Jianying adalah seorang permaisuri dari dinasti Han yang sangat dibenci oleh suaminya sendiri, yaitu Kaisar Han.
Semua itu karena Jianying adalah putri dari kaum kafir, kaum yang dari dulu selalu menentang kedaulatan Kerajaan.
Jianying yang cinta mati pada Kaisar melajukan segala cara untuk menarik perhatian Kaisar sampai harus berbuat hal kejam dengan mencelakai selir kesayangan Kaisar yaitu Limei.
Kaisar yang marah besar lantas menghukum mati Jianying dan seluruh keluarganya.
Tapi bagaimana jika Jianying yang telah di penggal kepalanya oleh Kaisar ternyata di beri kesempatan hidup ke dua?
Apa yang akan dilakukan oleh Jianying untuk merubah nasibnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan aku
"Apa yang terjadi saat ini?"
"Aku rasa, Kaisar mamang sudah memiliki perasaan lebih pada Permaisuri" Ucap wanita yang lagi-lagi bersembunyi di balik rak buku.
"Apa kau yakin?" Tanya pria berjenggot itu.
"Aku melihat sendiri bagaimana Kaisar menatap Permaisuri. Kilat di matanya menunjukkan kemarahan saat Permaisuri berdekatan dengan laki-laki lain"
"Apa yang di katakan Li Mei benar. Kaisar tampak begitu marah saat ini. Dia bahkan sedang berada di dalam kamar Permaisuri. Sepertinya kita harus lebih cepat lagi untuk menyingkirkan Permaisuri sebelum Kaisar menyadari perasannya" Sahut seorang yang begitu gagah itu membenarkan ucapan wanita itu yang ternyata adalah Selir Li Mei.
"Kau benar. Tapi tidak mungkin saat ini kita bergerak dengan cepat mengingat dua menteri yang kita jadikan umpan sudah tertangkap. Kita tunggu sampai reda dulu karena aku yakin Kaisar pasti sedang menyelidiki semuanya" Pria berjenggot itu lebih memilih aman untuk saat ini.
"Baiklah Paman. Aku juga harus kembali merebut perhatian Kaisar lagi. Kalau perlu aku harus menjalankan rencana kita yang sempat tertunda"
"Hemm, kau lakukan saja rencana kita waktu itu. Aku yakin dengan itu hubungan Kaisar dan Permaisuri kembali menjauh. Sementara aku akan mengambil peranku sendiri," Pria yang berdiri dengan gagah itu menyetujui rencana Li Mei.
🌺🌺🌺🌺🌺
Setelah kejadian di mana Shun Yuan merenggut kesucian Jian Ying secara paksa, sikap.Jian Ying justru semakin dingin. Meski Shun Yuan terus berusaha mendekat pada Jian Ying, tapi semua itu tiada artinya bagi Jian Ying.
Jian Ying justru semakin membenci Shun Yuan yang bersikap manis dan hangat kepadanya. Bagi Jian Ying, Shun Yuan sudah tidak berarti apa-apa lagi. Jika bukan demi orang tuanya, Jian Ying tak akan mau bertahan di sana.
Sementara dia belum mendapatkan petunjuk apapun tentang siapa pelaku fitnah yang sebenarnya. Pasalnya Jian Ying tak punya siapa-siapa di sana. Tidak ada orang yang bisa membantunya sama sekali. Jian Ying benar-benar seorang diri, tentu saja hal itu akan membuatnya semakin sulit untuk bergerak dan menyelidiki semuanya.
"Entah apa yang akan terjadi setelah ini. Aku tidak tau lagi karena semua alurnya berubah. Kenapa aku harus kembali lagi kalau jalan ceritanya sepeti ini. Lebih baik aku tidak usah kembali, mati bersama keluargaku mungkin lebih baik meski harus mati dengan fitnah yang masih melekat" Gumam Jian Ying sambil menatap ikan yang berenang dengan lincah pada kolam di depannya.
"Ayah, Ibu, Kakak. Maafkan aku yang tak berguna ini" Jian Ying menunduk bersamaan dengan air matanya yang tak bisa ditahan lagi.
Dia benar-benar tak kuat lagi, menahan rasa itu seorang diri. Rasanya begitu sakit tak tertahankan. Semuanya hancur, hidupnya, keluarganya, cintanya. Tak ada lagi yang bisa Jian Ying harapkan untuk kebahagiaannya.
"Seandainya aku dilahirkan kembali, aku tidak ingin jatuh cinta pada Shun Yuan. Aku tidak ingin mencintai orang yang begitu sulit ju gapai. Aku tidak kau hidupku hancur untuk kedua kalinya"
Punggung Jian Ying terus bergetar itu ternyata di lihat oleh Shun Yuan sejak tadi. Pria yang berdiri tak jauh dari Jian Ying itu juga bisa mendengar dengan jelas apa yang di ucapkan oleh Jian Ying.
"Maafkan aku karena aku terlalu dalam menyakitimu A-Ying. Tapi apa maksudmu tadi, tidak ingin kembali? Apa yang sebenarnya terjadi?" Shun Yuan juga merasakan nyeri di dadanya ketika mendengar suara tangisan Jian Ying. Apalagi dialah penyebab tangisan pilu itu.
Harusnya dia sudah membebaskan kedua orang tua Jian Ying beserta Kakaknya. Tapi sampai saat ini Shun Yuan justru masih menahannya karena ingin memancing para pelakunya keluar. Di samping itu, Shun Yuan masih menahan mereka karena dia tak ingin kehilangan Jian Ying.
Shun Yuan takut jika Jian Ying akan meninggalkannya karena Orang tuanya sudah bebas seperti yang sering Jian Ying katakan. Jadi Shun Yuan memilih menahan mereka untuk sementara waktu. Sampai pelaku fitnah itu di temukan, juga sampai Jian Ying bersedia memaafkannya.
"Tidak papa jika kau tak ingin mencintaiku saat kau dilahirkan lagi. Tapi justru aku yang akan mencintaimu. Akan ku tebus semua yang pernah aku lakukan kepadamu"
Sekarang pun, Shun Yuan ingin selalu dekat dengan Jian Ying. Tak peduli bagaimana Jian Ying mengacuhkannya, tapi Shun Yuan terus berusaha untuk mendekat.
Dia juga perlahan mulai menyadari kalau perasaannya pada Jian Ying itu adalah cinta. Tak mungkin lagi jika dia tidak mencintai Jian Ying karena setiap hari dan setiap saat pikirannya selalu di penuhi dengan Jian Ying.
"Hemm!!" Shun Yuan berdehem untuk membuat Jian Ying menyadari keberadaannya.
Benar saja, Shun Yuan melihat bagaimana Jian Ying menghapus air matanya dengan cepat. Wanita itu juga secepat mungkin merubah ekspresi wajahnya yang semula sendu mejadi begitu dingin.
Jian Ying merasakan bahunya di selimuti dengan sesuatu.
"Di luar begitu dingin, kenapa masih di sini malam-malam begini?" Shun Yuan ternyata menyelimuti tubuh Jian Ying yang hanya di balut hanfu tipis dengan mantelnya.
"Kaisar tidak perlu repot" Jian Ying ingin melepas mantel yang memiliki bulu halus itu, namun buru-buru di cegah oleh Shun Yuan.
"Pakailah, aku sama sekali tidak merasa direpotkan"
"Kenapa kau malam-malam berada di sini, udara di sini semakin dingin saat malam mulai larut"
Lagi-lagi Shun Yuan tidak mendapatkan jawaban apapun dari Jian Ying. Meski kecewa, tapi Shun Yuan sadar karena dulu sikapnya pada Jian Ying pun begitu.
Kini dia tau bagaimana rasanya di abaikan dan tak di anggap. Ternyata rasanya begitu sakit tak tertahankan. Pantas saja jika Jian Ying begitu membencinya. Jika Shun Yuan tidak punya rasa malu, dia pasti sudah menangis saat ini.
"Ayo masuk, biar ku antar!" Shun Yuan ingin meraih tangan Jian Ying namin Jian Ying kembali menjauhkan tangannya lebih dulu.
"Saya bisa sendiri!" Jian Ying mulai beranjak.
"Biar ku antar!!" Shun Yuan tetap memaksa meski Jian Ying menolak dan dia tidak peduli akan hal itu.
"Kaisar!!" Tiba-tiba Kasim Bao datang dengan terburu-terburu menghentikan Jian Ying dan Shun Yuan.
"Ada apa Kasim Bao?" Shun Yuan terlihat kebingungan.
"I-itu, Selir Li Mei jatuh pingsan!" Jawab Kasim Bao dengan gugup dan terengah-engah.
"Apa? Pingsan?"
tetap semangat dan terus berkarya /Determined/
tapi apapun itu, terimakasih untuk cerita yg indah dan sangat sarat makna..
bahagia mmg hrs diciptakan bukan diangankan saja
kayaknya bakal mirip bara bere nggak ya...???