🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Akan Kubalas Kalian
Soraya diserang rasa panik yang sangat berlebihan ketika dia tidak berhasil menemukan Samuel.
Gudang tua yang menjadi markas gangster lorong kucing, tempat dimana Samuel disekap, tidak menunjukkan akan keberadaan suami Soraya meski perempuan bertubuh gemuk itu telah mencari-carinya disetiap sudut gudang ini.
Soraya lalu turun ke lantai dasar gudang tua, menyusul orang-orangnya yang telah berpencar mencari keberadaan Samuel.
Tap... ! Tap... ! Tap... ! Suara langkah kaki Soraya berderap keras ketika menuju ke lantai bawah gudang tua.
Soraya masih menggenggam erat-erat kedua senjata api miliknya saat dia berlari cepat, untuk mencari keberadaan Samuel.
Sekali lagi, masih tidak terlihat kemunculan tanda Samuel digudang tua ini.
Sempat membuat stress pikiran Soraya.
"Nyonya, saya melihat seseorang disalah satu ruang digudang ini", ucap seseorang sembari berlari kearah Soraya.
"Apa Samuel ?" tanya Soraya yang langsung memalingkan wajahnya ke arah orang tersebut.
"Jika melihat sosoknya, saya tidak berani memastikannya karena keadaan didalam ruangan tersebut sangatlah gelap", sahut orang itu.
"Mari kita periksa !" ucap Soraya.
"Baik, nyonya", sahut orang berbaju serba hitam sambil mengangguk tegas.
Soraya melangkah mendahului orang itu dengan langkah tergesa-gesa.
Sorot mata Soraya menatap tajam ketika dia berjalan maju, sembari membawa dua senjata api ditangannya.
"Dimana ruangan itu ?" tanya Soraya.
"Ada disebelah kiri dari gudang ini, nyonya", sahut orang berbaju serba hitam pada Soraya.
"Dan dimana yang lainnya ?" tanya Soraya.
"Mereka semua berpencar digudang ini, tapi saya telah memanggil mereka untuk kemari", sahut orang itu.
Orang yang bersama Soraya berlari mendahului Soraya menuju ke salah satu ruangan yang ada disamping kiri dari gudang tua ini.
"Disana, nyonya !" ucapnya sambil menunjuk ke tempat yang dimaksudkan.
Soraya bergegas mengikuti orang didepannya dengan berlari cepat.
"Kita langsung masuk atau menunggu diluar, nyonya ?" tanya orang itu.
"Langsung masuk !" sahut Soraya dengan memberi perintah menerobos masuk.
Blang... ! Pintu terbuka lebar ketika ditendang keras.
Soraya bergegas masuk kedalam ruangan yang gelap sambil meneriakkan nama Samuel berulang-ulang.
"Samuel !!!" panggilnya.
Soraya terus berjalan masuk sembari mengarahkan senjata apinya kedepan.
"Dimana kamu melihat Samuel ?" tanya Soraya.
"Disana, didalam ruangan itu !" sahut orang berbaju hitam yang berjalan mengikuti langkah Soraya.
"Baik, aku akan kesana ! Dan lindungi aku !" kata Soraya yang mempercepat langkah kakinya, menuju ke sebuah ruangan berukuran sempit.
"Hati-hati, nyonya !" sahut orang itu agak cemas.
Soraya tidak mendengarkan lagi ucapan orang berbaju serba hitam itu dan terus berlari cepat ke ruangan yang dimaksudkan.
Krieeet... ! Soraya mendorong pintu didepanya dengan menggunakan siku tangannya, memang pintu sengaja terbuka sedikit sehingga memudahkan bagi Soraya untuk masuk kedalam sana.
"Samuel...", panggilnya dengan langkah hati-hati sembari menyalakan lampu.
Keadaan ruangan sontak berubah terang benderang ketika Soraya melangkah masuk.
Bruk... !
Soraya langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara itu lalu berbalik cepat, menghadap ke sumber suara yang mengagetkan dirinya.
"Samuel !!!" teriak Soraya.
Soraya langsung menembakkan senjatanya ke arah tali yang mengikat tubuh Samuel.
Tampak tubuh Samuel bergantung diatas dengan kepala terdongak kuat.
Dor ! Dor ! Dor !
Dibidikkannya tembakan dari senjata apinya ke arah tali yang menggantung tubuh Samuel diatas ruangan ini.
Saat tali terkena tembakan dan terputus, tubuh Samuel meluncur terjun ke arah bawah.
"Samuel !!!" teriak Soraya sembari melompat tinggi untuk menangkap tubuh Samuel yang jatuh turun.
Sreeet... !
Soraya berusaha menangkap tubuh Samuel dengan kedua tangannya, dia berkerja keras agar tubuh Samuel tidak menghantam lantai.
"Tidaaak... !!!" teriak Soraya panik.
Soraya menggunakan tubuhnya sebagai landasan tubuh Samuel yang jatuh dari ikatan tali yang menggantungnya.
"Samuel !!!" teriak Soraya.
Bruuuk... ! Tubuh Samuel menimpa tubuh Soraya ketika jatuh turun.
"Auwh... ?!" pekiknya kesakitan ketika tubuh Samuel mendarat ke atas tubuhnya.
Sejenak mata Soraya terpejam rapat saat Samuel berada diatasnya, dia memilih diam dan tidak melakukan apa-apa.
Tidak dirasakannya lagi gerakan dari Samuel saat jatuh diatas Soraya, segera saja hal itu membuat Soraya penasaran dan langsung berbalik ke arah Samuel.
"Samuel !" panggilnya mulai cemas.
Soraya menggapai Samuel lalu mengguncangkan tubuh suaminya itu dengan keras.
"Samuel ! Bangun !" panggil Soraya yang terus menggoyangkan tubuh Samuel yang tak bergerak.
Orang berbaju hitam segera mendekat kearah pasangan suami-istri itu.
"Biar saya mengangkat tuan Samuel, sebaiknya kita segera membawanya ke rumah sakit terdekat", saran orang itu lalu membawa tubuh Samuel setelah melepaskan tali yang mengikat.
"Ya, kita bawa dia kesana secepatnya !" kata Soraya sambil bangkit berdiri lalu berjalan mengikuti langkah orang didepannya yang berlari cepat ke arah luar.
Sejumlah orang berbaju hitam yang sama mulai berdatangan, mereka memberi jalan pada rekannya yang membawa Samuel.
"Minggir ! Minggir ! Beri kami jalan !" teriaknya dengan terus berlarian cepat.
Soraya ikut berlari dibelakang orang berbaju hitam itu saat mereka hendak menuju keluar gudang tua ini.
Beberapa orang berpakaian serba hitam yang baru saja datang turut berlari serentak dari arah belakang, mengejar rekannya dan Soraya yang telah pergi terlebih dahulu.
Tap... ! Tap... ! Tap... !
Serentak semua orang berlari ke arah mobil yang terparkir disepanjang jalan luar yang ada diarea gudang tua ini.
Tampak Soraya membukakan pintu mobil agar orang berbaju hitam yang membawa Samuel dapat masuk.
"Aku akan menyetir mobil, nyonya", ucap orang berbaju hitam lalu turun.
"Baik, aku akan duduk bersama Samuel dikursi belakang mobil", sahut Soraya yang langsung naik ke dalam mobil.
''Nyonya...", seseorang berlari ke arah mobil dimana Soraya berada sekarang.
Kaca mobil lalu turun dan terlihat Soraya menatap keluar mobil.
"Ya, ada apa ?" tanya Soraya.
"Maaf, saya meminta kunci mobil yang nyonya bawa karena kita tidak mungkin meninggalkan mobil anda disini", ucap orang berbaju hitam.
"Ambillah ini !" kata Soraya lalu menyerahkan kunci kontak mobil kepada orang itu.
Brrrm... ! Brrrm..! Brrrm... ! Mobil berwarna hitam melaju kencang, dan mulai bergerak pergi dari lorong sempit diarea gudang tua, disusul oleh sejumlah mobil-mobil berwarna hitam lainnya yang turut mengikuti gerakan mobil dimana Soraya dan Samuel berada didalamnya.
Soraya memangku kepala Samuel, terlihat beberapa memar di wajah suaminya.
Rasa sesal kembali menyeruak perlahan-lahan dalam hati Soraya ketika melihat penderitaan yang dialami oleh Samuel.
"Samuel... !" ucapnya sedih sambil membelai lembut rambut Samuel.
Berulangkali Soraya mengusap-usapkan telapak tangan Samuel yang terasa dingin, agar menjadi hangat.
"Samuel bertahanlah...", ucap Soraya.
Soraya sangat mencemaskan keadaan Samuel yang tak kunjung sadar dan dia semakin terlihat panik jika melihat suaminya itu masih terpejam.
"Oh, Tuhanku... ! Apa yang telah mereka lakukan padamu, Samuel... ?!" ucap Soraya dengan suara bergetar pelan.
Soraya terus berupaya membuat Samuel tetap hangat dan dia memeluk tubuh suaminya dengan sangat erat.
"Samuel...", bisiknya. "Aku akan membalas kalian semua dan akan aku cari pimpinan gangster itu !"
Ingatan Soraya kemudian kembali ke masa lalu dimana hari ini tepat saat Samuel pergi dari rumah ke tempat kerjanya, Soraya juga pergi dari rumah tapi dia pergi bersama dengan Kevin untuk bersenang-senang di cafe.
Hari dimana Samuel pulang terlambat ke rumah dan Soraya tidak mengetahuinya karena dia sedang diluar rumah dan pulang esok harinya.
Waktu dikehidupan lalunya, Samuel yang terlambat pulang selama tiga hari, tidak mengatakan apa-apa tentang gangster lorong kucing pada Soraya karena mereka tidak pernah lagi berbicara sejak mereka pisah ranjang.
Soraya baru tahu sekarang ini ketika kelahiran kembali dari kematiannya bersama Samuel yang tragis bahwa pada hari ini, Samuel mengalami kejadian buruk oleh gangster yang memerasnya dan Soraya tidak datang menyelamatkan suaminya dikehidupan yang dulu.
Pada hari ini, Soraya merasa bersyukur pada Tuhan karena masih diberi kesempatan terlahir kembali, untuk dapat memperbaiki kesalahannya dimasa lalu.
Mungkinkah Tuhan juga masih memberinya kesempatan bagi Soraya untuk memperbaiki pernikahannya dengan Samuel.