Nasib malang menimpa Celine Violetta Atmadja. Baru saja dia berkabung kerena meninggalnya sang ayah, dia justru diusir oleh Ibu dan juga saudara tirinya. ternyata selama ayahnya sakit keras, mereka sudah membalik nama semua aset kekayaan milik keluarga Atmadja menjadi milik mereka. Untuk itu, Celine tidak mempunyai pilihan selain pergi dari sana.
Tapi bukan berarti Celine akan diam saja. Dia bersumpah akan membalas ibu dan saudara tirinya itu. Apapun akan dia lakukan, termasuk menikah dengan pria cacat yang kaya untuk membalas mereka.
Nicholas Arian Dirgantara, CEO tampan yang bernasib tragis. Dia harus duduk di kursi roda setelah kecelakaan hebat yang menimpa dirinya 2 tahun yang lalu. Karena hal itu juga, kekasihnya berselingkuh dengan sahabat Nick
Semenjak saat itu, Nick menjadi pria yang agresif. Kondisinya yang tidak bisa berbuat apa-apa membuatnya mudah marah. Hingga suatu hari, ibunya datang membawa seorang wanita yang akan menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Salah Paham
Selesai mandi, Celine memakai baju untuk dirinya dan juga suaminya. Walaupun masih malu, tapi Celine sudah berani melihat tubuh atletis suami nya yang tidak memakai apapun. Baru setelahnya, dia mengganti seprei dan berbaring karena perintah Nicholas.
"Kau di sini saja. Biar aku ambilkan makanan untuk mu." seru Nicholas
"Tapi...."
"Jangan membantah!! Kau ingin pelayan tahu?" Nicholas menggerakkan dagunya, menunjuk bagian bawah Celine.
"Ish..." Celine menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.
Nicholas tersenyum dan keluar kamar untuk mengambilkan makanan untuk Celine. Tapi saat membuka pintu, dia di kejutkan dengan para pelayan yang berdiri di depan kamarnya.
"Ada apa? Kenapa kalian berkumpul di sini?" tanya Nicholas
"E-em... I-itu...." Para pelayan bingung mau mengatakan apa. Mereka cukup takut jika nanti mereka salah bicara.
"Katakan!!!" perintah Nicholas
Mereka saling menyenggol satu sama lain untuk mengatakan nya pada tuan mereka. Tapi beruntung, pak Anton datang tepat waktu. Tuan. syukurlah kau keluar!!" ucapnya
Nicholas mengerutkan keningnya bingung. "Apa maksudmu, pak?"
"Ah.. I-itu...." Pak Anton menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia sendiri bingung bagaimana mengatakannya.
"Sudahlah!! Sekarang bawakan sarapanku dan Celine ke kamar!!" perintahnya. Dia memutar kursi rodanya, kembali masuk ke kamarnya.
Sementara itu, pelayan segera bergegas melakukan apa yang tuannya perintahkan. Walaupun mereka penasaran, kenapa tuan mereka ingin makan di kamar? Biasanya, nona mereka sendiri yang akan menyiapkan makanan untuk Nicholas. Tapi sekarang, justru Nicholas meminta mereka menyiapkan makanan dan membawanya ke kamar. Atau jangan-jangan, terjadi sesuatu dengan nona mereka?
Hal itu juga dipikirkan oleh pak Anton. Dia merasa aneh dan curiga telah terjadi sesuatu pada nona nya. Untuk itu, dia segera mengirim pesan pada Andara dan mengatakan keanehan itu padanya. Biarlah Andara yang menegur Nicholas karena mereka cukup takut dengan tuan mudanya itu.
Setelah makanan siap, mereka membawanya ke kamar. Dan tepat seperti dugaan mereka. Celine terbaring di tempat tidur dengan wajah yang pucat. Hal itu membuat pak Anton dan pelayan lainnya merasa khawatir, tapi tatapan tajam dari Nicholas membuat mereka mengurungkan niat untuk bertanya tentang keadaan nona muda mereka.
"Taruh di meja dan kalian boleh keluar!!" seru Nicholas
"Ba-baik Tuan." pelayan meletakkan makanan di meja dan melirik sekilas kearah Celine sebelum mereka keluar dari kamar Nicholas.
Nicholas menatap satu persatu pelayan yang keluar, dan setelah memastikan pintu tertutup rapat, dia mendekati Celine dan mengusap pelan wajahnya, "Cel, bangun!! Ayo kita makan!!" ajaknya dengan nada lembut
Celine membuka matanya dan tersenyum, "aku mengantuk." ucapnya
"Kau boleh tidur kalau sudah makan." sahut Nicholas
Celine mengangguk pelan dan bangun. Tapi saat dia berdiri, tiba-tiba Nicholas menariknya hingga jatuh kepangkuan pria itu.
"Apa yang kau lakukan, Nick?" pekik Celine
"Ssttt!! Diam!!" Nicholas menggerakkan kursi rodanya menuju meja untuk makan.
"A-aku berat Nick. Aku turun saja." Celine hendak turun, tapi Nicholas justru memeluknya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang satunya menggerakkan kursi rodanya.
"Kau tidak berat. Justru kau kurus sekali. Semalam saja, aku yang terus berada dibawah mu tidak mengeluh sama sekali."
Celine melebarkan kedua matanya dan memukul pelan lengan Nicholas, "mesum." gerutunya. Celine mengambilkan makanan untuk Nicholas dan berniat menyuapinya seperti biasa, tapi Nicholas menolak. Justru dia merebut piring dari tangan Celine dan menyuapi wanita itu.
Setelahnya, mereka hanya menghabiskan waktu dengan bercengkerama di dalam kamar saja. Jika mereka membutuhkan sesuatu, mereka akan meminta pada pelayan untuk menyediakannya.
Dan hal itu, kembali membuat pak Anton dan pelayan merasa khawatir. Tapi mereka hanya bisa menunggu nyonya besar mereka datang untuk mencari tahu apa yang terjadi pada majikan muda mereka.
Dan memang benar, saat ini Andara dan Hendra sedang dalam perjalanan ke tanah air. Setelah mendapatkan telepon dari pak Anton, Andara segera memberitahu suaminya dan mengajaknya kembali karena takut Nicholas akan melakukan sesuatu yang buruk pada Celine. Apalagi pekerjaan Hendra juga sudah selesai. Dia meminta asistennya untuk menghandle perusahaan di sana selama dia berada di Indonesia.
Lagipula, mereka harus menggagalkan perjanjian yang Nicholas buat. Mereka tidak ingin jika sampai putranya bercerai. Mereka sudah sangat senang mendengar Nicholas bersedia berobat kembali. Tapi mereka tidak suka dengan cara Nicholas dan Celine. Pernikahan bagi mereka hanya seumur hidup sekali. Mereka tidak ingin putranya mempermainkan pernikahan karena bagaimanapun Nicholas dan Celine berjanji di hadapan Tuhan dan mereka tidak bisa seenaknya berpisah karena alasan yang tidak masuk akal.
Setelah menempuh perjalanan -+ 15 jam, Hendra dan Andara sampai di rumah Nicholas. Mereka disambut oleh pak Anton dan beberapa pelayan. Dan karena hari sudah tengah malam, mereka memutuskan untuk beristirahat dan akan meminta penjelasan Nicholas besok.
...****************...
Keesokan harinya, Nicholas lagi-lagi bangun lebih dulu dari Celine. Dia tersenyum menatap wajah cantik istrinya dan berkata, "Terimakasih, sayang." Dia melihat jam di dinding yang sudah menunjukan pukul 9 lebih. Lagi-lagi mereka bangun terlambat. Dia meraih kursi rodanya dan berusaha keras pindah ke kursi roda. Dan setelah berhasil, dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Nicholas menatap dirinya di cermin wastafel. Dia mengusap pelan dadanya yang tercetak tanda bibir dari Celine walau tidak terlihat jelas. Dia tersenyum dan menggeleng pelan jika teringat pergulatan semalam. "Aku tidak menyangka masih bisa merasakan surga dunia, dan itu dengan istriku sendiri." gumamnya. Dia segera mencuci muka dan memakai baju nya dengan susah payah. Dia tidak ingin mengganggu tidur Celine karena dia tahu, wanita itu pasti sangat lelah.
Setelah berhasil memakai bajunya, dia keluar dari kamar untuk mengambilkan makanan untuk Celine. Tapi dia dikejutkan dengan dua makhluk yang berdiri tidak jauh dari kamarnya. "Mo-mom!! Dad!!"
"Nicholas!!!" Andara mendekati Nicholas dan menarik telinga putranya. "Dasar anak nakal!!! Apa yang kau lakukan pada Celine , hah?"
"Aw.. Mom!! Sakit mom!!" Nicholas merintih kesakitan memegang tangan ibunya yang menarik telinganya.
"Sudah mom!! Biarkan Nicholas menjelaskan dulu pada kita, apa yang dia lakukan pada Celine?" seru Hendra menenangkan.
Andara mendengus dan melepaskan telinga Nicholas.
"Dasar!!" gerutu Nicholas, mengusap telinganya yang merah. Andara tidak perduli. Dia justru ingin masuk ke kamar Nicholas untuk melihat keadaan Celine , tapi Nicholas mencegahnya.
"Mommy mau melihat memantu mommy!!"
"Tidak boleh!! Mommy atau siapapun tidak boleh masuk ke kamar ku." cegah Nicholas
"Kenapa tidak boleh?" tanya Andara curiga. Dia memicingkan matanya, saat melihat gerak-gerik Nicholas yang aneh, seolah menyembunyikan sesuatu. Dia semakin yakin jika menantunya tidak baik-baik saja.
"I-itu...."
Andara mendengus dan menerobos masuk ke kamar Nicholas . Tapi yang dia lihat, justru membuatnya terkejut. "Oh my God!!!" pekiknya
"Ada apa mom?" Hendra hendak menyusul Andara, tapi Nicholas buru-buru menahannya.
"Jangan masuk Dad!!"
"Ada apa?" tanya Hendra penasaran. Sementara Andara hanya bisa menutup mulutnya agar tidak berteriak. Dia bahkan mencubit pelan lengannya untuk memastikan jika yang dia lihat ini benar-benar nyata. "Aw!! sakit." gumamnya. Dia kembali melihat Celine yang terlelap di bawah selimut. "Jadi itu benar?" Andara keluar dari kamar Nicholas dan menutup pelan pintu kamar tersebut agar tidak mengganggu tidur Celine. Dia tersenyum senang dan menghampiri suami dan putranya.
"Putra mommy!!" Andara memeluk Nicholas dan mencium pipinya berulang kali.
"Mom!!" pekik Nicholas. Dia merasa risih dengan sikap ibunya. Tadi dia marah-marah dan sekarang mencium dirinya.
"Ada apa mom?" tanya Hendra
"Begini Dad, putra kita sedang mencetak keluarga baru Dirgantara." ucap Andara dengan bibir yang terus mengembang
"Really?"
"Yes Dad. Aku melihatnya sendiri. Celine ....."
"Mom!!" seru Nicholas menyela ucapan ibunya.
Andara terkekeh dan mengajak keduanya untuk berbicara di ruang keluarga saja. Lagipula banyak hal yang ingin mereka bicarakan. Terutama mengenai perjanjian yang Nicholas buat dengan Celine .
"Kenapa mommy dan Daddy pulang? Apa urusan di sana sudah selesai?" tanya Nicholas
"Memangnya kenapa jika kami pulang? Mau urusan di sana selesai ataupun tidak, kami tetap akan pulang. Kami mendapat kabar dari pak Anton jika kau menyiksa Celine. Makanya kami segera terbang ke tanah air. Tapi tidak tahunya kalian...." Andara menjeda ucapannya dan terkikik pelan
"Pak Anton? Menyiksa? Apa maksud mommy?" tanya Nicholas bingung
Andara menghela nafas dan menceritakan jika kemarin pak Anton kebingungan karena Celine tiba-tiba berteriak. Dan seharian, Nicholas dan Celine tidak terlihat keluar dari kamar. Di tambah, wajah Celine yang pucat. Hal itu membuat Andara khawatir dan memutuskan untuk pulang.
"Jadi mommy memata-matai ku?" Sentak Nicholas
"Ck... Mommy terpaksa karena khawatir dengan menantu mommy. Mommy tidak mau menantu mommy bernasib sama seperti pelayan yang mengundurkan diri karena tidak kuat dengan sikapmu. Tapi mommy lihat, hubungan kalian sepertinya semakin baik. Jadi, mommy harap kau batalkan perjanjian konyol kalian."
Nicholas melebarkan kedua matanya, dia hendak mengatakan sesuatu, tapi Andara lebih dulu menyelanya, "Sudah mommy bilang, ini semua demi kalian."
Nicholas mendengus kesal. Dia tidak menyangka jika di rumahnya ada mata-mata yang melaporkan setiap apa yang dia lakukan. Dan semua adalah ulah ibunya sendiri.
Bahkan ibunya bisa tahu mengenai perjanjian yang dia buat dengan Celine. Hah... Ibunya benar-benar hebat.
"Sekarang mommy tanya, bagaimana perasaanmu terhadap Celine ? Apa selama bersama, kau tidak merasakan sesuatu di hatimu, Nick?" tanya Andara
Nicholas terdiam. Dia teringat saat pertama bertemu dengan Celine , interaksi keduanya yang semakin lama semakin dekat. Dia akui, saat berada di dekat Celine , dia merasa nyaman, jantungnya berdetak tidak beraturan, bahkan seluruh tubuhnya bergetar hebat. Entahlah, dia tidak bisa mengartikan apa yang dia rasakan saat ini.
"Nick!!" panggil Andara
Nicholas menatap Andara dan Hendra bergantian. Dia hendak mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba terdengar suara keributan di luar sana.
"JANGAN MENYENTUHKU, SIALAN!! "
"Apa yang terjadi?" Nicholas meminta Andara membawanya kedepan. Tapi sesampainya di sana, dia justru dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang sangat tidak dia harapkan.
"Jenny!!" lirih Nicholas
Jenny yang sedang di cekal oleh penjaga, seketika mengembangkan bibirnya. Dia menyentak tangan penjaga dan berlari memeluk Nicholas. "Nick!! Aku merindukanmu." ucap Jenny
"Apa yang kau lakukan, hah?" teriak Andara. Dia melepas paksa pelukan Jenny dari putranya.
"Tante!!" Jenny menunduk berpura-pura sedih. Dalam hati dia mengumpat karena tidak menyangka jika orang tua Nicholas ada di sana.
"A-ada yang ingin aku bicarakan denganmu, Nick. Hanya berdua." seru Jenny
"Apa yang....." ucapan Andara terhenti saat Nicholas mengangkat tangannya agar ibunya diam.
"Tinggalkan kami mom!!" pinta Nicholas
"Tapi Nick..."
"Hanya sebentar." sela Nicholas
Andara mendengus kesal dan menatap sinis Jenny. Dia menarik suaminya masuk kedalam. Dia berharap Nicholas tidak melakukan hal yang bodoh atau termakan oleh ucapan wanita ular itu.
"Katakan!!"
Jenny tersenyum dan bersimpuh di depan Nicholas , "Aku ingin minta maaf, Nick. Aku akui aku salah. Selama ini, aku sudah di bohongi oleh Rian. Dia mengatakan padaku jika kau tidak benar-benar mencintaiku. Bahkan dia berkata bahwa kau cacat permanen. Untuk itu aku...."
"Hanya itu?" sela Nicholas
"Nick!!"
Nicholas tersenyum sinis. Bagaimana mungkin dia melamar Jenny jika dia tidak benar-benar mencintainya? Bahkan dengan lantang wanita itu menolak lamarannya hanya karena dia cacat.
"Sekarang kau boleh pergi!!" ucap Nicholas.
Jenny terlihat geram, karena secara tidak langsung, Nicholas sudah menolaknya. Dia melihat sekilas bayangan seseorang, kemudian muncul ide gila. Jenny tiba-tiba berdiri dan mencium bibir Nicholas.
Nicholas melebarkan kedua matanya. Dia mendorong tubuh Jenny dan berteriak, "Apa yang kau lakukan, hah?"
"Nick!!"
Deg
Kalo itu penjagaku udah ku kasih sp 3 ..😡
Rumah mewah koq kayak rumah kontrakan 😂😂
Ada SOP nya kan kalo ada tamu, ga bisa maen kasih masuk langsung gitu..
Di tatar ama kasih penyuluhan tata tertib jon desk dll itu thor 😉😉😁😁