Deva adalah seorang anak yang selalu mendapat perlakuan tidak adil dari kedua orang tuanya. Dia sering dibedakan dibandingkan dengan adik-adiknya. Suatu hari, Deva dijebak oleh teman-temannya di sebuah diskotek dan diberi minuman keras tanpa sepengetahuannya. Akibatnya, Deva menjadi korban pemerkosaan oleh seorang pria yang tidak dikenal, yang ternyata merupakan seorang psikopat kejam. Kejadian itu mengubah hidup Deva secara drastis.
Baskara, pria yang telah melakukan tindakan keji terhadap Deva, seringkali menunjukkan perilaku psikopat karena kesepian dan kurangnya kasih sayang dari kedua orang tuanya. Rasa frustrasi yang dialami Baskara membuatnya melampiaskan kemarahan kepada orang-orang di sekitarnya. Meskipun alasan tersebut tidak dapat membenarkan perbuatan keji Baskara, namun hal tersebut menjadi cara baginya untuk meredakan emosi dan melupakan kesepiannya.
Apakah Baskara akan berubah setelah kejadian tersebut? Yuk simak terus ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aprilia Agista07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
Padahal bukan karena aku tidak ingin nasi goreng dengan suiran daging ayam atau sapi, tapi benar apa yang dikatakan Baskara bahwa aku takut daging yang sedang Baskara olah untuk topping nasi goreng, terbuat dari daging manusia.
"Baiklah calon istriku, sekarang kamu lebih baik mandi dan berpakaian rapi, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat dan aku tidak ingin mendengar penolakan dari ku" aku mengangguk dan langsung berjalan ke arah kamar mandi, aku sangat takut jika harus menolak keinginan Baskara.
Di dalam kamar mandi aku sengaja mengulur waktu, entah mengapa aku semakin merasa takut kepada Baskara, mau tidak mau aku harus bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh Baskara, jika tidak aku takut Baskara mengamuk dan khilaf akan mengha-bisiku.
"Deva! Apa kamu pingsan di kamar mandi? Ini sudah 50 menit kamu berada di dakam kamar mandi, perlu aku dobrak pintunya Deva?" Saat aku sedang berendam did dalam bathtub, Baskara memanggil-manggil nama ku dari luar kamar mandi.
"Tunggu, aku sangat rileks berendam di dalam bathtub, aku nyaman, tolong berikan aku waktu sebentar lagi" jawabku, kali ini aku tidak berbohong karena aku memang sangat menikmati berendam di dalam bethtub.
"Baiklah."
Dan akhirnya setelah satu jam aku berada di kamar mandi aku memutuskan untuk mengakhiri ritual mandiku, aku langsung berpakaian di dalam kamar mandi karena aku tidak mau berjalan keluar dari kamar mandi hanya mengenakan komono saja.
"Ayo calon istriku, semuanya sudah siap" Baskara langsung menyambutku dan menyuruhku untuk menikmati santapan hidangan yang telah dia sediakan.
Pertama tama aku meminum air putih dulu, aku tidak langsung memakan makanan atau meminum susu yang Baskara buatkan, ada rasa ragu untuj aku mencicipinya karena aku takut makanan dan minuman ku telah di beri racun .
"Ahh lama! Terlalu buruk fikiran mu padaku!" Herdikan Baskara lalu dia meminum sedikit susu yang dia buatkan untukku dan memakan sedikit Nasi goreng tanpa daging yang dj buatkan nya juga untukku.
Aku merasa kenapa Baskara seperti bisa membaca fikiranku, setial apa yang aku pikirkan pasti dia tahu.
"Maaf" hanya satu kalimat yang keluar dari mulutku, lalu aku meminum susu dan memakan sarapan yang sudah dia buat
"Deva, hari ini aku akan mengajakmu jalan jalan ke suatu tempat yang sangat indah, tenang saja aku tidak akan menyakiti mu selagi kamu tidak macam-macam." Ajak nya, aku sedikit mual ketika melihat Baskara memakan daging yang ada di nasi goreng nya dengan extra telur mata sapi yang setengah matang, saat dia memakan Nasi goreng nya terlihat ada sedikit cairan merah seperti d4rah yang keluar dari toping daging untuk nasi goreng yang sudah dia panggang.
"Iya Bas, ayo" jawabku.
Setelah menghabiskan sarapan aku dandan terlebih dahulu, dan ketika semuanya sudah selesai kami pun berjalan ke arah parkiran hotel.
"Dev, kok kamu nggak nanya mau aku ajak ke mana? Biasanya kamu paling kepo dan paling banyak bertanya" tanya Baskara dengan nada suara yang sangat ceria, kali ini Aku sudah sedikit terbiasa, dengan mood nya yang sering berubah .
"Karena aku percaya, kemanapun kamu mengajak ku aku yakin dan aku percaya kamu pasti akan melindungi dan tidak akan menyakitiku beserta calon anak kita." Jawabku, aku sengaja bilang seerti itu agar mood Baskara terus terusan baik.
"Bagus, memang seharusnya kamu berpikiran positif kepada calon suami mu" ucap nya bangga.
Aku sekarang menaiki mobil sport miliknya, entah berapa mobil yang ia punya, setial aku pergi dengannya pasti tidak pernah menggunakan mobil yang sama.
"Bas, kamu punya mobil berapa bini sih sampai ganti ganti terhs? " Tanya ku.
"Banyak, parkiran yang tadi kita datangi itu parkiran khusus mobilku semua, kalau untuk kendaraan tamu beserta karyawan beda lagi tempat parkirNnya." Jawab Baskara.
Aku melongo, mendengar penjelasan darinya, mobil di parkiran yang aku datangi tadi sangatlah banyak, mungkin ada sekitar 30 mobil dan semuannya menurutku mobil mobil mewah.
"Deva, ketima kamu nanti sudah melahirkan, aku akan memberikanmu kendaraan, kamu tinggal pilih saja mau yang mana!"
***
Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga jam, aku tiba di sebuah rumah yang sangat mewah Namun jauh dari tetangga, Saking luasnya rumah ini bahkan halaman nya pun 15 kali lebih besar dibandingkan rumah ku, dari gerbang pertatama saja ke pintu utama sangatlah jauh.
"Bas, ini rumah siapa? Bagus banget." Refleks aku langsung memuji rumah yanh ada di hadapanku ini, rumahnya sangat mewah dengan cat warana cream, gayanya sangat klasik dan elegan.
"Rumah kedua orang tuaku, kita kan mau menikah jadi aku akan mengenalkan kamu kepada kedua orang tuaku." Jawab Baskara.
"Bas, kenapa kamu nggak bilang dulu padaku kalau akh mau di bawa untuk dikenalkan kepada medua orang tuamu? Kalau aku tahu kungkin aku akan berpenampilan lebih sopan lagi dan lebih formal lagi di bandingkan dengan ini." Aku protes kepada Baskara karena aku sekarang hanya mengenakan baju dress hamil seperti ibu hamil yang hanya ingin jalan jalan me taman.
"Pantas kok, kamu cantik menggunakan baju ini" puji Baskara dengan tatapan yang lurus ke depan.
Saat membuka pintu utama ada beberapa asisten rumah tangga yang sedang beres beres rumah, seertinya sekarang memang jam asisten rumah tangga untuk bersih-bersih di rumah ini.
"Ehh den Bas, ibu dan bapak lagi ada di taman belakang, sebentar lagi mereka akan pergi ke Australia untuk urusan bisnis nya." Salah satu asisten rumah tangga menyambut kami, aku merasa beberapa asisten lainya menatapku dengan tatapan heran, wajar saja mereka heran karena mungkin majikan nya tiba-tiba membawa seorang perempuan hamil ke rumah ini.
semangat nulisnya
yakinkan deva bas kalau kamu bisa berubah jadi orng yg lebih baik
jangan sampai sikap mu membuatmu jauh dari deva
di tunggu kelanjutannya thor😊
makasih up nya 🤗
semangat thor ditunggu up.nya