Apa yang bisa dilakukannya di hari pertama masuk sekolah ini? Ah, sekolah rasanya begitu hampa. Kurang dari seminggu lagi adalah ujian akhir semester. Aku tertinggal banyak materi. Walaupun ketika rajin masuk pun nilaiku memang pas-pasan.

Teman kelas Rasen yang bernama Alila itu terlihat berlari masuk ke kelasku dan menghampiriku. Si gadis kanebo mau apa?

"Hai, Dainty. Selamat kembali ke sekolah." Ia berkata.

Beberapa orang di kelasku melirik. Namun sejenak, mereka kembali fokus pada aktivitas masing-masing.

"Kenapa?" Aku bertanya cuek. Teringat betapa akrabnya ia mengobrol dengan Rasen waktu di mall.

Flo belum datang. Jika sudah, mungkin ia akan berkomentar mengapa teman club-nya ini mengunjungiku. Atau mungkin juga tidak karena kapok sudah mengalami patah tulang.

"Semester depan jadi ikut daftar ekskul basket, ya." Alila meminta.

Sebuah perkataan yang membuat orang-orang di kelasku menengok lagi. Di kelas ini, hanya Flo yang mengikuti ekskul basket. Apa jadinya jika aku dan Flo malah satu ekskul. Ah, lagipula harus seleksi. Jadi, ada kemungkinan aku tidak lolos. Untuk apa juga ikut ekskul pertama kali ketika sudah memasuki semester dua kelas XI. Tahun depannya pasti sudah fokus ujian kelulusan. Ya, kecuali kalau aku memang tidak naik kelas. Kerap kali aku memikirkan itu, dan apa yang akan dilakukan ayah kepadaku jika aku memang tidak naik kelas.

"Kenapa kamu ngotot banget ngajak ikut ekskul itu?" tanyaku sebal.

Ia bahkan mengirimkanku pesan. Ia mengaku mendapatkan nomorku dari Rasen. Hampir setiap hari ia mengajak hingga aku memblokir nomornya. Sekarang aku sudah kembali sekolah, jadi ia dengan mudah bisa mengajakku secara langsung.

"Karena, aku seperti melihat potensi tersembunyi darimu," ujar Alila bersemangat.

"Omong kosong! Gue gerak aja males. Punya potensi olahraga dari mana? Kamu ada maunya, 'kan? Mana mungkin ada orang ngotot gitu kalau nggak ada maunya. Kecuali kalau yang kamu ajak memang orang jago. Dasar!"

Alila menggerakkan bibirnya seraya melemparkan pandangannya ke segala arah. Seperti berpikir hendak menggunakan cara apa lagi untuk membujukku.

"Karena, aku pengen berteman sama kamu. Aku juga bisa melihat sesuatu yang unik darimu seperti yang Rasen lihat," ucap Alila. "Aku juga ingin menunjukkan padamu betapa asiknya mengikuti ekskul. Mumpung masih sekolah. Karena kata kakakku, organisasi di kuliah itu tidak sama dengan di sekolah."

Aku mengembuskan napas panjang. Gadis kanebo ini masih saja tersenyum lebar di hadapanku. Sebenarnya aku sangat jengkel dengannya. Tapi sejauh ini ia selalu baik padaku. Satu lagi, ini hari pertamaku sekolah setelah diskors. Jika berulah lagi, bagaimana kalau hukuman diberikan lagi padaku.

"Seleksi, bukan?" Aku bertanya.

"Iya, seleksi."

"Berarti nggak semua lolos?"

"Iya, benar."

"Berarti ada kemungkinan aku tidak lolos?"

Alila terdiam sejenak, "Iya."

"Aku tidak punya pengalaman pada bidang itu. Aku juga tidak mengerti apa yang kamu lihat dariku sehingga mengatakan bahwa aku pulau potensi. Sekarang apa yang harus aku lakukan karena dengan mengikuti seleksi itu hanya akan mempermalukanku!" uraiku tanpa melihat ke arah Alila.

"Bagaimana kalau aku mengajarkanmu. Di lapangan setiap hari." Alila menawarkan.

"Nggak. Malu di sini."

"Kalau begitu di lapangan luar. Dekat taman kota itu. Tahu, nggak?"

"Kita harus ujian minggu depan."

Si gadis kanebo berpikir sesaat. Bertepatan dengan itu, wajah Flo yang menghadap samping terlihat di jendela. Ia sedang berjalan menuju ke kelas ini.

"Alila!?" Flo berkata.

"Aku hampir berhasil membujuk Dainty." Alila memberitahu.

Flo terdiam. Tidak berkomentar apa pun. Tangannya masih belum sembuh. Mungkin takut terkena luka baru jika berani berkomentar yang tidak pantas kepadaku sehingga ia memilih diam.

"Gue nggak pernah bilang iya. Sekarang pergilah. Lo membuat malas. Gue nggak mau ikut seleksi dan gue nggak mau menyia-nyiakan keringat hanya untuk pelatihan bodoh yang lo katakan. Apalagi harus satu ekskul dengan nenek sihir seperti dis!" ketusku yang diakhiri dengan menunjuk flo.

"Nggak ngaca. Lo yang nenek sihir. Kebanyakan bolos. Paling juga tertinggal kelas lo. Senang deh gue. Bisa pisah kelas sama orang nggak berguna kayak, lo!" balas Flo yang sudah tidak bisa menahan dirinya ingin berkata pedas kepadaku.

"Mau gue patahin tangan lo yang satunya, hah?" gertakku.

Alila memandangku dan Flo secara bergantian dengan wajah panik. Ia tak tahu harus bagaimana. Padahal, niatnya hanya ingin mengajakku untuk mengikuti seleksi.

"Sudah, cukup! Kalian ini, baru juga satu bulan sudah saling kangen," ucap Rendra sembari berjalan ke dekat Alila.

"Balik aja ke kelas, lo. Niat baik lo cuma bikin kelas gue kacau. Lo bukan Rasen, jadi jangan harap bisa menaklukkan Dainty dengan cara seperti itu." Rendra berkata kepada Alila.

"Tapi, gue cuma mau ngajak—"

"Lo nggak cuma ngajak. Lo maksa. Gue udah muak dengan kelas yang ribut. Jadi lo nggak usah menambah kerusuhan," tegas Rendra kepada Alila.

"Tapi, dia hampir— "

"Hampir mematahkan tangan Flo lagi," ucap Rendra menyambut perkataan Alila.

Gadis kanebo itu kini terdiam.

Sosok Rasen terlihat. Ia berjalan memasuki kelasku dan mendapati Alila ada di sini dalam keadaan berkaca-kaca.

"Lo kenapa, Li?" Rasen bertanya kepada Alila.

Apa-apaan ekspresi perhatian itu, dan ia lakukan di hadapanku. Perempuan kurang ajar. Sejak awal ia pasti hanya mengincar perhatian Rasen.

1
Selfi Azna
pada kemana yang lain
Selfi Azna
MasyaAllah
_capt.sonyn°°
kak ini beneran tamat ??? lanjut dong kakkkk novelnya bagus bangetttttt
Selfi Azna
mungkin bapaknya cerai sama ibunya,, truss jd pelampiasan
Chira Amaive: Bukan cerai, tp meninggal ibunya 😭
total 1 replies
melting_harmony
Luar biasa
Zackee syah
bagus banget kak novel nyaaa...
Chira Amaive: Thank youuuu
total 1 replies
Zackee syah
lanjut kak
🎀𝓘𝓬𝓱𝓲𝓷𝓸𝓼𝓮🎀
barter, aku like punya kamu, kamu like punya aku
Chira Amaive: okeyyyyy
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!